Ironis, Guru-guru Ini Punya Profesi Sampingan Sebagai Bintang Film Dewasa
20 Oktober 2020 by Disfira IkaProfesi mana yang bakal mereka pertahankan?
Profesi sebagai guru menjadi pekerjaan yang disanjung. Selain mengajarkan ilmu yang penting bagi calon generasi bangsa, tindakan dan ucapannya bakal menjadi panutan bagi murid-muridnya. Value dari pekerjaan ini punya sangkut paut yang besar pada moralitas, bukan soal penghasilan semata.
Untuk memenuhi kebutuhan yang makin lama ikutan mahal, tidak sedikit guru yang memiliki profesi sampingan untuk menambah pundi pemasukan. Tapi, apa jadinya jika guru tersebut punya kerjaan sampingan yang bertolak belakang dengan moral pendidikan yang diajarkan. Menjadi bintang film dewasa misalnya.
Bagaimana bisa? Tentu saja mungkin dan terjadi di realita. Dilansir dari beberapa sumber, terdapat beberapa nama guru yang terlibat dalam dunia hiburan “gelap”. Motivasinya pun beragam tidak cuma karena tuntutan ekonomi. Cukup ironis, ya.
1. Stacie Halas
Pada 2012 silam, Richard B. Haydock Intermediate School di Kota Oxnard, California, Amerika Serikat dibuat geger. Beberapa muridnya saat itu mendapati sebuah video yang menggemparkan. Kasak-kusuk salah satu gurunya main film porno seketika jadi perbincangan. Guru yang dimaksud adalah Stacie Halas.
Laporan murid ini sampai ke telinga kepala sekolah saat itu, Jeff Chancer. Di rapat dewan pengawas, guru yang mengajar mata pelajaran IPA itu lantas mengaku kalau dia sempat terlibat industri film dewasa selama sembilan bulan.
Salah satu panel dewan pengawas pendidikan menilai Halas kemungkinan punya niat mulia untuk mendidik. Tapi image ini akan berdampak dan mempengaruhi peserta didik yang diajar. Sebagai keputusan akhir, dewan sekolah pun membebastugaskan Halas.
Meski karier pornografinya telah berakhir, materi pornografinya di Internet akan terus menghalangi dia untuk menjadi seorang guru yang efektif dan dihormati. — Julie Cabos-Owen, yang menyidang Halas di rapat dewan saat itu
2. Benedict Garrett
Nama Benedict Garret ramai diperbincangkan setelah pekerjaan sambilannya terkuak. Pada 2011 lalu, salah satu guru SMA di Inggris ini punya pekerjaan sampingan untuk menjadi pemain film dewasa. Yang membuat kasusnya semakin heboh adalah ketika dia kedapatan mengajar sambil telanjang.
Beruntung Garret tidak dipecat. Dewan etik sekolah yang terletak di kawasan timur ibukota London itu memutuskan dia masih diizinkan mengajar. Walau pernah melanggar peraturan soal attitude dan image guru ketika di luar sekolah, dia masih dimaafkan.
Namun karena kasus ini mencuat ke media, Garett merasa nama baiknya jadi tercemar. Tak lama kemudian, dia pun memutuskan untuk menyudahi kariernya sebagai guru dan fokus dengan dunia hiburan di Inggris.
Baca juga: Aplikasi Belajar Terbaik di Android
3. Sasha Grey
Beberapa waktu belakangan, nama Shasha Grey cukup kondang di industri film panas Amerika Serikat. Tapi pada 2011, dia memutuskan untuk hiatus dan memulai kariernya sebagai tenaga pengajar murid sekolah dasar.
Grey dikenal sebagai seorang pemeran film dewasa cerdas itu sempat menghabiskan beberapa waktu untuk mengajar di SD Emerson, California. Foto yang menunjukkan dirinya membaca buku cerita pada anak-anak sempat menggegerkan publik di Amerika Serikat pada saat itu.
Saya percaya pendidikan adalah hak dasar manusia dan mendukung siapa pun yang terlibat dalam program ini. Saya mungkin punya masa lalu yang bisa diperdebatkan, tapi itu tidak mengurangi hak saya untuk berbagi pengetahuan.
Baca juga: Aplikasi Belajar Online Terbaik dari Luar Negeri
4. Julia Pink
Julia Pink sudah menghabiskan waktu kurang lebih 17 tahun berkarier sebagai guru sekolah dasar di Jerman. Pada 2015 lalu, dipecat dengan tidak hormat karena memiliki side job sebagai bintang film dewasa.
Dilansir dari Mirror, Dewan Pembina Yayasan Diakonia Evangelis Jerman yang berpusat di Kota Munich mendapat laporan kalau salah satu staf pengajarnya itu punya pekerjaan sampingan sebagai aktris film dewasa.
Kegiatan sambilan Pink terbongkar gara-gara dia menang penghargaan aktris terbaik untuk kategori hardcore yang digelar oleh Venus Award. Sekadar informasi, Anugerah Venus setara gengsinya dengan Penghargaan Oscar untuk film Hollywood, tapi fokus pada film dewasa saja.
Mendapati berita tersebut, para petinggi Yayasan Katolik ini pun memutus kontrak kerja Julia karena dinilai bertentangan dengan nilai pendidikan di sekolah tersebut.
Dengan tetap mengingat jasanya mengajar murid selama belasan tahun terakhir, yayasan menilai dia sudah tidak cocok bekerja di lembaga pendidikan yang kami kelola. — juru bicara gereja
Pink yang saat itu berusia 38 tahun, dikenal guru ramah oleh murid-muridnya. Selain mengajar anak sekolah dasar, dia pun mendidik murid berkebutuhan khusus. Mantan guru juga sempat menggugat keputusan dari yayasan. Sayangnya permohonannya ditolak oleh Pengadilan Tata Usaha Jerman.
Jika disuruh memilih antara pekerjaan mulia sebagai guru dan sambilan sebagai bintang film dewasa, bagi beberapa orang ini mungkin menjadi pilihan yang sulit. Pada akhirnya, mereka harus rela kehilangan karier mengajar yang sudah diseriusi selama beberapa waktu.
Jika sudah bertentangan dengan moral pendidikan, tentu perlu ada tindakan tegas. Apa mau dikata, mungkin guru menjadi batu loncatan untuk menemukan profesi baru yang lebih cocok dengannya.