Indonesia Positif Corona, Masker Sampai Empon-Empon Ludes Diborong. Warga +62 Kenapa Sih?

Indonesia positif corona, masyarakat tak perlu panik
Indonesia positif corona, kenapa sih panik? | keepo.me

Padahal yang berhasil sembuh dari corona ada 48.252 orang lho.

Heboh, itu lah kata yang tepat menggambarkan reaksi masyarakat Indonesia saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua kasus positif corona di Depok, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Reaksi itu pun berlanjut dengan mulai beringasnya warga memburu barang-barang kebutuhan pokok, alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer, hingga yang terbaru adalah empon-empon atau bumbu jamu tradisional. Akhirnya, harga-harga barang tersebut melonjak drastis akibat terjadinya kelangkaan.

Padahal pemerintah sudah memastikan bila corona bisa ditangani dan tak perlu jadi kekhawatiran yang berlebih. Lalu, kenapa sih harus panik-panik kayak gitu?

1.

Kepanikan warga hadapi corona

Indonesia positif corona, masyarakat tak perlu panik
Warga memborong masker pasca isu corona menyebar ke Indonesia di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (2/3/2020). | foto.tempo.co

Pemerintah akhirnya secara resmi memastikan ada dua pasien yang positif terinfeksi corona setelah bersinggungan dengan salah satu warga negara asing asal Jepang di sebuah klub dansa di Jakarta.

Dua pasien ini dinyatakan positif setelah menunjukkan indikasi gejala corona seperti demam, batuk, hingga sesak nafas. Tim medis sendiri sempat menyatakan keduanya mengalami penyakit tifus dan pneumonia.

Kabar ini sontak membuat masyarakat di seluruh pelosok Indonesia heboh. Bagaimana tidak, stigma virus corona yang disebut sebagai penyakit mematikan dan belum ada obatnya kadung melekat di benak masyarakat.

Baca Juga: Takut Kecolongan Corona, Kini Menteri yang Ingin Bertemu Jokowi Wajib Dicek Kesehatannya!

Tak butuh waktu lama, beragam barang perlindungan seperti masker hingga hand sanitizer jadi sasaran panic buying para warga yang tak ingin tertular corona.

Sayangnya, situasi ini ternyata juga menjadi sasaran empuk oknum-oknum penjual nakal. Mereka sengaja menahan stok masker dipasaran hingga akhirnya terjadi kelangkaan.

Harga masker yang biasanya hanya Rp 20 ribu per boks tiba-tiba melonjak hingga 5 kali lipat. Bahkan, ada pula yang menjual dengan harga Rp 300 ribu per boks. Gila nggak sih?

Begitu juga dengan cairan pembersih tangan alias hand sanitizer. Kalau biasanya kita bisa nemuin itu di rak-rak minimarket dengan begitu mudahnya, maka di situasi sekarang ini akan sedikit susah.

Harganya pun turut melonjak dari yang awalnya berkisar di Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu jadi Rp 85 ribu per botol berukuran 500 milimeter.

Presiden Jokowi pun langsung bereaksi cepat dan akan menindak tegas siapa saja yang mencoba mencari keuntungan pribadi di tengah wabah corona ini.

“Saya juga memerintahkan Kapolri menindak tegas pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum seperti ini, yang menimbun masker dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi,” ucap Jokowi di Istana Kepresidenan, seperti dikutip Kompas.com, Selasa (3/3).

Namun, pernyataan Presiden Jokowi ini kayaknya tak terlalu mempan merendam kepanikan warga. Hal ini tidak lepas dari masih getolnya masyarakat memborong barang-barang lain seperti multivitamin dan bumbu jamu tradisional yang kini dikenal sebagai empon-empon khusus corona.

Seperti di Pasar Wage Purwokerto, Jawa Tengah, seorang pedagang bernama Puji (50), mengaku jika kuantitas penjualannya meningkat pesat pasca wabah corona positif di Indonesia.

