Foto 'People Power' Hong Kong, Massa Gunakan Kacamata Renang Untuk Halau Gas Air Mata
13 Juni 2019 by Titis HaryoAksi demo menolak RUU Ekstradisi China berakhir ricuh dan menjadi sejarah terburuk demokrasi Hong Kong.
Puluhan ribu warga Hong Kong menolak proposal Rancangan Undang-Undang (RUU) Ektradisi China yang sedang dibahas oleh pemerintah dan anggota dewan Hong Kong dengan menggelar ‘People Power’ di depan Gedung Legislatif pada Rabu (12/6).
Sayangnya, aksi yang awalnya berjalan damai itu berakhir dengan kericuhan. Pihak kepolisian Hong Kong pun beberapa kali melepaskan tembakan gas air mata ke kerumunan warga untuk menghentikan gerakan massa yang mencoba memasuki Gedung Legislatif.
Lalu, bagaimana suasana kerusuhan ‘People Power’ Hong Kong yang berhasil diabadikan?
Demo dimobilisasi kaum muda Hong Kong
Aksi demo menuntut dihentikannya RUU Ekstradisi China ini diinisiasi oleh kaum muda Hong Kong yang anti-China. Mereka menilai RUU ini hanya akan membuat sistem peradilan Hong Kong semakin lemah karena para aktivis demokrasi akan semakin terancam.
Kaum muda Hong Kong yang tergabung dalam kelompok Youngspiration dan HK Indiegenous ini lalu menuntut anggota legislatif, Carrie Lam untuk menghentikan proposal RUU Ekstradisi.
Ribuan polisi diturunkan berjaga
Ribuan petugas kepolisian pun diturunkan ke jalan untuk mengantisipasi gerakan massa besar yang mencoba menduduki Gedung Legislatif agar penundaan RUU Ekstradisi bisa terjadi.
Para petugas pun terlihat menggunakan pakaian lengkap pengamanan dengan perisai dan pentungan untuk menahan gerakan massa.
Barikade jalan juga dipasang untuk memfokuskan aksi unjuk rasa agar tidak melebar ke wilayah lain di sekitar Hong Kong.
Baca Juga: Mantan Anggota Tim Mawar '98 Diduga Jadi Dalang Kerusuhan 21-22 Mei, Siapa Dia?
Kericuhan pecah dan polisi tembakan gas air mata
Kericuhan pun akhirnya pecah saat massa mulai memaksa masuk dan mendorong polisi. Peristiwa ini berubah semakin ricuh dan membuat pihak kepolisian Hong Kong mulai melepaskan gas air mata ke arah pendemo.
Massa yang sepertinya sudah bersiap dengan gesekan dengan kepolisian terlihat sudah menggunakan kacamata renang sebagai penutup mata serta helm di kepala.
Mereka pun beberapa kali menyerang petugas dengan melemparkan benda-benda seperti batu dan juga botol.
Banyak korban berjatuhan
Korban pun mulai berjatuhan dari pendemo. Beberapa diantaranya adalah wanita yang terlihat terkulai lemas saat dibawa keluar dari area kericuhan.
Jatuhnya korban ini pun ditengarai karena dampak tembakan gas air mata yang dilepaskan petugas kepolisian selama kericuhan berlangsung.
Baca Juga: Misteri Kelompok 'Siluman' Tim Mawar yang Diduga Terlibat Kerusuhan 22 Mei?
Menjadi aksi kerusuhan terburuk
Aksi demo Hong Kong ini pun menjadi salah satu sejarah demokrasi terburuk yang pernah terjadi sejak Hong Kong melepaskan diri dari China pada tahun 1997. Hal ini dibenarkan oleh pengamat politik Hong Kong, Dixon Sing.
“Dalam hal tingkat kekerasan, ini adalah yang paling serius sejak penyerahan (Hong Kong ke China) tahun 1997,” ucapnya dikutip dari AFP.
Pemerintah salahkan pendemo
Sedangkan, pemerintah China melalui Carrie Lam menegaskan jika kerusuhan ini terjadi karena pengunjuk rasa tidak patuh hukum dan disiplin.
Lam pun menilai aksi ini telah merusak kedamaian dan budaya masyarakat beradab yang selama ini terbangun di Hong Kong.
“Tindakan kerusuhan yang merusak kedamaian dalam masyarakat serta abai hukum dan tidak disiplin tak dapat diterima oleh masyarakat yang beradab,” tegas Lam dalam sebuah video.
Aksi tolak RUU Ekstradisi di China ini sedikit mengingatkan dengan People Power yang juga sempat terjadi Indonesia beberapa waktu lalu.
Namun, semoga aksi seperti ini tetap bisa berlangsung damai dan setiap pihak bisa menahan diri agar tidak jatuh korban jiwa yang malah merugikan negara.