Waduh, Relawan Penelitian Ini Terjun dari Pesawat Tanpa Parasut. Buat Apa?

Skydiving
Ilustrasi skydiving | www.thejumpingplace.com

Terjun dari ketinggian berapa meter ya?

Para ilmuwan selalu berupaya mengembangkan ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Suatu teori yang dianggap sudah mapan pun akan kembali dirombak hingga menemukan teori baru yang nantinya akan dibongkar kembali dan seterusnnya.

Tidak jarang para ilmuwan ini mengambil langkah berani dalam eksperimen-eksperimen yang mereka lakukan. Istilah 'kelinci percobaan' pun kerap kita gunakan untuk menyebut benda atau makhluk yang dijadikan objek percobaan para ilmuwan.

Skydiving
Skydiving | www.skydivelondon.co.uk

Para peneliti dari Harvard, University of Michigan, dan UCLA melakukan pengujian terhadap efektivitas parasut. Uji coba “acak terkontrol” oleh para peneliti ini merupakan yang pertama dilakukan.

British Medical Journal mengungkap penelitian ini pada akhir tahun 2018. Dalam jurnal tersebut dikatakan bahwa para peneliti meminta 23 relawan melompat dari pesawat dan helikopter. Hal ini dilakukan untuk menguji efektivitas parasut dalam meminimalisir risiko cedera atau kematian.

Sebanyak 23 relawan dalam penelitian ini tidak benar-benar tahu apa yang sebenarnya sedang diuji. Oleh sebab itu, pengujian ini disebut uji coba “acak terkontrol” yang biasanya bertujuan untuk memvalidasi penelitian medis yang sebelumnya sudah dilakukan.

Skydiving
Skydiving | florida.skydivespaceland.com

Menurut Asosiasi Parasut Amerika Serikat, jumlah lompatan skydiving di Amerika Serikat selama satu tahun mencapai angka lebih dari tiga juta. Pendapat lain mengatakan bahwa parasut sangat berguna mengurangi risiko cedera dan kematian dalam sebagian besar lompatan skydiving.

Namun, para peneliti dari Harvard, University of Michigan, dan UCLA meyakini bahwa tidak ada bukti yang membenarkan pendapat bahwa parasut selalu efektif dalam penyelamatan. Oleh sebab itu, mereka melakukan uji coba “acak terkontrol”.

Dalam uji coba ini, 23 peserta uji coba harus melompat dari atas pesawat. Beberapa di antara mereka menggunakan parasut, dan beberapa lainnya tanpa parasut. Kemudian para peneliti pun akan melihat kelompok mana yang lebih banyak mengalami cedera setelah lompatan.

Skydiving
Skydiving | www.bkpc.co.uk

Dari 23 peserta uji coba, 12 orang diberi parasut dan 11 sisanya tidak mempunyai parasut. Semua peserta tidak mengetahui di dalam tas mereka ada parasut atau tidak. Hebatnya, uji coba ini membuktikan bahwa parasut tidak benar-benar meminimalisir risiko cedera dan kematian.

Peserta dari dua kelompok, dengan dan tanpa parasut, tidak ada yang mengalami cedera serius. Dalam uji coba ini, peneliti pun mengakui mungkin hal ini terjadi karena peserta melompat dari ketinggian 2 kaki dari pesawat yang bergerak 0 meter per jam.

Artikel Lainnya

Setelah uji coba ini dilakukan, para peneliti pun memberikan imbauan kepada pihak medis agar mempertimbangkan hasil dari penemuannya ini. Tapi, bagaimana hasilnya ya jika uji coba dilakukan dengan ketinggian yang lebih tinggi? Apakah hasilnya akan sama dengan ujii coba ini?

Tags :