Borok Menganga, Karyawan Garuda Bongkar Kebijakan Tak Manusiawi Ari Askhara!
07 Desember 2019 by Titis Haryo
Setelah dipecat oleh Menteri BUMN, kini kebijakan tak manusiawi Ari Askhara selama menjabat turut dibongkar karyawan!
Kebobrokan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ari Askhara semakin menganga lebar selepas terbongkarnya kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton beberapa waktu lalu.
Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) pun mengungkapkan selama ini selain tak hanya penuh kontroversi, Ari Askhara juga kerap membuat kebijakan yang tak manusiawi pada karyawan Garuda.
Seperti apa borok Ari Askhara yang diungkap para karyawanannya? Simak berikut ini.
Kebijakan rute penerbangan 19 jam
Dilansir dari CNNIndonesia.com, Jum’at (6/12), Ketua Umum IKAGI Zaenal Muttaqin mengungkapkan jika selama ini Ari selalu membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan karyawan hingga penumpang.
Baca Juga: 30 Ribu Warganya "Miskin", Bupati Karanganyar Malah Beli Mobil Mewah Rubicon!
Salah satu diantaranya yang tak manusiawi adalah dengan mengalihkan rute perjalanan Jakarta-London dan Jakarta-Amsterdam via Denpasar dan Kualanamu.
Rute ini menjadi kebijakan tak manusiawi karena dianggap melebihi batas kewajaran penerbangan usai memakan waktu perjalanan hingga 19 jam lamanya.
Kebijakan tak wajar ini pun sudah dilaporkan IKAGI pada Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan. Hasilnya, kebijakan tersebut termasuk pelanggaran karena membuat munculnya kelelahan sementara.
“Akhirnya dijawab oleh DKUPPU, terjadi pelanggaran yang bersifar kelelahan sementara dan kelelahan permanen,”
“Terjadi yang namanya sleep dead, orang tidur dalam keadaan kelelahan yang akan mengakibatkan pelayanan pada penumpang terganggu,” ujar Zaenal.
Namun, IKAGi tidak dapat menjelaskan alasan dibalik Ari Askhara membuat rute tidak wajar tersebut. Mereka pun enggan mengaitkan kebijakan tersebut dengan keberadaan bisnis Ari di Medan.
Baca Juga: Usai Harley dan Brompton, Garuda Indonesia Dikabarkan Juga Selundupkan Ferrari!
Manipulasi laporan keuangan 2018
Direksi Garuda Indonesia dibawah pimpinan Ari Askhara juga pernah melakukan fraud dengan menyajikan laporan keuangan yang sudah dimanipulasi.
Hal ini terjadi di tahun 2018, yang saat itu Garuda Indonesia mengaku berhasil mencetak laba bersih hingga US$ 5 juta.
Namun, setelah diselidiki oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terungkap jika Garuda Indonesia malah mengalami kerugian bersih hingga US$ 175 juta.
Akibat manipulasi ini, perseroan pun harus membayar denda dan menyajikan ulang laporan keuangan.
Baca Juga: Usai Gibran, Giliran Menantu Jokowi Daftar Cawalkot Medan. Netizen: Cucunya Nggak Sekalian?
Pegawai dilarang terbang tanpa alasan jelas
Zaenal juga mengungkapkan borok Ari Askhara yang kerap semena-mena memberikan larangan terbang bagi para pegawainya dengan alasan yang jelas.
Hukuman yang kerap disebut sebagai grounded itu juga memiliki batas waktu yang beragam baik dari 1 hingga 6 bulan.
Saat itu, manajemen Garuda Indonesia mengaku jika tindakan tersebut merupakan bagian dari pembinaan karyawan agar lebih baik dalam bekerja.
“Menurut kami, (larangan) itu bukan pembinaan karena pendapatan kami didapatkan dari dua, pertama gaji pokok, dan kedua, uang terbang. Kalau di-grounded berarti uang terbang hilang, itu menyengsarakan kami,”
Kebijakan ini pun membuat Ari Askhara membuat serikat kerja tandingan karena makin banyak karyawan Garuda Indonesia yang kecewa dengan pimpinannya.
Sosok Ari Askhara memang tengah menjadi sorotan publik usai dirinya diketahui menjadi otak penyelundupan motor Harlye Davidson dan sepeda Brompton dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Ari pun langsung dipecat dari jabatan Dirut Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir tak lama usai penyelidikan penyelundupan ini dilakukan Dirjen Bea Cukai.
Borok Ari Askhara semakin terbongkar, setelah serikat karyawan IKAGI juga mengumbar kebijakan-kebijakan tak manusiawi selama ini. Semoga hal ini bisa menjadi bahan evaluasi pemerintah agar BUMN ke depan bisa semakin baik lagi.
