Dukung Rencana Jokowi Pindahkan Ibu Kota, Pengamat Tata Kota: Jakarta Udah Jadi Kota Sakit

Presiden Jokowi pindahkan ibu kota
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla saat memimpin kirab pasangan Gubernur-Wakil Gubernur dari Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan di Istana Merdeka, Senin (1/10/2018). | katadata.co.id

Wacana Pemindahan Ibu Kota akan segera terlaksana

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna memberikan dukungan pada rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memindahkan ibu kota Indonesia di DKI Jakarta menuju luar Pulau Jawa.

Hal ini tidak lepas dari kondisi Jakarta yang sudah tidak nyaman lagi. Bahkan, Yayat berani menyebut Jakarta sebagai kota yang sakit karena begitu banyaknya permasalahan yang menumpuk disana.

Lalu, kenapa bisa Jakarta sudah sangat tidak layak menjadi ibu kota? Berikut penjelasannya.

1.

Kerugian transportasi Rp 100 triliun

Presiden Jokowi pindahkan ibu kota
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna. | news.detik.com

Dilansir dari detikcom, Selasa (30/4), rencana pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta menuju daerah lain di Pulau Jawa kembali serius digaungkan.

Pengamat bidang tata kota, Yayat Supriyatna pun mendukung jika wacana ini benar-benar bisa diwujudkan oleh Presiden Jokowi.

Menurutnya, permasalahan di Jakarta sudah terlalu kompleks dan rumit. Terutama soal pemborosan bidang transportasi karena macet yang diperkirakan mencapai angka Rp 100 triliun.

“Misalnya dari transportasi, katanya kerugiannya sudah Rp 60 triliun sampai Rp 100 triliun, itu kan mahal banget,” ucap Yayat.

Artikel Lainnya
2.

Jakarta sudah sakit

Presiden Jokowi pindahkan ibu kota
Bencana banjir yang merendam Bundaran HI, Jakarta Pusat, pada bulan Februari 2013 lalu. | www.beritasatu.com

Yayat juga menyebut jika kota Jakarta sudah menjadi kota yang sakit dan tidak cocok menjadi pusat pemerintahan di Indonesia.

Beberapa hal yang disoroti oleh Yayat adalah masalah bencana yang berkepanjangan dan juga buruknya sanitasi untuk masyarakat yang hidup disana.

“Kedua, dari sisi bencana. Buat kita, Jakarta itu udah jadi kota sakit itu sebetulnya. Dari air bersihnya belum cukup, sanitasinya buruk transportnya buruk, polusi udaranya juga,” jelasnya.

Baca Juga: Ternyata Indonesia Pernah Pindahkan Ibu Kota Sampai 3 Kali!

3.

Beri kesempatan Gubernur Jakarta

Presiden Jokowi pindahkan ibu kota
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melakukan pengecekan lapangan di beberapa titik rawan banjir wilayah proyek LRT, Kamis (4/4/2019). | www.liputan6.com

Dengan adanya pemindahan ibu kota, Yayat menilai proses penyehatan Jakarta akan lebih cepat dilakukan oleh gubernur.

Proses penyehatan ini pun dianggap bisa lebih terfokus karena Gubernur Jakarta tidak akan terganggu dengan status ibu kota dan memfokuskan Jakarta sebagai pusat perkembangan lainnya, seperti bisnis dan ekonomi.

“Biarlah nanti Gubernur Jakarta menyehatkan Jakarta. Dia lebih tenang, lebih fokus, tanpa terganggu dia sebagai ibu kota,” ucap Yayat.

“Jadi dengan fokus dia sebagai pusat bisnis, pusat ekonomi, gubernurnya lebih tenang kerjanya, bisa lebih menyehatkan Jakarta,” tambahnya.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Ibu kota Harus Segera Dipindahkan Dari Jakarta

Citra Jakarta sebagai ibu kota memang sudah terbangun sejak Indonesia merdeka. Namun, masalah-masalah sosial sepertinya silih berganti menyerang Jakarta dari banjir, ketimpangan sosial, hingga kemacetan yang mengular.

Tidak heran jika para pengamata tata kota menyebut Jakarta sebagai kota yang sakit. Semoga dengan rencana pindah ibu kota ini, Indonesia bisa memiliki ibu kota yang lebih sehat dan tidak terfokus di Pulau Jawa saja.

Jadi, setuju nggak nih dengan rencana pindah ibu kota ini?

Tags :