Nggak Populer di Indonesia, 7 Film Festival Ini Dapat Penghargaan di Kancah Internasional
18 Maret 2021 by Trifena PutriDiproduksi oleh para sutradara keren.
Umumnya, banyak kurang tertarik dengan film festival. Bukan karena tidak bagus, namun memang tidak dipromosikan secara besar-besaran seperti film layar lebar. Meski begitu, berbagai film ini sebenarnya sangat berkualitas, apalagi beberapa ada yang populer di kancah internasional.
Krunya juga tidak abal-abal dan prosesnya nggak main-main. Banyak sutradara terkenal yang andil membuat film festival berkualitas ini.
7 film festival Indonesia yang dapat penghargaan di kancah internasional
Deretan film festival Indonesia ini memang tidak terkenal di dalam negeri, tapi justru dapat penghargaan di dunia internasional. Cerita yang menarik dan sinematografi yang bagus membuatmu setidaknya harus menonton salah satu film ini.
Sekala Niskala (The Seen and Unseen), dapat banyak penghargaan
Bisa dibilang Sekala Niskala atau The Seen and Unseen jadi salah satu film festival yang punya prestrasi seabrek di kancah internasional. Bagaimana tidak, film ini jadi satu-satunya film Asia yang diputar dalam Toronto Internasional Film Festival 2017.
Nggak cuma itu, Sekala Niskala juga ditayangkan dalam festival lainnya seperti Jogja NETPAC Asian Film Festival ke-12, Hongkong Asia Film Financing Forum, Venice Production Bridge, bahkan mendapat penghargaan dalam kategori Best Youth Film di Tokyo Filmex International Film Festival. Jadi kamu wajib banget nonton film yang berlatar tempat di Pulau Dewata, Bali ini.
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (Marlina the Murderer in Four Acts)
Kalau ngomongin film festival Indonesia terbaik, nggak boleh melewatkan Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Film yang dibintangi Marsha Timothy ini mendapat banyak penghargaan seperti Tokyo Filmex International Film Festival 2017, festival film di Maroko, Spanyol, Polandia, dan Filipina.
Sutradara Mouly Surya memang sangat apik mengemas film ini hingga suskes meraih banyak penghargaan. Marsha yang memerankan karakter pembunuh wanita bahkan sampai mendapat penghargaan sebagai aktris terbaik di Festival Film Spanyol dan mengalahkan artis Hollywood lainnya.
Ziarah yang mengangkat budaya Jawa sukses bawa pulang banyak penghargaan
Ziarah juga jadi salah satu film festival yang berhasil membawa pulang penghargaan internasional. Film garapan sutradara BW Purbanegara ini memboyong penghargaan dari ASEAN International Film Festival Awards (AIFFA) di bidang Special Jury Award dan Best Screenplay sekaligus.
Secara garis besar, film ini menceritakan kisah seorang nenek yang mencari makam suaminya karena tidak kunjung pulang setelah pamit berperang. Alur cerita yang menarik berhasil membawa emosi penonton hingga ikut terhanyut dalam kisah ini.
Athirah (Emma/ Mother), film yang menceritakan ibunda Jusuf Kalla
Athirah membuat film Indonesia masuk festival internasional yang bergengsi seperti Vancouver Internasional Film Festival 2016, Busan International Film Festival 2016, dan Tokyo International Film Festival 2016. Film yang diproduseri Mira Lesmana ini ternyata juga mendapat INALCO Award di festival film internasional des Cinemas d'Asia Vesoul pada 2017 lalu.
Film ini diangkat dari novel berjudul Hajjah Athirah Kalla karya Alberthiene Endah yang menceritakan perjalanan hidup perempuan hebat yang merupakan ibu Jusuf Kalla. Selain mendapat penghargaan di luar negeri film ini juga mendapat penghargaan di dalam negeri, lho.
Istirahatlah Kata-Kata, film yang mengangkat kisah aktivis Orde Baru
Judulnya saja sudah menarik, 'kan? Istirahatlah Kata-kata adalah salah satu film festival yang memiliki jalan cerita bagus dengan mengangkat tema aktivis Orde Baru.
Diceritakan Wiji Thukul, seorang aktivis, penyair, sekaligus buronan yang terkenal di masa Orde Baru. Filmnya yang bagus dan berkualitas membuatnya berhasil mendapat penghargaan khusus di Film Festival Love is Folly di Bulgaria 2017.
Humba Dreams, film yang mengeksplor keindahan Pulau Sumba
Film garapan Riri Reza memang selalu keren dan patut diperhitungkan di dunia perfilman termasuk dalam ajang film festival. Salah satu karyanya, Humba Dreams berhasil meraih penghargaan film festival CJ Entertaiment Award - Asian Project Market 2017 di Busan, Korea Selatan.
Dengan mengangkat genre drama, film tentang perjalanan seorang mahasiswa mencari jati diri ini sekaligus mempromosikan dan mengeksplor keindahan Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur.
Kekuatan utama yang membuat film ini dinilai berkualitas adalah alur ceritanya yang bagus dan sinematografinya yang luar biasa.
Battle of Surabaya, film animasi yang melibatkan 180 animator
Nggak kalah dari Upin Ipin atau Minions, film animasi karya anak bangsa ini berhasil mendapat penghargaan di tingkat internasional, yaitu Milan International Filmmaker Festival 2017 sebagai ‘Film Animasi Terbaik’.
Dengan judul Battle of Surabaya, film yang disutradarai Aryanto Yuniawan mengangkat tema pertempuran 10 November 1945 dengan efek visual yang sangat keren. Kisahnya yang kompleks berhasil menguras emosi penonton dan membuat kita lebih bisa mensyukuri nikmat kemerdekaan serta sebagai ajang pembuktian bahwa animasi Indonesia layak diperhitungkan.
Film ini didukung oleh 180 animator yang merupakan kaum professional, dosen, alumnus, dan mahasiswa AMIKOM.
Meski tidak populer di Indonesia, tapi film festival ini sudah membuktikan bahwa mereka punya kualitas yang luar biasa. Kalau mau menontonnya, kamu bisa melihatnya di festival film yang diadakan di daerah tempat tinggalmu atau di saluran film berbayar.