Mantan Bos Starbucks Calonkan Diri Jadi Presiden Menggantikan Trump, Rakyat Amerika Ramai-Ramai Ancam Boikot!
29 Januari 2019 by Titis HaryoEfek Amerika kebanyakan polemik nih!
Berita mengejutkan datang dari panggung politik Amerika Serikat. Miliarder yang juga mantan bos kedai kopi Stabucks, Howard Schultz mendeklarasikan keinginannya untuk maju dalam kontestasi Pilpres AS tahun 2020 mendatang. Nggak main-main, Schultz ingin menggantikan Donald Trump di masa depan.
Keinginannya ini dipicu karena semakin hari kepemimpinan Donald Trump dianggapnya semakin kacau dan suram. Belum lagi, Schultz merasa Trump memang bukan orang yang berkompeten untuk menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika.
Alih-alih mendapatkan dukungan dari para pecinta kopi, langkah Schultz justru mendapatkan banyak kecaman. Loh kok bisa?
Dari pedagang kopi menjadi politisi
Schultz merupakan salah satu CEO Starbucks yang merupakan kedai kopi paling besar di dunia. Dia menjabat sebagai bos Starbucks pada dua periode, yaitu tahun 1986 – 2000 dan 2008 – 2017 sebelum akhirnya digantikan oleh Kevin R. Johnson.
Pada tahun 2012, Schultz masuk dalam dunia politik bersama dengan Partai Demokrat dan memperjuangkan hak-hak LGBT untuk bisa menikah di Amerika Serikat.
Bukan kali ini saja mendeklarasikan menjadi presiden
Ini bukanlah yang pertama Schultz mendeklarasikannya menjadi seorang presiden Amerika. Pada awal dirinya masuk dalam dunia politik tahun 2012, Schultz juga pernah mengeluarkan pernyataan yang menunjukan keinginannya menjadi presiden.
Namun, Schultz mengurungkan niatnya saat itu karena dirinya masih belum menyelesaikan tugasnya sebagai CEO Starbucks dan akhirnya mendukung majunya Hillary Clinton dalam Pilpres Amerika tahun 2016 lalu.
Kesal dengan pemerintahan Trump
Dilansir dari CN Indonesia.com, Schultz tampak kesal dengan pemerintahan Trump beberapa tahun ini. Hal ini kerap dia tunjukan dengan beberapa pernyataan seperti warga Amerika yang sedang hidup dalam waktu yang paling rapuh.
Belum lagi, Schultz juga mengkritisi kebijakan utang Trump yang sangat buruk karena sekarang memiliki utang yang mencapai USD 21,5 triliun.
Maju sebagai poros ketiga
Keinginan Schultz kali ini sepertinya benar-benar bulat. Hal ini ditunjukkannya beberapa kali dalam wawancara di televisi CBS sembari mengatakan,“Saya serius berpikir untuk mencalonkan diri sebagai presiden.”
Namun, bukan mencalonkan diri pada partai Demokrat. Schultz malah ingin maju sebagai presiden sebagai poros ketiga atau independent.
Warga Amerika siap boikot Starbucks
Alih-alih mendukung, para pecinta kopi Starbucks malah ramai-ramai memprotes keinginan Schultz. Hal ini dikarenakan tindakan Schultz malah akan memperburuk situasi politik Amerika dan membuat Trump berpotensi menang lagi pada Pilpres Amerika 2020.
“Tolong jangan. Bangsa kita menghadapi krisis serius akibat tindakan Donald Trump, dan Anda akan membagi suara yang melawannya,” cuit mantan jaksa federal Renato Mariotti dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/1).
Dilansir dari kompas.com, warga Amerika pun siap untuk melakukan boikot besar-besaran pada Starbucks jika Schultz benar maju dalam pertarungan Pilpres Amerika 2020.
Kini warga Amerika memang sedang dipusingkan karena Presiden Trump dinilai kerap mengeluarkan kebijakan yang kontroversial dan egois. Kali terakhir, dia telah memecahkan rekor terlama Shutdown pemerintahan yang membuat banyak PNS Amerika dirumahkan dan tidak mendapatkan bayaran.
Tapi, kalau Schultz beneran jadi presiden, apakah bakal ada kebijakan Starbucks gratis setiap hari?