Wisata Anti-mainstream yang Salah Satunya Bisa Bikin Kamu Tewas di Tempat!

1.

Wisata kemiskinan

Biasanya kompleks pemukiman kumuh menjadi salah satu tempat yang dihindari oleh mereka yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Pasalnya di tempat tersebut kemungkinan besar terjadinya tindak kejahatan cukup tinggi. Selain itu, masalah sanitasi yang buruk menyebabkan angka penyakit yang ada di tempat itu cukup mengkhawatirkan.

Meski demikian, penyelenggara wisata kemiskinan ini memiliki pandangan yang berbeda. Mereka memandang jika wisata ini memiliki sisi berbeda yang bisa menjadi daya tarik wisatawan.

Baca juga: Kamu Pendaki? Ketahui Dulu Deretan Mitos Tentang Keangkeran Gunung Lawu

Oleh sebab itu, mereka pun memfasilitasi orang-orang yang ingin melihat langsung kondisi di pemukiman kumuh. Beberapa kota yang memiliki wisata semacam ini adalah Rio de Janeiro (Brazil), Manila (Filipina), Mumbai (India), dan masih banyak lagi.

Wisata kemiskinan sendiri hadir bukan tanpa kontroversi. Mereka yang bersikap kontra terhadap wisata ini beranggapan kalau wisata kemiskinan merupakan cara golongan yang lebih mapan untuk melihat langsung dan menikmati kehidupan orang-orang miskin.

Sementara untuk mereka yang pro menganggap jika wisata semacam ini dapat membantu meningkatkan kepekaan dan kesadaran sosial akan masih tingginya angka kesenjangan di dunia ini.

Baca juga: Patut Waspada! 6 Bau Ini Jadi Tanda Keberadaan Makhluk Halus di Sekitar Kamu

Meskipun terdengar baru, namun ternyata wisata kemiskinan ini tergolong tua. Pasalnya pada abad ke-19, pernah ada sejumlah turis kaya raya asal London yang sengaja melakukan perjalanan jauh melintasi Samudera Atlantik hanya untuk dapat melihat langsung kawasan kumuh yang ada di New York dan San Fransisco, AS.

Bahkan agar turis merasa puas, pihak penyelenggara sengaja menyewa aktor untuk berpura-pura menjadi anggota geng narkotik yang nantinya akan terlibat baku tembak di kawasan kumuh tersebut.

2.

Wisata pemakaman

Kawasan pemakaman identik dengan hal-hal yang mengerikan dan menakutkan. Apalagi kalau bukan karena takut akan adanya penampakan sosok gaib yang tidak diinginkan. Namun, hal itu tampaknya bukan masalah bagi para turis yang ingin merasakan pengalaman wisata pemakaman.

Baca juga: Jadi Sarang Jin dan Dedemit, 5 Kawasan Mistis Ini Dekat dengan Permukiman Warga

Wisata pemakaman sendiri sebenarnya merupakan bentuk lain dari ziarah pemakaman. Jadi, para turis nantinya akan dipandu untuk mengunjungi beberapa tempat pemakaman. Namun, tidak sembarang pemakaman yang dikunjungi, melainkan pemakaman yang salah satu makamnya merupakan makam dari tokoh dunia.

Salah satu tempat pemakaman yang kerap dikunjungi adalah Taman Pemakaman Pere Lachaise di Prancis. Di tempat itulah penyanyi Jim Morrison dan penulis Oscar Wilde dikebumikan.

Meskipun wisata pemakaman ini terkesan angker, namun nyatanya wisata jenis ini sudah sering dilakukan pada zaman dahulu. Misalnya pada abad ke-19 di mana penduduk Inggris kerap melakukan kunjungan dari makam ke makam.

Baca juga: Mitos Mistis Gunung Mujur, Disebut Ada Makam Raja Singosari di Sini

Namun, karena munculnya Perang Dunia I dan II membuat orang-orang lantas menjauhi area pemakaman. Kemungkinan besar karena rasa takut akan mati yang membuat mereka tidak melakukan ziarah semacam itu lagi.

3.

Wisata bunuh diri

Dari sekian banyak wisata yang ada di dunia, wisata bunuh diri menjadi salah satu jenis wisata paling mengerikan. Swiss menjadi rumah bagi wisata ekstrem yang satu ini. Negara yang terkenal akan coklat dan gunung saljunya ini memiliki sebuah lembaga bantuan bagi mereka yang ingin merasakan kematian di tempat ini.

Sesuai dengan namanya, wisata bunuh diri ini akan membuat siapa pun yang mengajukan akan disuntik mati. Lantas, kenapa orang-orang yang hendak bunuh diri memilih untuk mati di tempat ini ketimbang di tempat lain?

Baca juga: Kisah Mengerikan di Balik Deretan Pulau Kecil yang Ada di Dunia!

Jawabannya adalah karena mereka ingin mengakhiri hidupnya dengan kondisi yang tidak sesakit mungkin. Ketika dirinya sudah meninggal, pihak lembaga yang ada di Swiss akan membantu melaksanakan pesan terakhirnya serta memakamannya dengan layak.

Tentu saja wisata semacam ini mengundang pro dan kontra. Mereka yang kontra beranggapan kalau ada pihak-pihak tertentu yang terlibat dalam wisata ini telah melakukan tindakan pembunuhan sebelumnya.

Namun, mereka yang pro berpandangan kalau bunuh diri juga merupakan hak asasi individu. Mereka juga mencontohkan bahwa sebagian besar peserta wisata bunuh diri merupakan orang-orang yang sudah sekarat dan sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi di dalam hidupnya.