Banting Setir Jadi Gigolo Demi Uang, Sopir Taksi: Berhubungan Intim Hampir Tiap Malam
14 November 2020 by Ina Farida Arif
Katanya sih auto naik derajat
Seorang pria berusia pertengahan 20-an yang berprofesi sebagai sopir taksi, membuat sebuah pernyataan mengejutkan pada salah satu portal media asing. Dimana selama hampir dua tahun ia beralih menjadi seorang gigolo. Pelanggannya pun tak biasa, yakni para wanita lanjut usia kaya raya.
Faktanya bukan hanya ia saja, yang terpaksa menjadi pemuas hasrat di tempatnya. Alasan ekonomi menjadi salah satu alasan, mengapa akhirnya ia memutuskan menjadi pria panggilan.
Banting stir jadi gigolo
Michael (nama telah disamarkan), adalah seorang pria berusia 26 tahun asal Gambia, Afrika Barat. Berprofesi sebagai seorang sopir taksi yang biasa mengantarkan para turis yang tengah berlibur.
Ia mengaku profesinya tersebut memungkinkannya untuk menjemput dan mengantarkan para wanita lanjut usia untuk berkeliling. Penumpang kesukaannya adalah para turis asal Inggris. Sebab, mereka akan membayar dan tidak memanfaatkan dirinya.
Hingga dua tahun lalu, ia akhirnya memutuskan untuk banting stir menjadi seorang pemuas hasrat para turis tersebut. Ia akan memuaskan para wisatawan wanita lanjut usia yang datang berlibur ke Gambia, dengan harapan bisa mendapatkan banyak uang secara instan dari mereka. Ia bahkan bergabung di sebuah resort turis sebagai pekerja seks komersial.
Jadi ToyBoy turis wanita berusia 60an
Michael kemudian mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan seorang wanita Inggris, dan akhirnya tinggal bersamanya selama satu bulan liburannya di sana. Pertemuannya tersebut tatkala Michael mengantarkan sang wanita ke sebuah kolam buaya.
Setelah menawarkan wanita itu untuk menghubunginya kembali jika ia akan bepergian, wanita tersebut lalu memintanya kembali menjemputnya. Setelah ia diajak makan malam, Michael mengantarnya kembali ke hotelnya dan berakhir dengan sebuah malam yang panas.
Dikutip dari The Sun (5/11), ia mengungkapkan bahwa wanita Inggris tersebut adalah seorang nenek berusia 60 tahun.
"Saya tidak ingin mengatakan dari mana asalnya, tetapi dia yang berusia 60-an mengatakan kepada saya bahwa dia adalah pensiunan dengan dua cucu" ungkap Michael.
Sementara itu Michael merasa menemukan ketertarikannya kepada wanita tersebut. Ia menyebutkan jika wanita itu bersih dan higenis, dan merasa nyaman berada di sekitarnya.
Berhubungan intim hampir tiap malam
Meski usianya terpaut hingga 40 tahun. Michael merasa tak masalah dan tetap menikmati kebersamaannya dengan wanita tersebut. Bahkan ia sendiri tak masalah jika harus melayani hasratnya setiap malam.
"Dia menyukai seks dan saya melompatinya hampir setiap malam, tetapi dia lebih tertarik pada budaya dan menghabiskan waktu dengan orang-orang Gambia." ujarnya, dikutip dari The Sun (5/11).
Akan tetapi, meski ia telah menjadi ToyBoy dari wanita tua tersebut. Tak menutup kemungkinan jika kemudian wanita tersebut mencampakkannya dan memilih pria lain yang lebih baik dan menarik darinya.
Tentu saja hal semacam itu lumrah namun merupakan masalah besar. Sehingga, sebisa mungkin ketika tengah berada di ruang publik, Ia memastikan sang sugar granny tidak berinteraksi dengan pria lain di tempat tersebut.
"Mereka datang ke sini untuk bersenang-senang dan itu hak mereka untuk bersenang-senang, tetapi bagi kami, itu salah." lanjutnya seperti yang dikutip dari The Sun (5/11).
Merubah status di masyarakat
Keuntungan besar jika mengencani seorang wanita Eropa terutama yang berasal dari Inggris ialah perubahan besar terhadap status para ToyBoy. Selain materi yang tercukupi, hal itu akan mengubah pandangan dan menaikkan status sosial mereka di masyarakat.
"Ketika seorang pria berkencan dengan orang yang lebih tua dan lebih kaya, tidak ada yang memberi tahu Anda 'penggali emas,' mereka mengatakan Anda adalah pria yang beruntung karena dia akan menjagamu." ungkap Michael dikutip dari The Sun (5/11).
Michael yang merasa nyaman dan cocok dengan wanita tua itu pun tetap menjalin hubungan selama lebih dari satu tahun. Bahkan ia sendiri berkeinginan untuk menikahinya disamping memiliki seorang istri Gambia.
Ia mengungkapkan jika pria di Gambia rata-rata memiliki empat istri. Di mana para istri Gambia cenderung menerima istri Eropa, dengan catatan istri Eropa tersebut memberikan cukup uang bagi kehidupan rumah tangga mereka.
Alasan dibalik profesi barunya
Meski hampir semua pria di Gambia ingin memiliki hubungan dengan para wanita asal Eropa. Nyatanya hal tersebut didorong karena kondisi ekonomi yang terjadi di negara berjuluk The Smiling Coast tersebut. Bahkan jika boleh memilih, para pria tentu ingin memiliki pasangan muda.
“Tapi semua orang bangkrut, jadi jika wanita tua itu menjagamu, kamu akan jatuh cinta dan pada akhirnya, seks hanyalah seks, tidak masalah mereka tua atau muda. Tidak sulit untuk tampil, Anda nikmati saja." ujar Michael seperti dikutip dari The Sun (5/11).
Sementara bagi Michael, ia tak masalah bergaul dengan wanita dari usia berapapun. Mungkin saja wanita tua yang Michael temui berpikir bahwa ia merupakan pria yang masih muda. Namun, dengan percaya dirinya Michael menyebutkan bahwa ia mampu memuaskan keinginan mereka.
Sayangnya keinginan Michael mempersunting wanita tua Inggris tersebut gagal. Karena kebutuhan terhadap uang begitu besar, dan ia terkesan menuntut banyak. Akhirnya, wanita tua itu pun memutuskan mengakhiri hubungan tersebut. Membuatnya berada di situasi ekonomi yang sangat buruk.
