5 Nilai Moral dari Serial TV Fenomenal 13 Reasons Why
29 April 2019 by Disfira IkaSebuah tontonan yang dalam dan penuh makna.
Tontonan dari western memang lebih beragam genre yang disuguhkan dibandingkan dalam negeri. Buat yang ingin tahu dengan realita yang terjadi dalam pergaulan anak sekolah di Amerika Serikat, 13 Reasons Why adalah rekomendasi serial televisi yang worth untuk ditonton.
TV series yang menayangkan season pertamanya pada 2017 ini, sontak membuat penonton seperti berkaca pada realita. Isu bullying dan pelecehan seksual yang diceritakan di setiap episodenya sangat relate dengan keseharian anak muda zaman sekarang.
Untuk kamu yang berencana mau nonton 13 Reasons Why tapi masih maju mundur, semoga nilai moral yang disampaikan di tontonan ini bisa membuatmu makin tertarik untuk melihatnya. Diharapkan, kamu jadi lebih peka dan menyuarakan kebenaran jika terjadi pada dirimu dan di sekitarmu.
Jangan menganggap semua orang baik-baik saja
Sejak penayangan pertamanya pada 31 Maret 2017 di Netflix, tontonan ini menceritakan tentang Hannah Baker. Dengan alur maju mundur, cerita menggiringmu kepada fakta bahwa gadis ini memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ada banyak hal yang menjadi alasannya untuk suicide, yaitu bully.
Benar, Hannah Baker adalah salah satu siswa yang menjadi korban bullying. Murid yang awalnya biasa saja ini sektika menjadi musuh satu sekolah setelah dia dituduh dan dijuliki sebagai pelacur. Dia tidak menyampaikan keluh kesahnya sebagai korban bullying kepada orangtuanya.
Yang kelihatannya baik-baik saja, ternyata menyimpan rahasia besar yang mampu mengubah hidupnya. Yang perlu kamu ketahui, korban dan pelaku bully bisa menimpa siapa saja.
Mulutmu, harimaumu. Jangan asal ceplas-ceplos
Mulut dan komentar netizen memang jahatnya keterlaluan. Tanpa berpikir panjang, orang-orang zaman sekarang lebih memilih untuk ceplas-ceplos dalam menyampaikan sesuatu. Mereka tidak memikirkan efek jangka panjang bagi beberapa pihak.
Mulutmu, harimaumu. Semakin dewasa seseorang, kamu dituntut untuk lebih bijak dalam menyampaikan sesuatu. Kamu tidak akan tahu apa yang ada dalah hati dam pikiran seseorang dari ucapanmu yang kasar itu.
Memendam semua sendirian akan membuat keadaan makin buruk
Masyarakat yang mudah menilai orang lain bisa menjadi beban tersendiri bagi beberapa pihak. Saat banyak pikiran dan memutuskan untuk berbagi cerita, justru kamu akan mendapatkan ceramah dan disuruh untuk bermental baja. Inilah alasan yang membuat seseorang lebih memilih untuk tertutup.
Untuk pikiran dan jiwa yang lebih sehat, nggak ada salahnya untuk menceritakan beban hidupmu dengan orang lain yang kamu percaya. Cara ini mampu membuat pikiranmu jadi lebih ringan. Mereka juga bisa membantumu untuk menemukan solusi yang tepat, kok.
Semakin aware dengan mental illness
Di serial yang menjadikan Katherine Langford sebagai peran utamanya ini, salah satu nilai moral yang bisa dipetik adalah makin paham dengan penyakit mental. Depresi dan anxiety adalah bentuk dari ketidakstabilan mental seseorang.
Dari sini, kamu akan belajar bagaimana untuk menjadi orang yang lebih perhatian dengan sekitar. Segera ulurkan tangan dan beri pelukan terhangatmu untuk menenangkan orang terdekatmu supaya bisa lebih tenang. Cegah mereka untuk melakukan hal berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Kebenaran itu tergantung dari sudut pandang yang dilihat
Kebenaran adalah hal yang hakiki. Semakin ditutupi, semesta akan menunjukkan dengan caranya sendiri. Tapi, kebenaran itu hal yang subyektif. Jika dilihat dari kacamata A adalah hal yang benar, belum tentu bagi si B.
Maka dari itu, kamu pun perlu mulai untuk melihat segala hal dari banyak sisi dan sudut pandang. Percaya dengan satu pernyataan yang masih belum jelas faktanya akan membuat kamu mudah termakan hoax.
6 moral value di atas hanyalah secuil perkara yang bisa kamu ambil hikmahnya setelah nonton 13 Reasons Why. Kamu perlu nonton sendiri ceritanya hingga season 2 jika mau tahu ceritanya dalam versi lengkap. Dijamin seru dan bikin melongo!