Gagal Paham, Ini 3 Pernyataan Trump yang Keliru tentang Konflik Suriah

Donald Trump
Donald Trump | www.vanityfair.com

Trump dianggap gagal memahami konflik Suriah, kenapa?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya mengeluarkan sejumlah pernyataan yang keliru dalam lima tahun AS memerangi kelompok militan ISIS di Irak dan Suriah. Selain itu, Trump juga salah memahami lima poin penting konflik Suriah.

Berikut adalah pernyataan keliru Trump tentang konflik Suriah

1.

Trump Mengatakan ISIS Kalah

Donald Trump
Kelompok ISIS | www.dailymail.co.uk

"Kami membunuh ISIS," ujar Trump pada 12 Oktober.

Tidak diragukan lagi, memang kelompok ISIS sudah jatuh dan sebagian besar wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah berhasil direbut kembali oleh militer Irak dan Suriah.

Namun kelompok militan ini masih menjadi ancaman jika berbagai kondisi membuat mereka bisa bangkit lagi, salah satunya perang saudara di Suriah dan tidak berjalannya pemerintahan yang efektif di Irak.

Baca Juga: Habib Husein Alatas Ditangkap, Polisi: Cabuli Pasien Saat Pingsan

Senator Republik Liz Cheney dari Wyoming menyebut Turki menggempur wilayah utara Suriah pada 9 Oktober lalu dia tidak mengerti mengapa Trump meninggalkan milisi Kurdi dan membiarkan ISIS kembali bangkit.

Bukan hanya itu, keputusan Trump menarik pasukan AS dan meninggalkan sekutu Kurdi membuat Turki melancarkan operasi militer terhadap Kurdi dan membuat tahanan ISIS yang selama ini dijaga Kurdi jadi melarikan diri.

2.

Pasukan AS Pulang

Donald Trump
Pasukan militer AS | thedefensepost.com

Trump kerap menyebut bahwa pasukan AS yang terlibat dalam perang melawan ISIS kini sudah mulai pulang. Hingga saat ini, hal itu tidak benar. Sebagian besar dari 1.000 personel militer AS yang ditarik mundur kini sedang menuju Irak, meski hanya sementara, atau ke lokasi lain di Timur Tengah, seperti Yordania.

Baca Juga: Anies Izinkan DWP dan Dukung Diskotek, FPI: Kami Sarankan Konsultasi ke Alim Ulama!

Pentagon menyatakan mereka masih merumuskan rencana bagaimana melanjutkan kampanye anti-ISIS di Suriah dan Irak.

"Kita sedang memulangkan tentara kita," kata Trump.

Hogan Gidley, wakil kepala pers Gedung Putih, mengatakan Trump memiliki tujuan ingin menyeimbangkan berbagai pertimbangan.

"Presiden tidak ingin semua tentara dipulangkan," kata Gidley.

"Itu sudah jadi tujuan dia sejak menjabat. Itulah yang ingin dia lakukan sekarang. Tapi dia juga ingin memastikan stabilitas di kawasan." lanjutnya.

Baca Juga: Ingkar Janji Kampanye, Walikota Meksiko Diikat dan Diseret

3.

Trump menyebut AS kuasi minyak di Suriah

Donald Trump
Tambang minyak di Suriah | thedefensepost.com

"Kami sudah mengambil alih," ujar Trump 18 Oktober 2019 lalu, merujuk pada minyak di Suriah.

Tiga hari kemudian Trump mengatakan ketika pasukan AS menginvasi Irak pada 2003, harusnya AS mengambil alih minyak Irak.

"Saya selalu katakan, 'kalau kita mau menyerang, jaga minyaknya'. Sama juga dengan di sini (Suriah). Jaga minyaknya." Tapi faktanya, menurut hokum, minyak tersebut masih milik Suriah.

Trump mengatakan bahwa dia akan tetap mempertahankan sejumlah kecil pasukan AS bertahan di Suriah untuk menjaga agar ISIS atau pihak lain tidak mengambil alih ladang minyak dan memanfaatkan minyak itu buat meraup keuntungan, misal lewat penyelundupan.

Artikel Lainnya

Itulah tiga pernyataan keliru Trump mengenai konflik Suriah. Klaim kepemilikan minyak di Suriah hingga kejatuhan kelompok ISIS “dipelintir” Trump melalui pernyataannya. Meski demikian, fakta telah membuktikan bahwa pernyataan Trump tersebut keliru dan gagal paham.

Hmm, melihat sepak terjangnya ini upaya pemakzulan Trump jadi terdengar seperti sesuatu yang wajar 'kan?

Tags :