Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, Warga Selamatkan Diri

Pergerakan tanah di Cianjur
Pergerakan tanah di Cianjur | regional.kompas.com

Pergerakan tanah di Cianjur disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi

Fenomena tanah bergerak terjadi di dua wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Fenomena ini disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi sejak awal tahun 2020. Kini, pergerakan tanah di Cianjur semakin luas sehingga ratusan warga pun mengungsi.

1.

Hektaran sawah gagal tanam

Pergerakan tanah di Cianjur
Pergerakan tanah di Cianjur | independensi.com

Pergerakan tanah pertama kali terjadi Kampung Cibadak, RT 002/008, Desa Sukamahi, Kecamatan Haurwangi, Sabtu (4/1/2020), pukul 10.00 WIB. Kemudian, retakan tanah terjadi lagi di Kampung Cibolang, RT 004/002, Desa Wargaasih, Kecamatan Kadupandak, Rabu (8/1/2020), pukul 18.00 WIB.

Menurut keterangan yang diberikan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Mokh Irfan Sofyan, peristiwa retakan tanah ini tidak menyebabkan korban jiwa maupun korban luka.

Meski demikian, satu rumah warga mengalami kerusakan yang cukup berat hektaran sawah dipastikan gagal tanam. Selain itu, Iran juga mengatakan bahwa ada ratusan warga Kampung Cibadak yang mengungsi karena peristiwa ini.

Baca Juga: Jokowi Pulang, Benarkah Kapal China Kembali dan Makin Banyak di Natuna?

2.

Retakan tanah di dua kampung

Pergerakan tanah di Cianjur
Pergerakan tanah di Cianjur | regional.kompas.com

Menurut Irfan, jumlah warga yang mengungsi dari perkampungan terdampak retakan tanah berjumlah sekitar 182 jiwa dan 55 kepala keluarga. Para penduduk ini mengungsi ke rumah warga yang aman dan juga ke pondok pesantren yang lokasinya tidak terlalu jauh.

Untuk retakan tanah di Kampung Cibadak, terdapat dua garis retakan sepanjang 150 meter dengan kedalaman 2 hingga 2,5 meter dan celah retakannya 30 hingga 50 cm. Sementara itu, di Kampung Cibolang terdapat retakan sepanjang 200 meter dengan kedalaman 50 cm dan celah tanah sekitar 2 meter.

“Hanya satu garis retakan namun celahnya cukup besar sehingga dipastikan lahan sawah gagal tanam,” ujar Irfan, dikutip dari Kompas.com. Saat ini, pihak BPBD Kabupaten Cianjur telah menugaskan retana (relawan tanggap bencana) di dua lokasi itu.

Baca Juga: Dituntut Mundur Usai Banjir Jakarta, Ratusan Massa Gelar Demo Bela Anies di Balkot!

3.

Fenomena retakan tanah ditelaah para peneliti

Pergerakan tanah di Cianjur
Pergerakan tanah di Cianjur | regional.kompas.com

Retana BPBD yang bertugas di Kampung Cibolang dan Cibadak disiagakan 24 jam untuk memantau kondisi tanah dan juga aktivitas warga.

“Kita juga telah mengajukan permohonan kajian ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Namun informasinya baru akan turun 16 Januari nanti,” ucap Irfan.

Paur Humas Polres Cianjur, Ipda Budi Setiayudha, mengatakan bawha retakan di Kampung Cibolang telah membuat salruan irigasi jeboh. Satu hektare sawah pun mengalami kerusakan sehingga musim awal tahun ini sawah tidak bisa ditanami.

Baca Juga: Geger Keraton Agung Sejagat Purworejo, Klaim Pimpin Dunia dan Kuasai Pentagon!

“Satu rumah warga juga terdampak rusak berat sehingga penghuninya sebanyak ttujuh anggota keluarga terpaksa diungsikan ke tempat kerabatnya yang lebih aman,” kata Ipda Budi Setiayudha.

Artikel Lainnya

Saat ini, warga di dua kampung tersebut mendapatkan bantuan dari personel gabungan tanggap bencana untuk membuat saluran irigasi yang baru untuk mengairi lahan sawah yang tidak terdampak retakan tanah. “Kalau untuk lahan sawah yang kena, untuk sementara tidak diairi dulu karena khawatir memicu pergeseran tanah kembali,” imbuh Ipda Budi Setiayudha.

Tags :