Jadi Generasi Paling Konsumtif, Milenial Perlu Paham Seluk Beluk Investasi!
27 Februari 2019 by LukyaniKamu sudah mulai berinvestasi?
Generasi milenial cenderung lekat dengan perkembangan teknologi. Hal ini pula yang menjadi pemicu keakraban generasi milenial dengan budaya konsumtif. Mulai dari nongkrong di kafe yang instagramable, memakai barang-barang branded, hingga traveling ke berbagai tempat demi popularitas di media sosial.
Gaya hidup semacam ini sangat mungkin menjerumuskan generasi milenial pada kesulitan finansial. Generasi milenial pun harus putar otak untuk menghidupi budaya konsumtifnya. Mendapatkan passive income dari investasi adalah salah satu solusi tepat.
Sebagian generasi milenial mengimani falsafah “Let your money works for you, not you work for money”. Generasi milenial tidak bekerja untuk uang, melainkan uang yang bekerja untuknya. Falsafah inilah yang dianut oleh mereka yang gemar berinvestasi.
Generasi milenial adalah generasi yang memuja kemudahan. Berbagai kemudahan yang ditawarkan untuk mendapatkan passive income bisa dimanfaatkan. Generasi milenial bisa menopang passive income dengan cara investasi saham, deposito, emas, obligasi, dan sebagainya.
Kemajuan teknologi pun mempermudah milenial mengakses informasi terkait investasi. Tidak sedikit milenial yang mulai berinvestasi jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun, namun sebagian besar milenial lebih memilih investasi untuk menghidupi gaya hidup mereka.
Data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengenai jumlah investor perorangan di pasar modal membuktikan milenial mulai sadar investasi.
KSEI mencatat invetor perorangan di pasar modal mencapai 1,5 juta orang. Direktur KSEI, Syafruddin, mengonfirmasi bahwa sebagian besar dari jumlah tersebut adalah investor milenial.
Investor rentang usia 21-30 tahun sebanyak 34,08 persen. Usia 31-40 tahun sebanyak 25,64 persen. Usia 41-50 tahun 19,16 persen. Usia 51-60 sebanyak 10,98 persen. Usia 61-70 sebanyak 4,23 persen. Usia 70 tahun ke atas sebanyak 1,52 persen.
Ada dua pilihan yang bisa dimanfaatkan untuk menopang passive income, yakni menabung dan investasi. Menabung mempunyai risiko lebih kecil dibandingkan investasi, namun generasi milenial cenderung memilih investasi.
Pilihan ini didasarkan pada kesadaran akan risiko dari adanya inflasi. Menyimpan uang memang bisa menambah jumlah uang yang dimiliki, namun nilai uang akan tergerus oleh inflasi. Oleh sebab itu, cara untuk melawan inflasi adalah meningkatkan nilai uang melalui investasi.
Investasi yang dilakukan pun tidak sembarangan tentunya. Harus memiliki instrumen yang akan memberikan hasil lebih tinggi dari inflasi. Beberapa syarat investasi yang ideal adalah capital gain, collateral, dan cashflow.
Pertama, capital gain adalah memiliki harga jual yang selalu meningkat. Apapun bisa dijadikan modal investasi asal nilai jualnya selalu naik. Kedua, collateral adalah barang investasi bisa dijadikan jaminan dalam transaksi simpan pinjam. Ketiga, cashflow artinya instrumen harus memberikan pemasukan.
Jika milenial mampu memenuhi tiga syarat tersebut, maka investasi yang dilakukan tergolong ideal. Investasi ideal ini tentunya akan memberikan resiko yang lebih kecil. Jadi, tidak masalah jika belum memiliki instrumen investasi yang ideal, selama siap dengan resiko investasi.
Ada banyak pilihan yang bisa dipilih jika milenial tertarik dengan investasi. Generasi kelahiran 1980 hingga 2000 paling menggandrungi investasi saham.
Generasi milenial yang ingin berinvestasi saham harus mengerti dan bisa membaca pergerakan perekonomian global dan nasional yang akan berpengaruh langsung pada sektor industri.
Jika generasi milenial masih belum memiliki skill atau masih pemula di dunia investasi, reksa dana adalah pilihan investasi yang lebih aman. Selain investasi saham, milenial pun bisa berinvestasi melalui obligasi atau Surat Utang Negara.
Jika milenial berinvestasi melalui obligasi, perekonomian negara bisa terbantu, lho. Utang luar negeri bisa ditekan jika masyarakat banyak yang berinvestasi melalui obligasi.
Pilihan lain untuk berinvestasi dengan likuiditas tinggi dan risiko kecil adalah investasi deposito bank. Membuka rekening deposito tentunya lebih mudah dilakukan karena bank menyediakan layanan mobile banking. Selain beberapa pilihan tersebut, milenial juga bisa berinvestasi melalui properti.
Jadi, sudah tertarik untuk berinvestasi? Sebelum memulai, tentunya kita harus mengakses sebanyak-banyaknya informasi mengenai investasi yang akan dilakukan. Sebisa mungkin jadikan investasimu ideal agar meminimalisir risikonya.