Benjamin Netanyahu Kebal Hukum, Ribuan Warga Israel Adakan Aksi Protes
07 Juni 2019 by LukyaniNetanyahu diduga akan membuat peraturan kebal hukum untuk dirinya
Pada Sabtu, 25 Mei 2019, ribuan warga Israel turun ke jalan untuk memprotes upaya pemerintah yang akan memberikan kekebalan hukum kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Langkah pemerintah menumpulkan hukum pada Netanyahu ini dinilai sangat tidak adil.
Ribuan warga Israel unjuk rasa di Tel Aviv
Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar museum di Tel Aviv. Mereka melakukan aksi demonstrasi. Aksi ini diselenggarakan oleh partai-partai oposisi Israel. Mereka menuduh Netanyahu sedang berusaha mengesahkan peraturan yang nantinya akan membuat dirinya kebal dari hukum kasus korupsi, penipuan, dan penyuapan.
Unjuk rasa ini merupakan aksi protes yangg kali pertama dilakukan oleh partai-partai oposisi, sejak Netanyahu memperoleh kemenangan kembali. Beberapa pengunjuk rasa pun memakai topi berwarna merah gaya Ottoman dengan membawa foto Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mereka nilai sebagai lambang tipe rezim yang mereka lawan.
Pihak penyelenggara tidak bisa memastikan jumlah massa yang berkumpul dalam aksi unjuk rasa ini. Mereka hanya mengklaim ada puluhan ribu orang yang turut serta turun ke jalan pada saat itu.
Baca Juga: Menhan Perihal Kasus Makar, Kalau Dongkol, Saya Tembak Kepalanya!
Netanyahu terjerat kasus korupsi
Mantan kepala militer Israel, Benny Gantz, menyebut bahwa impian Israel telah hancur berantakan di bawah kepimpinan Netanyahu. Pada pemilu Israel bulan April lalu, Gantz bukan pendukung Netanyahu.
“Ada pihak-pihak yang berusaha mengganti pemerintahan rakyat dengan pemerintahan tunggal dan memperbudak seluruh bangsa demi kepentingan satu orang,” tegas Gantz.
Meski Netanyahu terjerat kasus korupsi, dirinya dengan tegas menyatakan tidak akan mengundurkan diri. Bahkan, jika jaksa agung memutuskan untuk mengajukann dakwaan terhadap dirinya.
Saat Netanyahu ditanya mengenai langkahnya jika Kejaksaan Agung memanggilnya untuk pemeriksaan kasus korupsi, Netanyahu menjawab, “Jika itu terjadi, saya tidak akan mengundurkan diri,” ujar Netanyahu saat melakukan kunjungan ke Brasil pada akhir Desember lalu.
Baca Juga: Tepis Anggapan Islamophobia, Trump Adakan Buka Puasa Bersama di Gedung Putih
Netanyahu tidak akan mundur dari jabatan perdana menteri
Netanyahu memaparkan bahwa berdasarkan aturan, ia tidak seharusnya mundur ketika kasus yang menjeratnya masih dalam proses pemeriksaan. Ia pun mengatakan bahwa tiga kasus korupsi yang tengah menjeratnya tidak berarti apa-apa dan tidak akan membuat ia turun dari kekuasaannya.
Netanyahu menambahkan, jika seorang perdana menteri lengser sebelum proses persidangan digelar, dan pada akhirnya jaksa meminta menutup kasus tersebut, itu merupakan proses yang tidak masuk akal dan merupakan pukulan bagi demokrasi.
Bahkan, jika nantinya Netanyahu telah didakwa, ia tidak akan lemah pada tekanan publik untuk mundur dan akan melawan dakwaan atas dirinya sebagai warga negara Israel. Sementara itu, undang-undang di Israel pun tidak dengan jelas menyebut perdana menteri yang didakwa harus mengundurkan diri.
Tidak hanya masyarakat yang bisa menuntut Netanyahu mundur dari jabatannya jika ia telah didakwa, Knesset (parlemen Israel) juga bisa meminta Netanyahu untuk mundur sebelum proses itu selesai. Jika Knesset tidak meminta, secara teori Netanyahu tetap bisa menjabat.