Amerika Membeku Lebih Dingin Dari Antartika, Trump: Ayo cepat datang Global Warming
01 Februari 2019 by Titis HaryoGagal paham tingkat dewa!
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sepertinya tidak pernah kehabisan cara mendapatkan perhatian dari banyak orang. Yang terbaru, dia memberikan sebuah pernyataan yang mengejutkan terkait cuaca dingin ekstrem yang terjadi di Amerika. Bukannya setuju, banyak orang jadi gagal paham dibuatnya.
Beberapa daerah di Amerika saat ini sedang dilanda cuaca super dingin yang membuat beberapa sungai membeku. Alih-alih khawatir, fenomena alam ini dirasa Trump sebagai tanda kepergian global warming dari bumi.
Orang-orang pun mulai curiga jika Trump sebenarnya tidak paham konsep global warming yang sedang melanda dunia. Kok bisa sih?
Kontroversi ini dipicu dengan cuitan Trump yang gagal paham.
Keriuhan soal gagal pahamnya Trump dengan konsep global warming dipicu dengan cuitannya di Twitter pada Senin (28/1) lalu. Cuitannya pun dipenuhi dengan nada sarkastik dan sindiran.
“Di Midwest yang indah, suhu mencapai minus 60 derajat (Fahrenheit), suhu terdingin yang pernah tercatat. Dalam beberapa hari mendatang, diperkirakan akan semakin dingin. Orang tidak bisa bertahan di luar bahkan selama beberapa menit. Apa yang sedang terjadi dengan Global Warming? Kembalilah cepat, kami membutuhkanmu!” cuit Trump dikutip dari Liputan6.com pada Kamis (31/1) lalu.
In the beautiful Midwest, windchill temperatures are reaching minus 60 degrees, the coldest ever recorded. In coming days, expected to get even colder. People can’t last outside even for minutes. What the hell is going on with Global Waming? Please come back fast, we need you!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 29, 2019
Ilmuwan menyanggah pernyataan Trump terkait perginya global warming
Dilansir dari The Associated Press, para ilmuwan menganggap logika aneh yang disampaikan oleh Trump jika global warming tidak akan terjadi jika cuaca dingin menerjang bukanlah hal yang pas. Karena menurut penelitian para ahli iklim di University of Maine dan NASA, global warming masih terjadi.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan suhu bumi rata-rata sebesar 0,3 derajat pada Selasa 29 Januari 2019. Suhu bumi ini lebih tinggi dari suhu rata-rata bumi pada tahun 1979-2000.
Beberapa daerah di Amerika mengalami suhu super dingin
Para ahli iklim menyatakan jika fenomena ini hanya fenomena cuaca ekstrem dan bukan efek perginya global warming. Beberapa daerah di Amerika memang sedang mengalami cuaca ekstrem yang sangat dingin. Di Midwest dan Chicago, sungai-sungai ditemukan membeku.
Tidak hanya Midwest dan Chicago, 49 daerah di negara bagian Amerika lainnya juga mengalami penurunan suhu yang tidak normal hingga berada dibawah titik beku. Hanya Hawaii saja yang tidak mengalami penurunan suhu hingga titik beku.
Suhu super dingin ini disebut dengan Polar Vortex
Suhu super dingin ini disebut oleh para ilmuan sebagai Polar Vortex. Hal ini tidak lepas dari pusaran angin dingin yang sedang banyak terjadi di langit Amerika. Hal ini sangat berkebalikan dengan apa yang terjadi di Australia yang mencatatkan rekor suhu terpanas.
Persoalan global warming yang selalu ditolak Trump dan disebutnya sebagai omong kosong adalah persoalan nyata yang harus kita tangani bersama. Dampak dari pemanasan global pun bukan hanya berupa suhu yang meningkat, melainkan juga terganggunya keseimbangan alam. Jadi, ada yang setuju dengan pernyataan nyeleneh Trump ini?