Bentrok dengan Gerilyawan Kashmir, Kondisi India Semakin Memanas
28 Februari 2019 by LukyaniBuntut dari penyerangan di Kashmir pekan lalu
India sedang memanas akibat bentrokan dengan militan Kashmir. Pasukan Angkatan Bersenjata India ditengarai mengalami kerugian dalam bentrokan dengan gerilyawan Kashmir yang terjadi pada Senin, 18 Februari 2019. Bentrokan ini menyebabkan sembilan orang tewas.
Baku tembak yang merenggut nyawa
Konfrontasi militan Kashmir kian memberi tekanan pada pemerintah India yang menuduh Pakistan atas serangan bunuh diri yang terjadi pada Kamis, 14 Februari 2019. Insiden tersebut merenggut nyawa 40 orang dan disebut-sebut sebagai serangan paling berbahaya yang menyasar pasukan India.
Insiden baku tembak terjadi distrik Pulwama selama beberapa jam. Dari kejadian ini, dinyatakan empat orang tentara, satu orang polisi, satu orang warga sipil, dan tiga gerilyawan meninggal dunia. Sedangkan sejumlah tentara senior termasuk seorang brigadir dan letnan mengalami luka-luka.
Identitas gerilyawan Kashmir hingga saat ini belum diungkap. Meski demikian, media India sudah menyebutkan salah satu gerilyawan yang terbunuh dalam bentrokan tersebut adalah Abdul Rashid Gazi atau yang lebih dikenal dengan Khamran Bai.
Ia adalah warga negara Pakistan yang sebelumnya diinvestigasi terkait serangan bunuh diri.
Ketegangan India dan Pakistan Kian Meningkat
dengan mengeluarkan tembakan peringatan ke tempat-tempat yang disinyalir menjadi tempat persembunyian para gerilyawan Kashmir. Kobaran api dan gumpalan asap menghiasi malam saat itu.
India pun melontarkan tuduhan kepada Pakistan bahwa mereka menyembunyikan kelompok militan Jaish-e-Muhammad atau JeM. Mendengar tuduhan ini, pemerintah Pakistan langsung memberikan bantahan. Ketegangan antar dua negara ini pun meningkat.
Islamabad mengundang utusan ke New Delhi untuk “konsultasi”, sedangkan PM India, Narendra Modi, sudah menyerukan aksi internasional yang lebih besar untuk menumpas terorisme. PM Modi mengatakan bahwa serangan teroris di Pulwana menunjukkan bahwa waktu berbicara sudah habis.
Warga India diminta waspada
Serangan militan Kashmir membuat India bergolak. Ratusan demonstran turun ke jalan selama akhir pekan lalu, saat Kashmir dilaporkan melancarkan serangan di beberapa wilayah. Toko-toko terpaksa tutup setelah pemerintah mengimbau agar warga lebih waspada.
Sejumlah ribuan warga India pun mengungsi ke wilayah-wilayah yang ditinggali penduduk mayoritas muslim. Pemerintah India tengah mendapatkan tekanan yang besar mengingat pemilihan nasional pun semakin dekat.
Kini New Delhi sudah menarik kembali hak istimewa perdagangan Pakistan dan juga sudah mengakhiri perlindungan polisi untuk empat pemimpin kelompok separatis Kashmir. Beberapa pejabat negara India pun sudah menyerukan aksi militer terhadap Pakistan.
Gejolak di India diawali oleh peristiwa peledakan bom yang menewaskan 40 orang saat konvoi personel paramiliter India di Kashmir, Kamis, 14 Februari 2019.
Media India Press Trust of India menyebut bahwa kelompok militan Jaish-e-Muhammad adalah dalang penyerangan tersebut. Adapun Jaish-e-Muhammad adalah kelompok separatis yang berbasis di Pakistan.
Jaish-e-Muhammad beroperasi di kedua wilayah perbatasan negara. Kelompok ini sudah ditetapkan sebagai teroris oleh Kementerian Luar Negeri AS sejak tahun 2001. Kelompo Jaish-e-Muhammad berupaya menyatukan wilayah Kashmir yang saat ini berada di bawah kekuasa India untuk menyatu dengan Pakistan.