Hingga Hari H Belum Dapat Seragam, Puluhan Paskibraka ini Menangis Saat Menjalankan Tugas Kibar Bendera!
19 Agustus 2019 by refa dewaTerpaksa memakai seragram sekolah!
Bisa menjadi anggota Pengibar Bendera (Paskibra) tentu sesuatu yang membanggakan, entah setingkat kecamatan, kabupaten, provinsi atau pun pusat, semua orang tentu satu suara, agar bisa lolos menjadi salah satu anggota dibutuhkan perjuangan yang tak mudah.
Sangat tak mengherankan jika ada lolos, tentu momen jadi bagian dari Paskibraka adalah momen yang tidak terlupakan bahkan sampai seumur hidupnya, karena momen ini adalah momen yang sangat membanggakan, tak hanya bagi dirinya, tentu bagi orangtunya juga.
Namun hal berbeda justru tercermin dalam sebuah upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Ke-74 RI di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Sabtu (17/8/2019).
Tidak diberi seragram oleh panitia
Bagaimana tidak, sebanyak 28 anggota Paskibra tingkat kecamatan yang ditugaskan untuk mengibarkan bendera merah putih mengaku kecewa berat, bahkan dalam prosesi upacara tak mampu menahan tangis lantaran mereka semua tidak memakai seragam Paskibra seperti yang dijanjikan oleh pihak panitia kecamatan, alhasil mereka pun hanya memakai seragam sekolah.
Baca juga : Salut! Kaki Tertusuk Paku, Paskibraka Cantik Ini Tetap Bertugas dengan Menahan Perih
Meski kecewa, namun mereka tetap menjalankan tugas hingga selesainya upacara, dari pengakuan salah satu anggota Paskibra, dirinya merasa dibohongi oleh pihak kecamatan, karena sebelumnya pada sesi latihan pihak kecamatan mengklaim akan difasilitasi, namun ketika mendekati hari H, seragam untuk Paskibra tidak kunjung diberikan.
Kami semua merasa sangat sedih dan menangis saat menjalankan tugas karena kami melakukannya hanya dengan baju seragam SMA, kata salah seorang anggota Paskibra yang enggan namanya dipublikasi kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Minggu (18/8/2019).
Alhasil karena seragam Paskibra tak kunjung datang, mau tidak mau para anggota kemudian meutuskan memakai seragam sekolah.
Karena waktu sudah sangat mepet, kami langsung mengambil inisiatif untuk menggunakan seragam sekolah. Sejujurnya, kami sangat kecewa, tapi demi negara kami tetap menjalankan tugas yang mulia itu, ujarnya.
Lebih lanjut salah seorang anggota tersebut juga menuturkan jika pihaknya sebenarnya bisa menerima, cuma yang namanya Paskibra adalah sebuah kebanggaan, dan belum tentu semua orang bisa tampil sebagai anggota Paskibra saat HUT Kemerdekaan RI.
Maka dari itu menjadi anggota Paskibra bukan hanya soal kebanggaan sekolah tapi juga upaya pembuktian terhadap rasa nasionalisme terhadap negara.
Kami hanya malu dengan kecamatan lain, mereka menggunakan seragam paskibra, dan kami hanya menggunakan seragam sekolah, ujarnya.
Camat mendapat kecaman!
Seragam anggota Paskibra yang tidak kunjung diberikan saat HUT Kemerdekaan ke-74 RI tentu menuai kecaman.
Salah satu orang yang mengecam hal tersebut adalah Hery Patty (62), salah seorang tokoh masyarakat yang disegani di wilayahnya. Begitu dirinya melihat penampilan anggota Paskibra, dirinya pun geram dan mengecam camat dan menilai jika hal memalukan tersebu adalah kegagalan camat yang tidak dapat menjalankan tugasnya dengan benar.
Untuk skala kecamatan, sangat tidak mungkin kalau fasilitas kepada Paskibra tidak ada. Sangat miris sekali kita melihat 28 Paskibra berpakaian seragam SMA sambil menangis saat menjalankan tugasnya, ucap Hery saat dihubungi secara terpisah dari Ambon, Minggu.
Hery meyakini, tidak mungkin untuk skala kegiatan HUT Kemerdekaan RI di Kecamatan tidak ada anggaran dari pemerintah kabupaten, anggarannya mungkin ada cuma tidak digunakan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
Memang benar subtansi dari pengibaran bendera itu bukan ada di pakaiannya anggota Paskibra. Tapi, bukan berarti tidak ada fasilitas yang diberikan kepada anak-anak yang menjalankan tugas pengibaran bendera kan, ucap hery
Baca juga : Paskibraka Berprestasi Anak Yatim Ini Kecewa Dicoret dari Anggota, Diganti Anak Pejabat?
Sependapat dengan pernyataan Hery, Ebhil Pattimura, warga setempat juga menilai kinerja Camat Amalatu sangatlah buruk, pasalnya kejadian tidak ada seragram untuk anggota Paskibra ternyata tidak sekali ini terjadi, tapi sudah beberapa tahun yang lalu.
Menurut Ebhul, tidak adanya seragram untuk anggota Paskibra sudah terjadi sejak tahun 2011, dan mirisnya pihak kecamatan tidak mau tahu bahkan membebankan anggota Paskibra untuk mencari seragram sendiri.
Padahal kalau mau dilihat, ini mewakili kecamatan, bukan mewakili desa atau sekolah. Tapi camat tidak pernah merasa tanggung jawab terkait persoalan ini, ujarnya.
Kecamatan bersuara
Viralnya kasus tidak adanya seragram untuk anggota Paskibra Kecamatan Amalatu, membuat pihak kecamatan bersuara, Wakano salah seorang Camat yang bertanggungjawab pada acara itu juga memang membenarkan jika anggota Paskibra yang menjalankan tugas mengibarkan bendera pada HUT Kemerdekaan ke-74 RI tidak memakai seragam.
Tak hanya membenarkan, dirinya juga mengakui jika tidak adanya seragram ini karena kecamatan tidak memiliki anggaran untuk memfasilitasi atau membiayai seragram bagi anggota Paskibra.