DKI Jakarta Akan Bagikan Lidah Mertua Untuk Atasi Polusi, Aktivis Lingkungan: Masak Cuma Gitu?

Tanaman lidah mertua
Tanaman lidah mertua | www.google.com

Polusi udara terburuk, efektifkah bagi-bagi lidah mertua?

DKI Jakarta adalah kota dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Fakta itu diungkapkan oleh AirVisual, sebuah situs penyedia peta polusi daring harian kota-kota besar di dunia.

Tentu jika sudah sampai pada titik paling buruk, langkah cepat dilakukan guna mencari solusinya. Guna mengurangi polusi udara di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membagikan tanaman lidah mertua secara gratis.

Tanaman lidah mertua
Jakarta diselimuti kabut polusi | tirto.id

Gubernur DKI berharap tanaman lidah mertua yang akan dibagikan ini bisa mengurangi polusi udara di kota metropolitan DKI Jakarta.

"Dinas kehutanan mendapatkan rekomendasi beberapa tanaman untuk ditanam yang diharapkan bisa ikut mengendalikan pencemaran udara," kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Senin (22/7) mengutip dari CNNIndonesia.com.

Melalui Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Kelauutan, dan Pertanian (KPKP) Suharini Eliawati, pembagian lidah mertua secara gratis akan dilakukan mulai Agustus di Kantor DPKPKP.

Masyarakat bisa mendapatkan tanaman lidah mertua gratis ini cukup dengan satu syarat, yaitu menunjukkan KTP DKI Jakarta. Satu KTP akan diberikan dua tanaman.

"Ditukar pakai KTP dapat dua tanaman. Itu untuk koleksi yang sekarang kita punya. Karena proses pengadaannya sendiri akan kita lakukan pada Agustus. Sekarang ini masih proses lelang," kata Suharini saat dihubungi, Senin (22/7) malam.

Bagaimana cara kerja lidah mertua dapat mengurangi polusi tersebut dijelaskan juga oleh Suharini. Ia mengatakan secara teknis tanaman lidah mertua mampu menyerap 107 polutan udara. Berdasar penelitian, setidaknya 15-18 pot tanaman lidah mertua bisa secara signifikan mengurangi polusi udara.

"Kalau saya kan hanya belajar dari analisanya dari kawan-kawan yang sudah melakukan penelitian. Jadi tahun 2013 itu ada salah satu peneliti dari Semarang, saya baca, jadi tanaman lidah mertua sendiri mampu menyerap 107 polutan udara," jelas dia.

"Tapi pada dasarnya semua tanaman itu punya manfaat karena begitu dia melakukan proses fotosintesa, dia akan mengeluarkan O2 dan menangkap CO2-nya," lanjut dia.

Namun Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu menilai solusi pembagian tanaman lidah mertua bukanlah solusi yang tepat.

Baca juga: Indonesia Masuk Lima Negara dengan Kematian Tertinggi karena Polusi Udara

Memang tidak salah, namun Bondan mengatakan, solusi yang efektif adalah mencari dan mengendalikan sumber masalah polusi seperti cerobong asap, gas hitam hasil buangan knalpot, dan asap pembakaran sampah.

"Tapi masak iya solusinya hanya bagi-bagi lidah mertua? Lah cerobong-cerobong yang masih mengeluarkan asap, knalpot-knalpot yang masih mengeluarkan gas buang berwarna hitam, sampah yang masih dibakar mau diapakan?" kata Bondan, Selasa (23/7).

"Lalu berapa anggaran yang disiapkan untuk menurunkan persentase emisi transportasi, industri, pembakaran sampah di Jakarta?" Katanya.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu | jakarta.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Baca juga: Resmi! Jokowi dan Anies Digugat ke Pengadilan Karena Polusi Udara Jakarta Makin Buruk

Sedang pakar tanaman hutan kota Endes N Dahlan menyebut pepohonan lebih efektif menyerap pencemaran udara dibandingkan tanaman jenis lain.

"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa [mengurangi polusi], tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," kata pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

Polusi memang hingga saat ini masih menjadi masalah yang belum bisa benar-benar dihilangkan. Setiap masyarakat juga perlu kesadaran, bahwa polusi adalah tanggung jawab setiap manusia yang masih butuh udara untuk bernafas. Maka itu, kesadaran diri untuk menjaga bersama kualitas udara juga diperlukan, gimana menurutmu guys?

Tags :