Review Maleficent: Mistress of Evil, Memudarnya Hubungan Antara Ibu dan Anak

Dalam film ini kita akan melihat pergolakan batin seorang ibu yang ragu melepaskan puterinya untuk menikah. Meskipun pernikahan tersebut bermaksud baik yaitu untuk menyatukan kerajaan manusia dan peri yang selama ini bermusuhan.

Maleficent pun akhirnya diundang ke istana untuk makan malam dan selama perjamuan itu tidak ada hentinya Queen Inggrit mencoba memancing amarah Maleficent dengan mengatakan bahwa Aurora harus tinggal di Istana dan berjauhan dengan dirinya.

Tidak rela melepaskan puteri kesayangannya, Maleficent pun mengamuk dan membuat takut semua orang, tak terkecuali raja yang tiba-tiba jatuh sakit dan terkena kutukan misterius. Melihat hal itu, Queen Inggrit akhirnya menuduh Maleficent sebagai orang yang memberikan kutukan buruk kepada sang raja. Maleficent pun kesal dan pergi meninggalkan Aurora. Kepergian Maleficent membuat hubungan antara manusia dan peri kembali memburuk.

Tak disangka, ternyata Queen Inggrit memiliki dendam pribadi kepada para peri dan ingin menghancurkan mereka melalui pernikahan ini. Ia ingin menguasai seluruh kerajaan Moors dan untuk melakukan hal itu ia berencana membunuh semua peri.

Hubungan antara Aurora dan Maleficent pun kembali diuji. Keduanya mulai mempertanyakan arti keluarga yang sebenarnya, ditambah lagi ketika Aurora harus dihadapkan pada pilihan sulit antara memilih calon ibu mertuanya atau ibu angkatnya. Akankah hubungan diantara keduanya akan membaik?

Tak hanya itu, pada sekuel film ini kita juga akan melihat bangsa Fey lain yang merupakan kerabat dari Maleficent yang tidak ada di film sebelumnya. Mereka tinggal di sebuah tempat yang jauh dari manusia dan hidup bersama dengan alam serta melestarikannya. Berbeda dengan manusia yang ingin merusak alam dan memusnahkannya.

Untuk menyambut perilisan film Disney’s “Maleficent : Mistress of Evil” yang sudah mulai tayang tanggal 16 Oktober di seluruh bioskop Indonesia, Disney Indonesia menghadirkan kolaborasi spesial dengan para seniman dan desainer lokal berbakat untuk menginterpretasikan kisah Maleficent dengan cara yang unik dan spesial.

Tema yang diusung adalah “Saints Evil and Between: A special Art and Fashion Collaboration Inspired by Disney’s Maleficent: Mistress of Evil,” Kolaborasi ini melibatkan sepuluh seniman dan desainer Indonesia yaitu Anis Kkurniasih, Aurora Santika, Dian Suci Rahmawati, Nus Salomo, Han Chandra, Atreyu Moniaga dan Robby Garsia dari proyek Atreyu Moniaga (AMP), Albert Yanuar, Andreas Odang dan Imelda Kartini.

Kesepuluh seniman berbakat tersebut akan menampilkan enam karya spesial yang menampilkan instalasi sayap ikonik Maleficent dalam berbagai desain. Karya-karya tersebut nantinya akan ditampilkan pada area spesial Disney’s Maleficent Mistress of Evil bersama dengan beberapa instalasi menarik lainnya yang juga terinspirasi dari kisah ikonik Maleficent. Berlokasi di North Space, Ground Floor, Senayan City Jakarta. para pengunjung dapat mengunjungi area spesial tersebut mulai dari 10 Oktober hingga 3 November 2019.