Menolak Lupa Setahun Pandemi di Indonesia, Dari Guyonan ‘Unik’ Pejabat Kita Hingga Vaksinasi
03 Maret 2021 by Christie Stephanie KalangieSemoga pandemi ini tidak panjang umur.
Selasa (2/3/2021) merupakan satu tahun sejak pertama kali Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia, ditemani Terawan Agus Putranto yang kala itu masih menjadi Menteri Kesehatan.
Selama satu tahun pandemi Covid-19 “menjajah’’ dunia termasuk Indonesia, rasanya hampir seluruh masyarakat di negeri ini melewati banyak sekali hal yang mungkin tidak terlupakan. Apa saja itu? Mari kita simak.
BACA JUGA: Aksi Pengendara Moge yang Viral Ditendang Paspampres, Karena Terobos Istana Kepresidenan
Terawan versus peneliti Harvard University
Covid-19 yang pertama kali terkonfimasi di Wuhan, China, pada akhir tahun 2019 yang menyebar luas dengan cepat ke beberapa negara, ternyata tidak menjadi momok yang menakutkan bagi sebagaian rakyat Indonesia kala itu.
Bagaimana tidak, pejabat kita sendiri pun sempat menjadikan kasus Covid-19 sebagai guyonan, salah satunya Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.
BACA JUGA: Dipasangi Pisau, Ayam Sabung di India Malah Membunuh Pemiliknya Sendiri
Menkes berlatar dokter militer itu menjadi perbincangan di media setelah menolak kesimpulan peneliti Harvard University yang memprediksi sudah ada kasus Covid-19 di Indonesia tetapi tidak terdeteksi.
“Ya, peneliti Harvard suruh ke sini. Saya suruh buka pintunya untuk melihat. Tidak ada barang yang ditutupi,” tutur Terawan.
Pengumuman kasus pertama
Tak lama setelah itu, Presiden Jokowi dan Terawan menyatakan bahwa dua warga negara Indonesia berdomisili di Depok yang positif terjangkit virus corona SARS-CoV-2 dari seorang warga negara Jepang yang sempat berada di Malaysia.
"Orang jepang ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu siapa ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang. Ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi, yang saat itu belum memakai masker.
Protokol kesehatan 3M
Setelah itu, penggunaan masker pun menjadi tren baru dan wajib saat pandemi ini.
“Pesan yang paling penting adalah risikonya rendah apabila mereka konsisten menggunakan masker jenis apapun,” tutur Mark Loeb, Spesialis Penyakit Menular di McMaster University di Ontario, Kanada, seperti dilansir dari New York Times.
Selain memakai masker, protokol kesehatan yang wajib dilakukan adalah menjaga jarak 1-2 meter dan mencuci tangan. Satgas Covid-19 menyebutnya sebagai 3M, Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan.
PSBB diberlakukan
Tak hanya itu, pemerintah terus berupaya melakukan pemutusan mata rantai penyebaran virus Covid-19 dengan memberlakukan PSBB, atau Pembatasan Sosial Berskala Besar di berbagai daerah di Indonesia, seperti DKI Jakarta dan sekitarnya, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Bali.
Sejak PSBB mulai dijalankan, keadaan kota dan isinya pun terasa sangat sepi, seperti kegiatan di tempat umum, kegiatan sosial budaya, kegiatan transportasi, hingga kegiatan keagamaan yang tidak lagi ramai seperti keadaan sebelumnya.
Work From Home, School From Home
Demi mendukung upaya pemerintah, perusahaan atau instansi pun dilarang mempekerjakan karyawannya dengan jumlah yang normal atau jumlah karyawan yang masuk kantor sangat dibatasi.
Sistem diganti dengan bekerja dari rumah (Work From Home). Pengecualian berlaku untuk perusahaan atau instansi tertentu seperti pelayanan publik, perusahaan logistik & transportasi yang berhubungan dengan barang kebutuhan pokok atau barang penting, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
Tak hanya pekerja yang kena imbasnya, seluruh peserta didik pun harus belajar dari rumah yang diganti dengan sistem belajar online. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makrim pun turut mengambil andil dengan mengirimkan kuota internet belajar bagi peserta didik yang terdaftar.
Tagar DiRumahAja ramai, TikTok obat menghadapi kebosanan
Segala hal diupayakan agar masyarakat anteng di rumah masing-masing, apalagi sejak adanya gerakan di media sosial dengan tagar #DirumahAja yang dipopulerkan oleh Mbak Najwa Shihab, namun tetap saja rasa bosan itu terus melanda.
Akhirnya, aplikasi TikTok pun ada di saat yang tepat dengan konten konten di dalamnya yang dipercaya sebagai obat ampuh mengatasi rasa bosan di rumah.
Ada dalgona coffee, mencoba resep baru yang belum pernah dicoba sebelumnya, jualan online, konten edukasi, hingga berbagai macam joget tiktok yang setiap harinya berinovasi demi menghibur penggunanya.
Menikah di tengah pandemi
Selain itu, menikah di tengah pandemi dengan protokol kesehatan yang lengkap pun menjadi tren baru bagi masyarakat, dengan tamu undangan yang lebih sedikit, jarak antara tamu undangan, juga tidak adanya kebiasaan bersalaman langsung dengan pengantin.
Walau memang getir, tapi bahagianya tetap perlu disyukuri.
Pembuatan vaksin Covid-19 yang dikebut
Hingga satu tahun perjalanan penuh liku di Indonesia bersama virus corona, pemerintah tetap berusaha dengan berbagai cara untuk mengembangkan vaksin demi pengobatan yang dapat terus berlangsung.
Tak seperti wabah sebelumnya yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan vaksin, riset untuk mendukung pembuatan vaksin virus corona berlangsung hanya beberapa jam setelah virus dikenali. Namun, keamanan dan keefektifan vaksin untuk manusia tetap menjadi nomor satu yang harus ada.
Di Indonesia, Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 pada Januari 2020 lalu. Proses penyuntikan vaksin dilakukan di Istana Kepresidenan, dengan vaksin yang sudah diberi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Sinovac oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Penularan Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir di Tanah Air, dan sudah mencapai 36.500 lebih jumlah kematian di Indonesia, kini resmi merayakan momen satu tahun pandemi.
Akhir kata, semangat terus Indonesiaku dalam memerangi pandemi ini. Kita pasti bisa bertahan! Jangan panjang umur, Corona.