Jadi Korban Penembakan Polisi Hong Kong, Ini Kesaksian Jurnalis Indonesia
13 Oktober 2019 by LukyaniWartawan Indonesia tertembak di bagian mata saat meliput demo Hong Kong
Demonstrasi memang sedang terjadi di mana-mana. Indonesia, Irak, Italia, dan negara-negara lainnya. Demonstrasi di setiap negara tentu memiliki tujuan dan tuntutannya masing-masing. Tapi salah satu negara yang usia demonstrasinya cukup panjang dalam setahun ini adalah Hong Kong.
Telah banyak korban yang berjatuhan dalam perjuangan tersebut, salah satunya seorang jurnalis asal Indonesia yang matanya ditembak oleh kepolisian Hong Kong saat demonstrasi sedang berlangsung pekan lalu.
Veby Mega Indah, wartawan asal Indonesia yang menjadi korban tembakan polisi saat meliput demonstrasi di Hong Kong. Veby adalah wartawan dan editor di media Suara Hong Kong News. Ia terkena luka tembak di bagian mata saat berada di wilayah Wan Chai.
Veby sempat berteriak ke arah polisi
Veby sudah menggunakan atribut pers lengkap saat meliput demonstrasi di Hong Kong. Namun ia tetap menjadi sasaran tembak oleh polisi Hong Kong. Padahal Veby dan jurnalis lainnya sempat berteriak ke arah polisi, "Kami Jurnalis!".
Baca Juga: Kasino Mewah Apartemen Robinson Digerebek, Satu Penjudi Tewas Melompat Dari Lantai 29!
"Saya memakai helm dan kacamata. Saya berdiri bersama jurnalis lain. Saya mendengar seorang jurnalis berteriak 'Jangan tembak, kami adalah jurnalis', tapi polisi tetap menembak," jelas Veby.
Ditembak dan dipukuli
Veby bercerita, Ia tertembak di jembatan yang menghubungkan Menara Imigrasi dengan Stasiun MRT Wan Chai.
Menurut kesaksian Veby, saat itu pasukan polisi mulai bergerak mundur meninggalkan jembatan, tetapi satu dari mereka terus menembaki demonstran dan jurnalis.
Baca Juga: Heboh Fenomena Buzzer Politik Sebar Hoaks hingga Provokasi, Ternyata Segini Bayarannya!
Tidak berhenti di situ saja, Veby juga dipukul di bagian mata kanan dengan menggunakan benda tumpul oleh polisi. Saat itu, kepolisian Hong Kong memang sedang berupaya membubarkan massa yang berunjuk rasa di wilayah Wan Chai namun dengan cara kekerasan.
"Saya melihat sebuah tas mengarah pada saya, dan kemudian saya jatuh," kata Veby sambil menitikkan air mata.
SCMP melaporkan, dahi dan mata kanan Veby terlihat bengkak. Ia pun masih sering mengeluh sakit dan pusing.
Baca Juga: Pengakuan Ninoy Karundeng Saat Dianiaya dan Diculik: Saya Mau Dieksekusi ala ISIS
Mata Veby alami buta permanen
Meski kondisi fisik Veby membaik, namun kondisi mata kanannya sudah tidak bisa melihat dengan normal lagi. Mata kanan Veby mengalami buta permanen akibat ditembak dengan peluru karet oleh kepolisian Hong Kong. Hal itu disampaikan oleh pengacara Veby, Michael Vidler.
"Dokter yang menangani Indah hari ini memberi tahu dia luka yang dialaminya akibat tembakan polisi akan membuat mata sebelah kanannya buta permanen," kata Michael Vidler.
"Dia diberitahu pupil matanya pecah akibat kuatnya tekanan peluru. Persentase kerusakan matanya hanya bisa diketahui jika sudah dioperasi". Pungkas Michael Vidler.
Kejadian seperti ini tentu melanggar banyak sekali aturan, termasuk SOP kepolisian itu sendiri. Tapi yang jelas kejadian ini sangat melukai kemanusiaan dan menyakiti jurnalis di seluruh dunia. Bukan hanya di Hong Kong, jurnalis di Indonesia pun banyak mengalami kekerasan selama demonstrasi Reformasi Dikorupsi beberapa waktu lalu.