Mengencangkan Daerah Kewanitaan Dengan Cuka, Apakah Boleh?

Cuka untuk vagina
Cuka untuk vagina | www.elitedaily.com

Cuka untuk mengencangkan daerah kewanitaan hanya mitos, ini faktanya!

Zaman dahulu, banyak orang tua bilang jika cuka bisa membuat daerah kewanitaan kita menjadi kencang. Cuka pun dikenal sebagai cairan paling multifungsi di dunia yang sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hati.

Tapi, untuk urusan kesehatan daerah kewanitaan, itu hanya mitos belaka yang tidak tidak ada bukti ilmiahnya. Malah, menurut para ahli kesehatan Ob/Gyn, itu merupakan tindakan yang berbahaya dan bisa mengancam kesehatan daerah kewanitaan.

Menurut Profesor Linda Cardozo, seorang ahli Ob/Gyn dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologist, "Mengoleskan cuka kedalam vagina malah akan membuatmu tidak nyaman hingga menyebabkan luka dan aroma yang tidak alami pada vagina." Serem banget ‘kan.

Nggak hanya berbahaya dan bisa memunculkan luka, banyak ahli kesehatan reproduksi menganggap tindakan ini sebuah hal yang tidak masuk akal dan jauh dari kata aman. Yuk, langsung kamu simak aja fakta tentang cuka dan vagina yang akan bikin kamu kaget.

1.

Cuka tidak bisa menjadi salah satu metode Vagina Rejuvenation

Cuka untuk vagina
Vagina rejuvenation | drannacabeca.com

Vagina rejunevation alias peremajaan vagina merupakan salah satu terobosan ilmiah yang banyak digemari banyak wanita agar bisa mendapatkan bentuk vagina yang baik meskipun sudah melahirkan. Namun, sama sekali tidak pernah ada teknik peremajaan vagina menggunakan cuka.

2.

Alih-alih kencang, daerah kewanitaanmu malah bisa berbau tidak sedap

Cuka untuk vagina
Bau tak sedap | onlymyhealth.com

Cuka merupakan zat yang memiliki tingkat keasamaan yang sangat tinggi. Hal ini bukannya memberikan efek kencang, malah akan membuatmu merasakan rasa perih dan terbakar yang sangat sakit di area vaginamu. Selain itu, kamu akan mendapati aroma vaginamu menjadi aneh dan tidak natural. Tentunya ini bisa membuatmu merasa tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama.

Baca Juga: Girls, Pilih Bra yang Tepat Ketika Memakai Backless Dress

3.

Meningkatkan resiko infeksi dan terkena bakteri

Cuka untuk vagina
Iritasi pada organ reproduksi | pinterest.com

Kandungan asam yang tinggi pada cuka akan membuat daerah vagina menjadi mudah mengalami iritasi dan terluka. Hal ini bisa membuat banyak munculnya masalah yang berbahaya dari meningkatnya resiko infeksi, tumbuhnya jamur, dan masuknya bakteri lewat luka iritasi pada daerah kewanitaan.

4.

Memahami konsep daerah kewanitaan yang kencang

Cuka untuk vagina
Daerah kewanitaan | getfitzlondon.com

Menurut Medical News Today setiap wanita memiliki tingkat kekencangan vagina yang berbeda-beda, hal ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas biologis dan hormonal seseorang. Belum lagi, tingkat lubrikasi (keluarnya cairan pelumas) juga mempengaruhi kekencangan vagina seseorang.

Sehingga masalah ini seharusnya tidak perlu menjadi kerisauan banyak perempuan. Sedangkan, daerah kewanitaan yang mulai kendor lebih dikarenakan aktivitas setelah melahirkan.

Baca Juga: Tren Brazilian Waxing di Kalangan Perempuan Muda, Apakah 100% Aman?

5.

Senam Kegel lebih terbukti mampu mengencangkan daerah kewanitaan

Cuka untuk vagina
Senam kegel | unsplash.com

Dibandingkan dengan menggunakan cuka sebagai pengencang daerah kewanitaan, aktivitas fisik seperti senam kegel ternyata lebih terbukti mampu meningkatkan kekencangan vagina.

Dalam buku Occupational Therapy with Elders (Fourth Edition) yang ditulis oleh Kris R. Brown, menjelaskan jika tingkat keberhasilan senam Kegel dalam membantu mengencangkan daerah kewanitaan berada pada persentase 30% hingga 90%. Hal ini tidak lepas dari aktivitas kegel yang mampu membuat pelvic menjadi lebih berotot dan kuat.

Artikel Lainnya

Jadi, cuka menjadi salah satu alternatif pengencang daerah kewanitaan hanyalah mitos belaka. Bukannya memberikan manfaat malah bisa memicu resiko yang membahayakan daerah kewanitaan. Merawat daerah kewanitaan itu penting, namun perlu konsultasi yang tepat dengan dokter ahli. Jangan sembarangan mengikuti mitos yang belum teruji kebenarannya.

Tags :