Angka Golput di Pemilu 2019 Diperkirakan Meningkat, Benarkah Golput Bisa Jadi Solusi?
23 Maret 2019 by Talitha FredlinaKalau bisa sih jangan golput, apalagi hanya karena apatis!
Ajang pemilihan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024 kian mendekat. Kampanye dan strategi pemenangan dari kedua kubu pun makin giat digencarkan. Isu-isu saling dilemparkan oleh TKN dan BPN demi meningkatkan elektabilitas calonnya.
Namun masyarakat pun banyak yang semakin bingung dengan banyaknya informasi yang sampai pada mereka tentang kedua capres dan programnya. Beberapa pihak pun menyuarakan golput sebagai pilihan politik mereka di 2019.
Dilansir dari BBC.com, masyarakat banyak yang menyuarakan golput sejak pengumuman wakil presiden yang diusung oleh masing-masing calon. Merasa tidak setuju dengan pilihan tersebut, masyarakat memilih ambil sikap golput.
Kekhawatiran akan tingginya angka golput di Pemilu 2019 mendatang juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Volpol Center, Pangi Syarwi Chaniago. Ia menyatakan bahwa kelompok-kelompok yang merasa kepentingannya tidak direpresentasikan oleh kedua calon memiliki potensi besar untuk golput.
“Ketika tidak tersalurkan representasi kepentingan politik mereka, kedua sosok ini juga dipandang tidak bisa menjawab persoalan, tidak bisa membawa harapan baru untuk mereka, ya automatically mereka akan golput. Golput ini mestinya tidak akan terlalu tinggi kalau tiga calon misalnya,” tutur Pangi dikutip dari BBC.
Meski begitu, Pangi menyatakan bahwa suara pada pilpres 2019 ini mungkin tidak akan terlalu anjlok karena kehadiran para pemilih baru.
Golput, meski sebisa mungkin dihindari, sebenarnya merupakan bentuk ekspresi politik dan hak tiap individu. Tidak ada aturan yang bisa menghukum atau menjerat mereka yang memilih untuk golput.
Hal ini ditegaskan oleh Arif Maulana, pengacara publik LBH Jakarta.
“Opsi untuk tidak memilih adalah pilihan dan ini adalah bagian dari ekpresi kedaulatan rakyat. Hari ini, rakyat melihat tidak hanya pimpinan politiknya yang tidak beres, tapi juga sistem politik yang harusnya menjamin prinsip-prinsip demokrasi, menjamin persamaan di muka hukum, persamaan ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat, bagi rakyat, itu tidak ada,” ucap Arif, dilansir dari BBC.
Meski golput adalah hak individu, namun ada baiknya jika kita tetap menggunakan hak suara kita dengan datang ke TPS. Hanya saja alih-alih mencoblos sesuai aturan, kertas suara bisa dirusak agar suara tidak sah. Hal ini akan menghindari penyalahgunaan suara kitaoleh pihak yang tidak berwenang.