Baca Juga: Tiba-Tiba Habis Saat Corona Masuk Indonesia, Penimbun Masker Terancam 5 Tahun Penjara!

“Tadi pagi ada yang datang dan bilang ‘mbak bikinin empon-empon corona’. Dari pagi banyak yang beli, lumayan,” ucapnya.

Ramuan empon-empon ini sendiri diketahui bersisi temulawak, kunyit, jahe, jahe merah, kayu manis, hingga serai.

Puji juga menjelaskan banyaknya permintaan ini ternyata membuat harga empon-empon turut mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Harganya ada beberapa yang naik, seperti jahe yang mengalami kenaikan, sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram jadi Rp 45 ribu per kilogram. Temulawak juga naik dari Rp 8 ribu jadi Rp 12 ribu,” ucap Puji.

Kenaikan harga empon-empon ini juga sudah dirasakan di beberapa daerah lain seperti, Surabaya hingga Yogyakarta.

Bahkan, katanya, ada juga lho warga yang membeli ramuan jamu ini hingga sebanyak 5 kilogram hanya agar bisa berjaga-jaga dari virus corona.

Bukan lagi sekedar, banyak, tapi udah buaanyak banget. Wah.

2.

Percaya pemerintah, jangan takut corona

Indonesia positif corona, masyarakat tak perlu panik
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat konferensi kasus corona di Indonesia, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3). | www.tribunnews.com

Pemerintah Indonesia sendiri sudah meminta agar masyarakat tenang dan tidak terlalu berlebihan menanggapi virus yang diketahui berasal dari Wuhan, China ini.

Meskipun begitu, warga juga diminta tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan diri selama situasi ini terjadi.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto misalnya, dia mengatakan bila virus corona atau juga dikenal sebagai Covid-19 merupakan jenis virus yang tak semematikan virus lain seperti Flu Burung maupun Flu Babi.

“Corona tidak seganas H5N1, Flu Burung, dan sebagainya. Dengan mortalitas (tingkat kematian) yang rendah 2 persen,” ucap Terawan di RS Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianti Saroso, seperti dikutip Liputan6.com, Senin (2/3).

Nah, melihat sikap pemerintah ini, tentunya masyarakat tak perlu risau dan berlebihan lagi dalam menghadapi virus corona.

Baca Juga: Heboh Paus Fransiskus Disebut Positif Tertular Corona, Begini Fakta Sebenarnya!

Memang sih wabah ini bergerak begitu cepat, tapi karena memang seperti itulah karakteristik sebuah penyakit yang berasal dari influenza.

Tingkat kematian yang rendah sepertinya juga harus lebih kita jadikan pedoman dari pada hanya mengikuti hype ketakutan yang ramai diperbincangkan di media sosial.

Berdasarkan data yang dirilis dalam peta persebaran virus corona, Covid-19 Global Cases by John Hopkins, CSSE pada Rabu (4/3) pagi, jumlah pasien yang berhasil sembuh mencapai 48.252 orang lho.

Sedangkan tingkat kematiannya akibat virus ini hanya 2,9 persen atau 3.162 orang saja. Berbanding sangat jauh dengan tingkat kematian akibat Flu Burung yang dahulu pernah mencapai angka 60 persen dari total kasus yang ada.

Soal himbauan pemerintah agar tidak memborong dan memakai masker bagi mereka yang tidak sakit juga sepertinya harus kita indahkan.

Imbauan ini juga bukan asal ceplos saja lho, instruksi ini ternyata sudah sesuai dengan prosedur penanganan virus corona yang diberikan World Health Organization (WHO).

“Yang sakit pakai masker, yang sehat tidak perlu pakai masker,"

"Kecuali melakukan tindakan-tindakan di rumah sakit dan sebagainya sehingga memerlukan alat masker. Karena untuk menjaga sterilitas,” ucap Terawan pada Selasa (3/3) malam.

Belum lagi, para peneliti dan ahli medis memastikan jika penularan virus corona berasal dari droplet atau percikan air dari penderita, bukan berasal dari udara.

