5 Film Hollywood yang Lebih Baik dari Novelnya, Menurut Sang Novelis Sendiri
26 Maret 2019 by Juliarto WongosariPenulisnya aja udah mengakui lho kalo filmnya lebih bagus dari novelnya.
Bagi orang yang suka baca novel, film Hollywood adaptasi novel seringkali dijadikan kambing hitam karena mereka selalu ngerasa kalo baca novelnya itu lebih seru daripada nonton filmnya. Alasannya, karena novel lebih banyak menceritakan secara lengkap apa yang terjadi, dan biasanya hal ini nggak bisa dimasukin secara penuh di film.
Tapi nggak selamanya novel lebih bagus dari filmnya lho, karena emang ada beberapa film Hollywood adaptasi novel yang ternyata justru lebih bagus dari novelnya. Bahkan sang penulis pun berani mengakui hal tersebut.
5 Film Hollywood yang Lebih Bagus dari Novelnya, Menurut Sang Penulis Sendiri
Kalo sutradara dan para pemainnya klop, film Hollywood adaptasi novel pun pasti bisa jadi keren, bahkan sampai dapat apresiasi langsung dari penulisnya sendiri. Oya, hati-hati sama spoiler ya, buat yang belum nonton!
The Mist (2007) punya ending yang jauh berbeda dengan novelnya, tapi justru disukai oleh Stephen King yang biasanya selalu protes kalo cerita asli novelnya diubah drastis.
Novel: The Mist (1980) by Stephen King
Ending novel Stephen King, The Mist (1980), sebenarnya cukup ambigu, karena kita nggak tahu gimana nasib sang ayah dan anaknya setelah mendengar dua kata: "Hartford" dan "harapan" dari radio. Namun sutradara film The Mist (2007) Frank Darabont, merasa kalo ending novelnya kurang tragis, karena itu dia merubah ending filmnya.
Hasilnya? Stephen King yang terkenal nggak suka kalo ceritanya diutak-atik oleh sutradara - bahkan ia pernah menuntut sutradara karena ceritanya jauh berbeda - merasa kalo ending film The Mist bener-bener bagus. Bahkan kalo ia sempat memikirkannya, ia pasti bakal menggunakan ending film tersebut di novelnya.
Link Download: The Mist (2007)
Ending Fight Club (1999) lebih menonjolkan sisi romantis Tyler Durden dan Marla, daripada novelnya yang terkesan lebih gelap.
Novel: Fight Club (1996) by Chuck Palahniuk
Fight Club (1999) adalah film Hollywood adaptasi novel berjudul sama karya Chuck Palahnuik yang rilis tiga tahun sebelumnya, dengan menggunakan plot film, terminologi dan juga karakter yang sama. Tapi David Fincher memutuskan untuk mengubah beberapa hal, salah satunya hubungan Tyler Durden dengan Marla di akhir cerita
Ending novelnya berakhir dengan Tyler berada di rumah sakit jiwa, sedangkan di filmnya, sang narator dan Marla terlihat berpegangan tangan, menunjukkan kalo mereka berhasil melawan sistem. Ternyata Chuck suka banget dengan ending ini, terutama dari visualnya, bahkan ia merasa malu melihat filmnya jadi lebih baik.
Link Download: Fight Club (1999)
Baca Juga: Film Tanah Air yang Diadaptasi dari Novel dan Komik Terlaris Indonesia
Interview with the Vampire (1994) membuat Tom Cruise menjadi sosok villain, yang langsung disukai oleh sang penulis.
Novel: Interview with the Vampire (1976) by Anne Rice
Interview with the Vampire ditulis Anne Rice ketika genre vampir dan erotis masih jadi best seller kala itu, lalu menjual hak ciptanya ke Hollywood. Namun Hollywood berusaha menghapus semua hal yang gelap dan sensual di novelnya, dan ini membuat Rice menolak semua usaha untuk membuat film adaptasinya.
Ketika pihak sutradara memilih Tom Cruise sebagai Lestat, Rice mulai menjelek-jelekkan film tersebut, menyebut Tom Cruise nggak cocok, bahkan dia nggak menghadiri proses screening. Hingga akhirnya ia menonton kopi filmnya, lalu langsung jatuh cinta dengan filmnya, bahkan langsung menulis surat terbuka berisi pujian sebanyak 8,000 kata.
Link Download: Interview with the Vampire (1994)
Baca Juga: 5 Film Layar Lebar yang Menyorot Kehidupan Vampire
Ending novel And Then There Were None (1939) dianggap kurang pas oleh Agatha Christie, karena itu ia membuat ending alternatif lain.
Novel: And Then There Were None (1939) by Agatha Christie
Agatha Christie menganggap novel karyanya And Then There Were None (1939) itu jelek, dan novel tersulit yang pernah ia tulis. Novel ini menceritakan tentang 10 orang yang terjebak di suatu pulau, dan kemudian beberapa kejadian membuat orang-orang tersebut tewas terbunuh, hingga akhirnya nggak ada yang selamat.
Karena merasa ending novelnya terlalu gelap, ia pun membuat ending alternatif untuk digunakan di film adaptasi tersebut - yang nantinya juga dipilih oleh beberapa film adaptasi lainnya. Ia mengubah supaya dua orang terakhir yang masih hidup, bisa selamat dan akhirnya menikah.
Link Download: And Then There Were None (1945)
Blade Runner (1982) menjadi penyebab tewasnya sang novelis, tapi juga menjadi penyelamatnya sebelum ia meninggal
Novel: Do Androids Dream of Electric Sheep? (1968) by Philip K. Dick
Kebanyakan novel yang diadaptasi menjadi film membuat penulisnya sebel karena nggak suka dengan ceritanya, tapi hanya Philip K. Dick yang paling merasakan efek buruknya. Blade Runner (1982) adalah film adaptasi lepas dari novelnya yang awalnya membuat Dick merasa filmnya kehilangan nuansa dan makna dari novelnya.
Hal ini membuat Dick stres dan terus meminum penghilang rasa sakit dan alkohol, hingga ia meninggal karena mengalami pendarahan di perutnya sebelum filmnya rilis. Namun sebelum meninggal, ia sempat melihat early cut yang dikirim kepadanya (yang telah diubah), lalu menyebut filmnya jauh melebihi dimensi novelnya.
Link Download: Blade Runner (1982)
Itulah 5 film Hollywood yang lebih baik dari novelnya, dan ini diakui sendiri oleh penulisnya sendiri. Buat yang masih menganggap versi novel lebih baik dari versi filmnya, coba kalian baca daftar novel dan film ini.