Rugi 50 Juta Karena Warung Kopinya Dijarah Saat Kerusuhan 22 Mei, Rajab : Mulai Dari Nol Lagi

Rajab : Seratus perak aja diambil

Aksi 22 Mei kemarin tak lantas begitu saja selesai, tapi ternyata meninggalkan efek yang merugikan bagi beberapa orang.

Salah satunya adalah seorang pemilik warung kopi bernama Rajab, warung kopinya jadi sasaran penjarahan massa perusuh.

Warung kopi Rajab pasca dijarah | www.google.com

Ia menutup warungnya pada hari Rabu 22 Mei pukul 22.00 WIB karena berniat untuk istirahat di rumah. Namun tak lama kemudian ia mendapatkan kabar bahwa warung kopinya dijarah. Ia makin kaget karena mengetahui tak ada barang dagangan yang tersisa sama sekali di warung kopinya.

"Soalnya saya udah lelah saya pulang, udah nggak kuat. Kita kan dari tanggal 21 di sini, nggak pulang-pulang. Tanggal 22 udah lelah ya kita pulanglah ya," kata Rajab saat ditemui di warung kopinya, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat (Detik.com).

Mengetahui itu, Rajab merelakan dan pasrah barang dagangannya ludes dijarah oleh massa perusuh. Rajab menganggap bahwa insiden yang menimpanya ini karena barang dagangannya tersebut belum jadi rejekinya.

"Pas kejadian anak-anak telepon kita kasih kabar 'ini dijarah-jarah' katanya. Udahlah buka rezeki kita, rezeki orang itu. Ya udahlah, mau bikin apa kita, ya kan? Namanya massa, he-he. Kalau perorangan kita bisa cari orangnya, he-he," kata Rajab.

Lemari pendingin dan uangnya yang ada di warung dibobol, selain itu barang dagangannya seperti tokok dan makanan juga disikat habis oleh para penjarah.

"Rokok minuman, indomie, kopi. Ada (uang), sekitar Rp 8 jutaan. Iyalah diambil, orang seratus perak juga diambil, nggak disisain. Minuman itu (dalam kulkas) punya saya semua itu. Habis semua udah, nggak ada, dari nol lagi kita berdiri," lanjutnya.

Ia menakar total kerugian yang dialaminya mencapai Rp 50 juta rupiah. Rajab berusaha menguatkan hatinya dan mengatakan akan tetap berjualan di tempat yang sama.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, mengatakan aksi 22 Mei berdampak pada aktivitas bisnis dan perdagangan di ibu kota.

Ia mengatakan kerugian akibat aksi protes selama dua hari tersebut diperkirakan mencapai Rp 1 sampai 1,5 triliun.

"Dengan jumlah kios sekitar 80 ribu kami perkirakan kerugian bisa mencapai Rp 1-1,5 triliun. Ini belum termasuk kerugian di sektor bisnis lain seperti pemilik kafe, restoran, transaksi perbankan dan pelaku usaha yang meliburkan karyawannya," kata Sarman (Tempo.co).

"Melihat kenyataan di atas,maka omzet pedagang dan perputaran uang yang disetor perdagangan di Jakarta mengalami kerugian yang tidak sedikit," kata Sarman.

Sarman Simanjorang | metro.tempo.co
Artikel Lainnya

Melihat dampaknya seperti yang diberitakan tersebut, bagaimana pandanganmu soal aksi demo yang tertib dan tak merugikan masyarakat lain?

Tags :