Kontroversi Batu Gabion Anies Seharga 150 Juta Menguat, Karang Jadi Sorotan!

Instalasi Batu Gabion
Instalasi Batu Gabion | Keepo.me

Instalasi Batu Gabion pengganti Getah-getih kini sama kontroversialnya.

Setelah instalasi Bambu Getah-Getih di Bundaran HI dibongkar dan tuai kontroversi, kini Pemprov DKI menggantinya dengan instalasi ‘Batu Gabion’. Instalasi ini berupa 3 susun batu dalam rangka besi yang membentuk seperti pot dan di atasnya ditaruh tanaman Bougenvile. Di sekitar instalasi itu dibentuk pula taman mini dengan tumbuh-tumbuhan penyerap polutan seperti sansiviera dan Loly Pop.

Instalasi Batu Gabion
Instalasi Gabion Anies | Keepo.me

Menurut Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati, instalasi Batu Gabion ini merupakan instalasi yang sederhana dan cocok dengan kondisi DKI Jakarta.

“Gabion konstruksinya sederhana dapat dikerjakan tanpa mesin berteknologi tinggi. Dapat dipasang pada lingkungan beragam, baik di tempat kering maupun di air,” ucap Suzi dikutip dari Detik.

Selain itu, instalasi Batu Gabion ini juga memiliki makna filosofis yang dianggap sesuai dengan harapan akan masyarakat Indonesia saat ini. Dilansir dari Detik, tiga gabion atau bronjong yang dipasang dengan tinggi berbeda itu melambangkan tanah, udara dan air. Sedangkan batu karang di dalam struktur besi gabion dimaknai sebagai kekuatan internal.

“Ornamen batu yang digunakan diasumsikan sebagai kekuatan internal. Batu karang (sebagai) lambang kekuatan di tengah sapuan ombak, terikat dalam satu ikatan (yang) bisa dilambangkan kesatuan,”

Baca Juga: Pangeran Saudi Akan Bangun Kota Masa Depan, Ada Transportasi Mobil Terbang!

Tentu saja kehadiran Instalasi Batu Gabion ini tak lepas dari kontroversi. Menurut beberapa warga Jakarta, instalasi tersebut dinilai kurang rapi dan tidak mempercantik kawasan bundaran HI. Meski begitu, beberapa lainnya pun tetap mengapresiasi upaya pemerintah DKI untuk mempercantik kota. Anggaran instalasi yang mencapai 150 juta menjadi salah satu kritikan yang sering dilayangkan pula.

Namun kritik terbesar bagi Batu Gabion ini berangkat dari pecinta lingkungan dan mantan presenter acara petualangan, Riyanni Djangkaru. Ia melalui akun media sosialnya menyayangkan penggunaan batu karang dalam Instalasi Batu Gabion sedangkan karang adalah salah satu makhluk hidup yang dikonservasi oleh undang-undang.

Baca Juga: Hadiri Milad FPI, Anies Baswedan: FPI Adalah Perekat Persatuan Umat dan Bangsa

Riyanni menyatakan ia sudah melihat bebatuan di instalasi tersebut dari jarak dekat dan memastikan bahwa bebatuan yang digunakan adalah karang mati yang semestinya dilindungi.

“Pas saya mendekat kelihatan memang sebagain besar pola-pola skeleton karang itu terlihat cukup jelas. Kalau liat langsung kita langsung ngeh” ucap Riyanni dikutip dari Tempo.

Ia pun mengingatkan kembali bahwa konservasi serta pemeliharaan terumbu karang sudah diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1990 dan UU Nomor 27 tahun 2007.

“Saya jadi bertanya-tanya apakah perlu ketika sebuah instalasi dengan tema laut dianggap harus menggunakan bagian dari satwa dilindungi penuh? Apakah penggunaan karang yang sudah mati ini dapat dianggap seakan 'menyepelekan' usaha konservasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan? Dari mana asal dari karang-karang mati dalam jumlah banyak tersebut?"

Pemprov DKI tak tinggal diam dengan kritik terkait penggunaan karang tersebut. Pihak Pemprov menyatakan bahwa bebatuan tersebut hanya dibeli dari toko material batu tanpa diketahui bagaimana dan dari mana asal-usulnya. Mereka pun berjanji akan menindaklanjuti kritik tersebut.

Artikel Lainnya

Sebagai pemerintah, memang tidak mungkin menyenangkan semua lapisan rakyatnya yang memiliki kepedulian berbeda-beda pula. Setiap yang dilakukan atau diputuskan pasti akan menuai kritik dari berbagai pihak.

Namun sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk bertindak hati-hati dan mengakomodasi suara masyarakat. Karena itu, ada baiknya pemerintah terus mendengar suara rakyat serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Termasuk untuk hal yang ‘kecil’ seperti Instalasi Gabion di Bundaran HI.

Tags :