Warga Jember Masih Nekat Gelar Pesta Pernikahan: Virus Corona Cuma di Jakarta dan Bandung

Ilustrasi hajatan
Ilustrasi hajatan | Suara.com

Warga kebanyakan belum memiliki kesadaran mengenai bahaya virus corona

Mengingat mudahnya penularan virus corona, pemerintah Indonesia akhirnya melarang masyarakat untuk menggelar acara yang melibatkan banyak orang. Salah satunya adalah pesta pernikahan.

Namun masih banyak warga yang nekat menggelar resepsi pernikahan. Salah satunya di Jember, Jawa Timur, yang masih banyak menggelar hajatan. Hingga akhirnya polisi harus turun tangan membubarkan acara tersebut.

1.

Berawal dari suara musik

Ilustrasi hajatan
Pernikahan di Jember saat hendak dibubarkan polisi | www.haibunda.com

Dilansir dari Suara.com, Kamis (26/03/20), warga Jember, Jawa Timur masih nekat menggelar pesta penikahan di tengah wabah virus corona. Padahal pesta pernikahan dilarang karena berpotensi menularkan virus corona.

Tak semua warga mematuhi peraturan pemerintah. Salah satunya adalah warga di Dusun Benteng, Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Jember, Jawa Timur yang masih menggelar resepsi pernikahan.

Baca Juga: Viral Keluarga Merokok Ramai-ramai Sekaligus Ajak Anak: Insyaallah Terhindar Virus Corona

Terpaksa aparat kepolisian turun tangan dan harus membubarkan resepsi pernikahan. Pembubaran ini berawal saat polisi mendengar suara musik yang begitu keras dan akhirnya mendatangi sumber suara tersebut.

“Kami awalnya tidak tahu, tidak terdeteksi. Saat kami patrol ada suara musik yang begitu keras sekitar pukul 18.30 WIB,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Semboro Inspektur Satu Faturrochman, Kamis (26/3/2020).

2.

Polisi bubarkan pesta pernikahan

Ilustrasi hajatan
polisi saat berikan edukasi kepada pemilik hajatan | regional.kompas.com

Setelah datang ke lokasi, polisi melihat mempelai sudah naik ke pelaminan. Sementara tamu sudah ramai berdatangan. Namun polisi tetap membubarkan pesta pernikahan tersebut karena dikhawatirkan terjadi penularan virus corona secara masif.

Baca Juga: Buat Gaya-gayaan, Pemain Skateboard di Bandung Pakai APD. Perawat: Kita Kekurangan, Empatilah!

“Keadaan yang membuat kami harus melakukan tindakan tegas terhadap kegiatan yang mengumpulkan orang banyak,” jelas Fatur.

3.

Kurangnya kesadaran warga

Ilustrasi hajatan
Polisi saat bubarkan hajatan | www.haibunda.com

Sikap warga desa memang cenderung tidak peduli dengan bahaya virus corona. Bahkan banyak di antara mereka yang memaknai virus corona hanya sebagai guyonan dan bukan masalah serius.

“Kalau pakai bahasa guyonan, mereka bilang coronanya tidak sampai Semboro. Hanya di Jakarta dan Bandung. Kebanyakan mereka tidak paham. Dikira corona ditularkan oleh persentuhan dengan orang yang sakit di rumah sakit,” kata Fatur.

Baca Juga: PDP Corona Meninggal Dunia di Kolaka, Keluarga Nekat Bongkar Plastik dan Cium Jenazah

Melihat sikap warga tersebut, polisi mengaku prihatin dan kasihan. Untuk itu, polisi harus memberikan edukasi kepada warga desa agar sementara waktu tak menyelenggarakan pesta pernikahan.

“Untuk sosialisasi, kami hampir tiap hari, mulai dari imbauan dan pemasangan maklumat Kapolri. Tapi namanya manusia, kesadaran beda-beda. Tapi apapun alasannya, kami bubarkan kegiatan tersebut,” jelas Fatur.

Artikel Lainnya

Tindakan yang diambil aparat kepolisian ini demi keamanan bersama. Virus corona diketahui sangat mudah ditularkan. Maka dari itu, untuk sementara waktu pemerintah melarang adanya acara-acara yang melibatkan banyak orang. Warga juga diminta untuk tinggal di rumah saja.

Tags :