Sehingga seluruh warga Indonesia sekarang diminta agar lebih rajin menjaga kebersihan terutama mencuci tangan karena itu lebih efektif mencegah corona.

Serta rajin berolahraga dan makan bergizi agar imunitas atau daya tahan tubuh tetap terjaga. Inget, jangan cuma makan pas udah diingetin yang tersayang doang ya.

“Itu merupakan langkah yang paling baik, tidak ada di dunia ini yang lebih hebat, lebih bagus kecuali imunitas tubuh kita sendiri,” jelas Terawan.

Namun, meskipun meminta masyarakat tenang, pemerintah bukan tanpa pergerakan lho. Beberapa hal sudah dilakukan seperti menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa.

Bahkan, sebuah rumah sakit khusus untuk menangani corona akan dibangun pemerintah di kawasan Kepulauan Riau.

Baca Juga: Gara-Gara Alat Mahal, Ternyata 238 WNI dari Wuhan Yang Diisolasi di Natuna Tak Dites Corona!

3.

Optimis Indonesia bisa bebas corona

Indonesia positif corona, masyarakat tak perlu panik
Petugas medis melakukan pengecekan pada para pasien corona di China. | www.cnnindonesia.com

Rasa optimis agar Indonesia bebas dari corona pasca dinyatakan adanya dua warga negara yang positif juga terus membumbung tinggi.

Hal ini tidak lepas dari keberhasilan negara tetangga agak jauh, Vietnam, yang memastikan 16 pasien corona sembuh dari sakitnya pada Rabu (26/2/2020) lalu.

Para pasien dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan panjang di rumah sakit. Padahal kita tahu, vaksin virus corona masih dalam tahap pengembangan dan baru saja ditemukan di China.

Pemerintah Vietnam pun sempat mengungkapkan adanya kesulitan dalam menangani corona karena keterbatasan vaksin tersebut.

Namun sejumlah langkah strategis berhasil dilakukan dari upaya isolasi, penghentian perjalanan luar negeri terutama dari China, proaktif merespon laporan masyarakat terkait dugaan corona, sampai menangkal kabar hoaks yang beredar di masyarakat.

Mengutip Wakil Perdana Menteri Vu Duc Dam, Kementerian Kesehatan Vietnam juga mengibaratkan situasi melawan corona ini layaknya perang dan baru memenangi satu babak saja.

“Kami belum meraih kemenangan total dalam pertempuran ini, karena segalanya tidak bisa diprediksi,” ungkap Vu seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/3).

Rasa optimis sebenarnya juga sudah disampaikan oleh Presiden Jokowi saat mengetahui ada dua warganya yang terkena corona.

“Pemerintah melakukan upaya maksimal untuk mencegah agar jangan sampai titik awal penularan meluas menjadi sebuah wabah. Kita sudah tahu siapa-siapa dan sudah dilakukan pengawasan terhadap yang telah berhubungan dengna kasus satu dan kasus dua,” ucap Jokowi.

Tak lupa juga, masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai warga religius, diminta untuk terus saling mendoakan agar para pasien yang terinfeksi corona sembuh.

“Dan, saya mengajak marilah kita berdoa, saudara kita bisa pulih kembali,”

Artikel Lainnya

Kabar sudah masuknya virus corona di Indonesia memang enggak bisa diremehin dan dianggap enteng. Namun, wabah ini juga tidak selayaknya membuat kita panik hingga menimbulkan gejolak yang berlebihan.

Memang virus corona menyebar begitu cepat, tapi masyarakat juga harus paham bahwa penyakit ini juga tidak akan semudah itu menular bila kita tidak bersinggungan langsung dengan para pasien.

Jadi, ayolah, kita buat kondisi yang kondusif sehingga tidak terjadi kepanikan massal yang malah merugikan diri kita sendiri. Jangan lupa selalu jaga diri dengan hidup sehat dan rajin mencuci tangan.

Tags :