Bentuk Apresiasi, Tri Rismaharini Akan Biayai Anak Petugas KPPS yang Meninggal

Istri korban menangis dan minta maaf ke Risma, ada apa ya?

Pemilu telah usai diadakan pada 17 April 2019, dalam pesta demokrasi kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya, yaitu diserentakkan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden. Namun dibalik usainya penyelenggaraan Pemilu berbagai kejadian anggota KPPS meninggal.

Salah satunya di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan respon dengan mengunjungi rumah duka almarhum Sunaryo di Kelurahan Kapas Madya Barat, Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis 25 April.

Tri Rismaharini mengunjungi rumah petugas KPPS yang meninggal | jatimnow.com

Dilansir melalui Tribunnews.com, Sunaryo sendiri adalah ketua KPPS 13, Kelurahan Kapas Madya Barat, Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Dalam kunjungannya ke rumah duka, Risma bertemu dengan istri Sunaryo, yaitu Munasri dan anaknya, Hanif.

Munasri menceritakan kronologi kondisi suaminya selama bertugas menjadi ketua KPPS setempat. Menurut Munasri, suaminya bekerja sampai hampir 27 jam saat pemungutan suara 17 April 2019 lalu.

Sunaryo juga yang berprofesi sebagai seorang guru tak sempat beristirahat, karena usai bertugas menjadi Ketua KPPS besoknya ia langsung mengajar di SDN Ploso 5 Surabaya. Munasri menduga kematian suaminya diakibatkan karena kelelahan.

Setelah bertugas di TPS, Sunaryo hanya sempat beristirahat selama satu jam karena setelah itu suaminya langsung harus berangkat mengajar di sekolah.

Di hadapan Risma, Munasri meminta maaf apabila suaminya belum tuntas melaksanakan tugasnya sebagai ketua KPPS di TPS 13, Kelurahan Kapas Madya Barat, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.

"Bu Risma, saya minta maaf kalau suami saya belum tuntas menjalankan tugasnya," kata Munasri, Kamis.

Mendengar cerita Munasri, Risma ikut terharu dan menyampaikan bela sungkawa. Ia menyebut, Sunaryo merupakan pahlawan yang telah membantu proses pelaksanaan pemilu di Surabaya berjalan dengan lancar.

Risma juga meminta maaf kepada Munasri karena tidak bisa berbuat banyak hingga Sunaryo dikabarkan meninggal dunia.

Risma sendiri berjanji akan membalas jasa dan pengorbanan yang sudah dilakukan Sunaryo dengan membiayai sekolah putra Sunaryo dan Munasri. Bantuan tersebut yaitu berupa beasiswa.

"Ibu yang sabar ya. Nanti saya uruskan beasiswa putranya. Kita bantu untuk biaya pendidikannya," katanya.

Selain Sunaryo, Risma juga membantu anak-anak keluarga anggota KPPS di Surabaya yang juga mengalami nasib serupa dengan Sunaryo.

"Nanti untuk masalah sekolahnya itu kirim surat ke Pak Camat atau ke lurah, biar nanti kita bantu untuk sekolahnya," tutur Risma.

Berdasarkan data Bangkesbangpol Linmas Kota Surabaya, empat orang petugas KPPS di Surabaya meninggal diduga kelelahan seusai menjalankan tugas.

Mereka adalah Sunaryo (58), Ketua KPPS TPS 13, Kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambak Sari; Thomy Heru Siswantoro, anggota KPPS TPS 19, Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambak Sari; Badrul Munir, anggota KPPS TPS 19 Kelurahan Kedung Baruk, Kecamatan Rungkut, dan; Hariono (36), petugas linmas TPS 45 Kelurahan Kandangan Kecamatan Benowo.

Risma saat mengunjungi salah satu keluarga anggota KPPS yang meninggal | jatimnow.com
Artikel Lainnya

Tentunya fenomena banyak anggota KPPS yang meninggal akibat proses selama masa pemungutan suara harus menjadi bahan evaluasi. Apakah memang sistem serentak Pileg dan Pilpres ini benar-benar solusi Pemilu yang baik atau malah justru memakan korban.

Tags :