Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Filipina Diduga Pasangan Suami Istri Indonesia, Siapa Sebenarnya Mereka?

Filipina sebut pelaku bom gereja di Jolo adalah orang Indonesia. | www.pbs.org

Bikin hubungan Indonesia dan Filipina memanas!

Teror bom di gereja katedral Jolo, Filipina pada Minggu (27/1) lalu memakan banyak korban jiwa. Sebanyak 22 orang dinyatakan tewas dan 100 orang lebih mengalami luka-luka akibat insiden mengerikan tersebut.

Pelaku terorisme sebelumnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian dan militer Filipina. Namun, secara mengejutkan Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano menyebutkan jika pelaku serangan bom gereja Jolo diduga pasangan asal Indonesia yang berafiliasi dengan organisasi Abu Sayyaf.

Sontak hal ini membuat hubungan Indonesia dan Filipina memanas karena tuduhan Ano belum diverifikasi pada pemerintah Indonesia. Lalu, siapakah sebenarnya pasangan yang melakukan aksi bom tersebut?

1.

Filipina menyebut serangan itu merupakan bom bunuh diri

Duterte melihat secara langsung lokasi teror bom bunuh diri di Jolo. | www.scmp.com

Dilansir dari Liputan6.com, pihak keamanan dan militer Filipina awalnya menduga jika serangan bom ini merupakan bom jarak jauh. Namun, keterangan tersebut berubah setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan jika insiden tersebut diduga adalah bom bunuh diri. Hal ini dikuatkan dengan temuan potongan tubuh di lokasi bom.

“Menurut penyidik forensik, bagian-bagian jasad bisa jadi milik dua orang. Satu di dalam gereja dan satu lainnya di luar, “ ucap Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

2.

Ano mendapatkan sumber yang mengatakan jika pelaku adalah orang Indonesia.

Delfin Lorenzana (Kiri) dan Eduardo Ano (Kanan) menduga jika pelaku serangan bom bunuh diri adalah orang Indonesia. | theaseanpost.com

Sempat menjadi simpang siur siapa pelaku yang awalnya diduga anggota Abu Sayyaf. Eduardo Ano mengatakan jika pelaku serangan di duga adalah pasangan asal Indonesia. Hal ini diungkapnya setelah mendapatkan keterangan saksi dan sumber yang tidak dia sebutkan namanya.

“Mereka orang Indonesia. Saya yakin mereka orang Indonesia,” ucap Ano dilansir dari CNN Philippines pada Jumat (1/2) kemarin. Ano menyebut pria Indonesia yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri tersebut bernama Abu Huda dan disinyalir telah cukup lama tinggal di Provinsi Sulu, Filipina. Sedangkan pelaku kedua adalah istri dari Abu Huda yang tidak disebutkan namanya.

Kedua pasangan ini menurut Ano melakukan bom bunuh diri untuk memberi contoh kepada organisasi Abu Sayyaf yang sebelumnya tidak pernah melakukan hal serupa.

3.

Abu Sayyaf, ISIS, dan Indonesia

Jaringan teroris Abu Sayyaf diketahui berafiliasi dengan ISIS yang juga kerap muncul di Indonesia. | www.straitstimes.com

Dalam penjelasannya, Ano juga mengatakan jika pasangan Indonesia tersebut mendapatkan bantuan akses dari Abu Sayyaf dan berafiliasi langsung dengan ISIS untuk melakukan aksi terorisme. Abu Sayyaf sendiri merupakan organisasi militan yang berada di Filipina Selatan yang memiliki hubungan dekat dengan ISIS.

Beberapa tahun ini, jaringan Abu Sayyaf memang mulai menyebar di negara ASEAN termasuk di Indonesia. Namun, Abu Sayyaf diduga jarang melakukan aksi bom bunuh diri berbeda dengan jaringan ISIS yang berada di Indonesia yang kerap melakukan aksi bom bunuh diri.

Karena itu, terdapat kecurigaan besar dari pemerintah Filipina bahwa pelaku bom bunuh diri adalah warga asing. Melansir CNN Philippines, Ano Menyatakan bahwa ia melakukan pengawasan ketat terhadap teroris asing yang berpotensi melakukan aksi serupa.

4.

Kemlu RI sesalkan pernyataan sepihak Filipina

Kemlu RI menyealkan pernyataan sepihak Filipina yang mengatakan pelaku terorisme adalah orang Indonesia. | www.kemlu.go.id

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI sempat menyesalkan pernyataan pemerintah Filipina yang menyebut pelaku terorisme gereja Jolo adalah pasangan suami istri asal Indonesia. Hal ini karena pemerintah Filipina sama sekali tidak melakukan komunikasi dan verifikasi terlebih dahulu.

“Kita sangat menyesalkan pihak Filipina untuk kesekian kalinya membuat pernyataan tentang WNI terlibat tindakan terorisme di Filipina tanpa proses verifikasi terlebih dahulu,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Kemlu, Lalu Muhammad Iqbal dikutip dari detik.com, Jumat (1/2).

Artikel Lainnya

Semoga pernyataan pemerintah Filipina ini segera dikonfirmasi pada pemerintah Indonesia. Karena, bukan tidak mungkin dengan adanya tuduhan ini menimbulkan ketegangan dalam hubungan Indonesia – Filipina dan menyulitkan pemberantasan aksi terorisme ISIS dan Abu Sayyaf di ASEAN.

Tags :