32 Tahun Diculik, Pria Ini Bertemu Lagi dengan Orangtuanya Berkat Teknologi Pengenal Wajah
20 Februari 2021 by LukyaniSang ibu mendedikasikan hidupnya untuk mencari anaknya.
Teknologi saat ini kian berkembang dan telah banyak memudahkan manusia. Berbagai hal kini bisa dilakukan dengan bantuan teknologi. Seperti kisah haru berikut ini. Seorang pria yang diculik bisa bertemu kembali dengan orangtuanya meski sudah terpisah puluhan tahun karena bantuan teknologi pengenal wajah.
Mao Yun diculik saat balita 32 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1988. Saat itu, Mao Yun yang berusia 2 tahun sedang berada di luar sebuah hotel di Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, China. Setelah diculik, Mao Yun dijual kepada pasangan yang tak memiliki anak di Provinsi Sichuan.
Pihak berwenang menyebut masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai penculikan namun tidak mengetahui tentang pasangan yang membeli Mao sebagai anak adopsi. Dilansir dari CNN, Mao dirawat oleh orangtua adopsinya dengan nama Gu Ningning.
Mao selama ini tidak pernah mengetahui bahwa orangtua kandungnya telah mencarinya selama tiga dekade lebih. Hingga akhirnya pada akhir April lalu, pihak kepolisian Kota Xi’an mendapat laporan tentang pria di Provinsi Sichuan yang membeli anak dari Provinsi Shaanxi pada akhir tahun 1980an.
Mao Yun hilang sejak tahun 1988
Mao Yun diculik saat balita 32 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1988. Saat itu, Mao Yun yang berusia 2 tahun sedang berada di luar sebuah hotel di Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, China. Setelah diculik, Mao Yun dijual kepada pasangan yang tak memiliki anak di Provinsi Sichuan.
Pihak berwenang menyebut masih melakukan penyelidikan lebih lanjut mengenai penculikan namun tidak mengetahui tentang pasangan yang membeli Mao sebagai anak adopsi. Dilansir dari CNN, Mao dirawat oleh orangtua adopsinya dengan nama Gu Ningning.
Baca Juga: Korbankan Lansia dan Imigran, Begini Strategi Herd Immunity yang Dilakukan Swedia
Mao selama ini tidak pernah mengetahui bahwa orangtua kandungnya telah mencarinya selama tiga dekade lebih. Hingga akhirnya pada akhir April lalu, pihak kepolisian Kota Xi’an mendapat laporan tentang pria di Provinsi Sichuan yang membeli anak dari Provinsi Shaanxi pada akhir tahun 1980an.
Momen haru pertemuan Mao Yun dan keluarga
Dengan bantuan teknologi pengenal wajah, polisi melakukan analisis dengan objek foto lama Mao ketika masih anak-anak. Hasilnya, wajah tersebut mirip dengan Mao dewasa yang kemudian dibandingkan lagi dengan foto dari basis data nasional.
Mao yang kini berusia 34 tahun telah bertemu kembali dengan orangtua kandungnya dalam sebuah konferensi pers yang digelar oleh Kepolisian Xi’an. Momen begitu mengharukan ketika Mao datang ke rung konferensi dan memanggil sang ibu.
Baca Juga: Bak Film Hollywood, Sekeluarga di Sumatera Kompak Bobol m-Banking dan Gondol Rp415 Juta!
Kedua orangtua Mao menangis haru sambil berpelukan. “Saya tidak mau dia pergi lagi. Saya tak akan membiarkannya meninggalkan saya lagi,” ujar Ibu Mao, Li Jingzhi, sambil menggenggam erat tangan Mao.
Perjuangan orangtua Mao Yun
Mao yang kini menetap di Sichuan memutuskan untuk pindah ke Xi’an agar bisa tinggal dengan orangtua kandungnya. Sebelumnya, ibu Mao memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan mendedikasikan diri untuk mencari Mao..
Li menyebarkan lebih dari 100 ribu brosur dan pergi ke berbagai televisi nasional. Li juga menjadi relawan, mengumpulkan informasi tentang anak-anak yang hilang dan membantu mereka untuk bertemu kembali dengan keluarganya.
Baca Juga: Identitas Pembakar Mobil Via Vallen Berhasil Diketahui, Polisi: Orangnya Ini Pura-Pura Bego
Sebelum bertemu dengan orangtuanya, Mao sudah melihat Li di televisi membicarakan anaknya yang hilang. Mao saat itu merasa tersentuh dengan usaha yang dilakukan Li namun ia sama sekali tak menyadari bahwa yang berbicara adalah ibu kandungnya.
Tidak ada angka resmi berapa jumlah anak yang diculik di China setiap tahunnya. Dalam situs web Baby Come Home, platform tersebut digunakan secara luas oleh para orangtua yang kehilangan anaknya. Sudah lebih dari 51 ribu keluarga yang melaporkan kehilangan anak mereka di platform tersebut.