Kisah Tragis Mantri Patra, Pahlawan Kemanusiaan Yang Tewas Dalam Kesendirian di Pedalaman Papua

Kisah Tragis Mantri Patra Yang Meninggal Dalam Kesendirian
Seorang petugas medis bernama Mantri Patra harus meninggal secara tragis saat bertugas di pedalaman Papua. | digtara.com

Bertugas sepenuh hati demi masyarakat pedalaman Papua, Mantri Patra harus meninggal secara tragis.

Seorang petugas medis bernama Patra Marinna Jauhari atau lebih dikenal sebagai Mantri Patra meninggal dunia saat menjalankan tugas kemanusiaan di daerah pedalaman Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.

Tragisnya, Mantri Patra meninggal dalam kesendirian setelah empat bulan mengabdi di salah satu desa di pedalaman Papua Barat, tepatnya Kampung Oya.

Lalu, bagaimana kisah tragis Mantri Patra hingga akhirnya meninggal di pedalaman Papua?

1.

Bertugas sejak Februari 2019

Kisah Tragis Mantri Patra Yang Meninggal Dalam Kesendirian
Mantri Patra (Kanan) saat melakukan tugas kemanusiaan sebagai perawat di pedalaman Papua. | Ros Milka Kamma | www.facebook.com

Mantri Patra merupakan salah satu petugas medis dari Dinas Kesehatan Teluk Wondama yang mendapatkan penugasan bekerja di pedalaman sejak Februari 2019.

Penugasan ini merupakan salah satu kebijakan yang harus dilakukan setiap perawat berstatus PNS dimana salah satunya adalah Mantri Patra.

Pria yang sebelumnya pernah bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Maekere, Wasior itu dijadwalkan melakukan pengabdian masyarakat selama 3 bulan di Kampung Oya yang merupakan daerah terpencil dengan akses yang begitu sulit.

Kampung Oya yang berada di Distrik Naikere pun disebut sebagai salah satu desa yang cukup terisolasi dari dunia luar karena tidak ada jalan darat dan sambungan telekomunikasi. Mantri Patra pun diketahui harus menggunakan helikopter agar bisa mencapai desa tersebut.

Baca Juga: Baca Al-Quran jadi Syarat Bebas Napi, Lapas Polewali Mandar Rusuh!

2.

Kehabisan bahan makanan dan ditinggalkan rekannya

Kisah Tragis Mantri Patra Yang Meninggal Dalam Kesendirian
Mantri Patra saat bersama dengan anak-anak di penugasannya. | Ros Milka Kamma | www.facebook.com

Mantri Patra berjuang sepenuh hati untuk masyarakat di Kampung Oya agar bisa mendapatkan kesehatan yang layak. Tiga bulan berlalu, tidak ada helikopter yang datang menjemput Mantri Patra setelah melakukan kewajibannya.

Persediaan makanan yang pun semakin menipis begitu pula dengan stok obat-obatan yang sebelumnya dibawa oleh Mantri Patra ke Kampung Oya.

Rekan Mantri Patra yang juga ikut mengabdi akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota Wasior dengan berjalan kaki menuruni pegunungan. Namun, Mantri Patra tetap memilih tinggal dan bertahan.

Tepat empat bulan sudah Mantri Patra mengabdi, tapi tetap saja tidak ada tanda kehadiran helikopter yang seharusnya menjemputnya pulang.

Baca Juga: Pabrik Korek yang Terbakar Ternyata Tak Punya Izin! Polisi Juga Tengah Selidiki Isu Buruh Anak Dibawah Umur

3.

Jatuh sakit dan akhirnya meninggal secara tragis

Kisah Tragis Mantri Patra Yang Meninggal Dalam Kesendirian
Jenazah Mantri Patra hanya mendapatkan perawatan sederhana oleh masyrakat Kampung Oya setelah meninggal karena sakit. | Ros Milka Kamma | www.facebook.com

Berbulan-bulan tanpa kejelasan berada di pedalaman, Mantri Patra akhirnya jatuh sakit. Warga Kampung Oya yang mencoba memberitahukan kondisinya ke Puskemesmas Naikere juga tidak mendapatkan bantuan apapun.

Dari hari ke hari, kondisi Mantri Patra makin memburuk hingga akhirnya dia meninggal dunia pada 18 Juni 2019. Yang membuat kematian Mantri Patra menyedihkan karena dia meninggal dalam kesendirian, tanpa keluarga, teman, maupun kerabat.

Jenazah Mantri Patra juga tidak bisa langsung dievakuasi, butuh waktu hingga empat hari untuk bisa mengangkut jenazahnya kembali menggunakan helikopter. Itupun begitu sulit karena saat akan dibawa kondisi jenazah Mantri Patra sudah membusuk.

“Katanya karena mayatnya sudah lima hari di pedalaman baru bisa dievakuasi, selama di pedalaman tidak diformalin. Sudah lima hari baru dievakuasi dengan helikopter, jadi tubuhnya sudah busuk. Jadi itulah alasannya sehingga nggak dibawa pulang (ke kampung halaman),” ujar kakak kandung Mantri Patra, Haspaniati dikutip dari detikcom.

Artikel Lainnya

Mantri Patra akhirnya dimakamkan di Wasior dengan upacara sederhana tanpa dihadiri keluarga besarnya. Padahal, Mantri Patra sudah berjuang demi masyrakat pedalaman Papua.

Sosok Mantri Patra pun sangat layak disebut sebagai pahlawan kemanusiaan, karena dia rela mendedikasikan hidupnya tanpa banyak menuntut dan mengeluh hingga akhir hayatnya.

Semoga pemerintah bisa lebih peduli pada pahlawan kemanusiaan lainnya yang sedang bertugas untuk meratakan kesejahteraan ke seluruh pelosok negeri.

Tags :