Ada yang Minta Rukiah Hingga Meninggal Dunia, Ini Fenomena Caleg Stress Pasca Pemilu!
27 Maret 2021 by Talitha FredlinaTahun ini, pendukung capres pun ikut depresi!
Pemilu 2019 mungkin menjadi salah satu pemilu terpanas di Indonesia dengan gesekan antar kelompok yang kental terasa dan ketegangan yang terus berlangsung bahkan seminggu setelah hari pemungutan suara.
Banyak fenomena unik yang bisa kita temukan di pemilu kali ini. Seperti dugaan kecurangan yang dilakukan oleh KPU, masyarakat yang pasang taruhan untuk hasil pemilu, hingga fenomena caleg stress yang tampaknya sudah jadi siklus lima tahunan di Indonesia.
Fenomena caleg stress pasca pemilu memang tercatat terus terjadi sejak tahun 2009, 2014 dan kini 2019. Meski jumlahnya tidak dapat dipastikan, namun dari waktu ke waktu selalu muncul kisah-kisah mengenai caleg yang stress dan mengalami gangguan mental setelah pemilu.
Di pemilu 2019 yang baru diselenggarakan 9 hari lalu, sudah muncul beberapa kisah caleg yang mengalami stress, depresi, hingga sakit dan meninggal dunia. Salah satu caleg asal Cirebon bahkan meminta dirinya dirukiah di Padepokan Anti Galau.
Ternyata, fenomena stress pasca pemilu ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Dilansir dari CNN, Amerika pada tahun 2016 lalu pasca terpilihnya Presiden Trump pun mengalami hal yang sama. Mayoritas pendukung Demokrat merasa stress dan depresi memikirkan masa depan negara mereka akibat naiknya Trump.
Tidak heran juga jika lantas pendukung capres di Indonesia pun mengalami gejala depresi, menurut seorang psikiater asal Bali, dr I Gusti Rai Putra Wiraguna Sp KJ. Dilansir dari Detik.com, ia mengaku merawat 5 orang pasien yang alami stress pasca pemilu.
Fenomena ini meski belum diakui secara resmi, namun kerap disebut dengan istilah Post Election Stress Disorder. PESD ini kurang lebih merupakan variasi dari Post Traumatic Stress Disorder hanya saja disebabkan oleh pemilu. Gejala yang dialami pun cenderung mirip meski lebih ringan.
Tak dapat dipungkiri, pemilu memang menyebabkan guncangan politik yang hebat. Terlebih ketika calon yang diajukan untuk posisi pemimpin negara hanya dua. Tentu saja pergesekan dan polarisasi hebat yang terjadi dapat menimbulkan stress bagi banyak pihak.
Bukan hanya bagi caleg yang gagal mendapatkan suara rakyat, namun juga bagi para pendukung tokoh tertentu dalam pemilu dan timses mereka. Karena itu, ada baiknya jika kita menjaga kondisi mental dengan puasa media sosial dan mencari bantuan jika kita merasa mulai mengalami stress.