PPDB Sistem Zonasi Tuai Banyak Korban, Kini Keponakan Mendikbud Tak Lolos!

Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika
Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika | news.detik.com

Wah keponakan menteri aja nggak lolos!

Dunia pendidikan di Indonesia memang tak lepas dari beragam persoalan, mulai dari hal-hal negatif yang sering terjadi di lingkungan sekolah hingga stigma negatif terkait tidak maju-majunya pendidikan Indonesia setelah 73 tahun merdeka.

Dan yang terbaru adalah terkait hal yang cukup mendasar, yakni penerimaan siswa-siswi yang kini memakai sistem zonasi, lebih lanjut dilansir dari detikcom, Senin (24/6/2019). Sistem yang lebih familiar disingkat PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru tersebut dikabarkan mulai mengimplementasikan penerimaan secara merata dengan menggunakan sistem zonasi.

Tak heran, dari perubahan seperti ini, tak sedikit dari orangtua wali murid yang rela mengantri bahkan menginap di sekolah terdekat agar anaknya diterima, secara teknis memang sistem ini mengacu pada jarak antara rumah siswa dan sekolah. Namun meski diyakini bisa memeratakan pendidikan, ibarat peribahasa tak ada gading yang tak retak, kecurangan-kecurangan itu pasti ada.

Keponakan menteri tidak lolos!

Salah satunya kabar yang paling mencolok adalah perihal si kembar, Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika tidak lolos dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sistem zonasi di Sidoarjo. Keduanya merupakan keponakan Mendikbud Muhadjir Effendy.

Cinania dikabarkan mendaftar melalui jalur prestasi (japres) non akademik, yakni yang bermodal prestasi selama ia mengikuti olahraga Kejurnas Pencak Silat. Sementara Cantika bermodal prestasi lomba story telling tingkat nasional dan lomba film indie tingkat nasional.

Keduanya merupakan alumnus SMP Muhammadiyah I Sidoarjo, dalam sistem zonasi lalu, keduanya mendaftar di SMA Negeri I Sidoarjo, namun alang tak dapat dihindari, keduanya gagal masuk SMA tersebut.

Anak kami si kembar ini mendaftarkan PPDB sistem zonasi melalui japres non akademik. Namun keduanya gagal masuk SMA Negeri I Sidoarjo, kata sang ayah, Anwar Hudijono kepada wartawan di rumahnya, Senin (24/6/2019).

Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika
Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika | news.detik.com

Meski keduanya merupakan keponakan Mendikbud, selaku wali murid pihaknya mengaku legowo, dan bisa menerima keputusan pihak panitia PPDB di Sidoarjo.

Kami Sekeluarga tidak mempersalahkan keputusan tersebut, kami sekeluarga sudah legowo. Apalagi si kembar sudah enjoy masuk di SMAMDA II Sidoarjo, imbuh Hudijono.

Pria yang tinggal di Perum Pondok Jati Blok AK 13 Kota Sidoarjo itu menjelaskan jika rumahnya dengan SMA Negeri I Sidoarjo itu kurang lebih berjarak sekitar 2,4 kilometer, dan memang si kembar memilih SMA Negeri I Sidoarjo itu karena mengikuti jejak kakaknya, namun apa daya, keduanya tidak lolos.

Sebenarnya memang banyak teman-teman yang menanyakan, kenapa tidak bisa masuk di SMA Negeri I Sidoarjo. Padahal memiliki prestasi di tingkat nasional. Tapi kami yakin itu keputusan terbaik dari panitia PPDB Sidoarjo, terangnya.

Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika
Al Uyuna Galuh Cintania dan Al Uyuna Galuh Cantika | news.detik.com
Artikel Lainnya

Meski kedua putrinya tidak lolos, pria yang merupakan adik kandung dari Mendikbud, Muhadjir Effendy itu meyakini jika sistem zonasi adalah sistem yang terbaik, harapannya dari sistem ini pendidikan akan merata, termasuk sekolah-sekolah yang ada dipinggiran kota Sidoarjo.

Yang terpenting si kembar itu sudah berusaha. Selebihnya semua diserahkan kepada Allah. Apapun keputusannya kami terima, insya Allah di SMAMDA ini merupakan keputusan Allah yang terbaik, lanjutnya.

Tags :