Jokowi Pamit Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, Fadli: Ke Jonggol Saja

ilustrasi | google.com

Pindah ke Jonggol saja...

Beberapa minggu yang lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya mengunggah sebuah foto peta Kalimantan di Instagramnya, unggahannya tersebut sekaligus memvalidasi jika isu ibu kota negara pindah adalah benar adanya.

Untuk lokasi pastinya sendiri, baik Presiden Jokowi ataupun pemerintah masih tutup mulut tidak membuka di mana ibu kota itu akan pindah.

Namun bukan Presiden Jokowi namanya jika hanya mengklarifikasi kepindahan ibu kota hanya lewat instagram, pada Sidang Paripurna yang digelar pada hari Jum'at, (16/8/19). Presiden Jokowi juga meminta ijin kepada para anggota dewan terkait ibu kota yang kedepannya akan dipindah, dari yang semula di Jakarta, kini akan di sebuah wilayah yang pastinya di Kalimantan Tengah. Hal itu disampaikan dalam Pidato Kenegaraan yang dibacakan oleh Presiden Jokowi sendiri.

Pada kesempatan yang bersejarah ini. Dengan memohon ridha Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu anggota dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh bangsa terutama dari seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan ibu kota negara kita ke Pulau Kalimantan, ujar Jokowi.

Baca juga : Rencana Pemindahan Ibu Kota Kembali Mencuat, Benarkah Ini Langkah Efektif Untuk Indonesia?

Respon Fadli Zon

Permintaan izin Presiden Jokowi kepada para anggota dewan tentu menuai berbagai komentar, salah satunya dari Wakil Ketua DPR Fadli Zon, menurutnya wacana pemindahan ibu kota negara bukanlah hal baru.

Lebih lanjut Fadli menjelaskan jika pemindahan ibu kota negara sudah diprakarsai oleh presiden terdahulu. Selain Palangkaraya yang diamanatkan oleh Bapak Pendiri Bangsa, Bung Karno, di Jonggol Kabupaten Bogor, Jawa Barat juga sempat diusulkan oleh Presiden Soeharto untuk menggeser ibu kota ke wilayah yang tidak padat penduduknya. Alasannya tentu karena dari segi infrastruktur, Jonggol sudah memadai daripada Kalimantan.

Ini gagasan sudah ada dari zaman Bung Karno, Pak Harto sudah menggagas waktu itu rencana pemindahan ibu kota ke wilayah Bogor Timur di Jonggol dan sekitarnya, yang saya kira itu jauh lebih memungkinkan secara infrastruktur dan sebagainya, atau di wilayah mana lebih dekat yang infrastruktur sudah jadi. Tapi, kalau membangun dari nol, apakah mempunyai kekuatan keuangan kita untuk itu. Ini yang harus dipikirkan, katanya di Kompleks MPR-DPR Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Bagi Fadli, pemindahan ibu kota baiknya tidak asal, harus diperhitungkan dengan matang, apalagi terkait anggaran untuk memindahkan ibu kota dari satu tempat ke tempat lainnya.

Di manapun itu harus dihitung, uangnya dari mana, kalau uangnya bukan dari APBN uang dari mana, apa implikasi dari tidak menggunakan APBN, kemudian bagaimana memindahkan kan harus banyak membangun infrastruktur gedung, parlemen, kementerian-kementerian, lembaga, efisiensi seperti apa, apakah tidak kita konsentrasikan dulu kepada kepentingan kita lebih urgent yang ada di depan mata, paparnya.

Baca juga : Kritik Jokowi Pilih Kalimantan, Fahri Hamzah: Ibu Kota Pindahkan ke Pulau Reklamasi Saja

Fadli Zon | google.com
Artikel Lainnya

Fadli juga berharap, sebelum benar-benar dipindah, ada baiknya dipikirkan lagi secara matang, jangan sampai setelah terealisasi nanti ujung-ujungnya seperti mobil nasional (mobnas)

Menurut saya dipikirkan, jangan seperti dulu ada mobnas tapi mobnas selama 5 tahun tidak terjadi, ada pemindahan ibukota, nanti pemindahan ibu kota tidak terjadi, tutupnya

Tags :