Bentrok dengan Polisi, 28 Orang Demonstran di Irak Tewas
20 Oktober 2019 by LukyaniSekitar 1000 orang terluka dalam demonstrasi di Irak
Unjuk rasa di ibu kota Irak pada awal bulan Oktober lalu mengakibatkan bentrokan dengan polisi antihuru-hara. Tak main-main, bentrokan tersebut mengakibatkan 28 orang kehilangan nyawa. Selain itu, banyak pula korban luka-luka dalam insiden tersebut.
Unjuk rasa di Irak
Para pengunjuk rasa di Irak harus berhadapan dengan gas air mata, jam malam, dan peluru kendali saat menyuarakan protesnya. Mereka berunjuk rasa untuk melampiaskan kekecewaan dan kemarahan atas korupsi, pengangguran, dan layanan pemerintah yang buruk di bawah Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi.
Saat sore hari, massa pengunjuk rasa semakin bertambah banyak di sekitar kementerian perminyakan dan industri ibu kota. Mereka menyerukan akan berbondong-bondong mendatangi Lapangan Tahrir yang dijadikan simbol ibu kota.
Ali, salah satu pengunjuk rasa, dengan tegas mengatakan bahwa demonstrasi akan terus berlangsung hingga pemerintah jatuh.
Baca Juga: Kerusuhan di Ibu Kota Baru Penajam Paser Utara, Sejumlah Bangunan Dibakar Warga!
“Kami akan terus berjalan sampai pemerintah jatuh. Saya tidak punya apa-apa selain 250 lira (20 sen AS) di saku saya, sementara pejabat pemerintah memiliki jutaan” kata Ali kepada AFP, dikutip dari CNN Indonesia.
Polisi menembaki pengunjuk rasa
Sebagian massa pengunjuk rasa mengibarkan bendera Irak. Tidak sedikit pula pengunjuk rasa yang membawa bendera bertuliskan nama Hussein, cucu Nabi Muhammad dan tokoh yang dihormati dalam Islam Syiah.
Polisi antihuru-hara dann pasukan militer pun menembakkan senjata otomatis yang dipasang di kendaraan militer ke arah tanah hingga peluru memantul dan mengarah pada massa pengunjuk rasa. Para pengunjuk rasa yang mengalami luka-luka pun segera diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Klaim 2 Tahun Penuh Prestasi hingga Dijuluki Gubernur Rasa Presiden, Begini Reaksi Anies!
“Mengapa polisi menembak orang Irak seperti mereka? Mereka menderita seperti kita, mereka harus membantu dan melindungi kita,” ujar Abu Jaafar, salah satu pengunjuk rasa.
Selama tiga haris unjuk rasa berlangsung, setidaknya ada 28 orang yang kehilangan nyawa. Dua di antaranya adalah petugas kepolisian. Sementara jumlah demonstran yang terluka mencapai 1000 orang.
Aturan jam malam di Irak
Lebih dari setengah korban tewas dalam unjuk rasa tiga hari tersebut berada di Kota Nasiriyah, yakni kota tempat enam demonstran ditembak mati dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Pada hari yang sama, dua pengunjuk rasa dan seorang petugas polisi terbunuh di Diwaniyah, 150 kilometer (100 mil) selatan Baghdad.
Baca Juga: Dipuji Jokowi, 4 Menteri Ini Akan Dipertahankan di Kabinet Baru?
Setelah kejadian tersebut, pemerintah Irak pun menerapkan larangan bepergian keluar sepert jam malam di Ibu Kota Baghdad. Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi mengatakan bahwa pergerakan di Kota Baghdad mulai dilarang sejak pukul 05.00 waktu pagi.
Meski jam malam telah berlaku, salah satu fotografer AFP mengaku masih melihat beberapa kendaraan melintas dan warga sipil masih tampak berjalan-jalan.
Tidak hanya di Baghdad, demonstrasi pun meluas ke berbagai kota seperti Najaf dan Nasiriyah. Pemerintah Irak pun memberlakukan larangan bepergian di dua kota tersebut setelah ada laporan mengenai pasukan keamanan yang menembaki para demonstran.