Viral Oknum Brimob Pukuli Remaja Aksi 22 Mei, Polri Akui Petugas Tak Sesuai SOP
26 Mei 2019 by Dea DezellyndaPolri akui bahwa tindakan pemukulan Brimob terhadap seorang remaja tak sesuai SOP
Muncul video yang beredar luas di media sosial di mana sekelompok anggota Brimob melakukan pemukulan terhadap seorang remaja aksi 22 Mei hingga tewas. Namun kabar tersebut langsung ditampik oleh kepolisian bahwa tidak benar anggota Brimob melakukan pemukulan kepada remaja hingga tewas. Kabar tersebut hanyalah hoax. Brimob memang memukul remaja tersebut tetapi tidak sampai tewas.
Remaja itu bernama Andri Bibir yang dikejar Brimob sampai di kawasan Kampung Bali. Andri diduga memasok batu yang digunakan untuk kerusuhan dan juga menyediakan air bilas untuk perusuh yang terkena gas airmata surpaya kerusuhan bisa tetap berlanjut. Pihak kepolisian juga mengakui bahwa pemukulan yang dilakukan anggota Brimob tidak sesuai dengan SOP.
Fakta yang sebenarnya terjadi
Melansir Detik.com, peristiwa pemukulan dalam video viral disebut berada di dekat masjid Al-Huda, Kampung Bali, Jakarta Pusat. Pada Jumat (24/5) kemarin telah dicek langsung ke lokasi dan memang dapat dipastikan lokasi kejadian berada di samping masjid Al-Huda yang tepatnya berada di Jl Kp Bali XXXIII No.3, RT 2 RW 10, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Fakta dalam video tersebut Brimob memang melakukan pemukulan terhadap Andri Bibir, tetapi tidak sampai tewas. Remaja tersebut masih hidup dan memastikan kabar tersebut hanyalah hoax.
“Beredar viral video berkonten dan narasi seolah-olah kejadian tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia akibat tindakan aparat. Ternyata pada kenyataannya orang yang dalam video tersebut adalah pelaku perusuh yang sudah kita amankan atas nama A alias Andri Bibir,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Polda Metro Jaya.
Baca juga: Oknum Misterius Teror Brimob Purwokerto, 4 Personil Jadi Sasaran Tembak!
Polri akui anggota Brimob tidak sesuai SOP
Dalam video yang tengah viral tersebut Polri tidak membenarkan tindakan Brimob dalam melakukan pemukulan terhadap Andri Bibir. Dan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak sesuai SOP.
Dilansir dari Tribunnews.com, meski Andri benar melakukan kerusuhan dan telah mengakui perbuatannya, namun Polri mengakui yang dilakukan sejumlah anggota Brimob dengan memukuli Andri tak sesuai standar operasional prosedur.
"Polri akan profesional dan kan melakukan tindakan tegas kepada anggotanya yang bekerja tidak sesuai SOP," jelas Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Tapi Polri belum menyampaikan sanksi apa yang akan diterima oleh para anggota Brimob yang melakukan pemukulan terhadap Andri Bibir tersebut.
Pengakuan pria yang dipukul oleh Brimob
Andri Bibir (30) seorang pria yang dipukuli oleh Brimob mengakui bahwa yang ada di dalam video viral itu adalah dirinya.
Andri mengakui bahwa ia ikut andil dalam memasok batu dan juga air bilas untuk para perusuh yang terkena gas airmata supaya kerusuhan bisa terus berlanjut. Andri pun merasa sakit hati karena ia terkena tembakan gas airmata dari aparat.
“Mengumpulkan batu dan membantu demonstrasi. Awalnya saya hanya ikut-ikutan dan disitu saya kena gas airmata. Saya sakit hati dan saya membantu supaya pendemo semakin mudah mendapatkan batu,” jelas Andri dikutip dari Detik.com.
Meski ikut memasok batu dan menyediakan air bilasan, Andri mengaku tak ikut melemparkan batu ke arah aparat. Setelah aksinya menyediakan batu diketahui Brimob, Andri berniat melarikan diri namun akhirnya ia tertangkap.
“Saat itu saya memang mau melarikan diri, tapi di belakang ada Brimob dan saya kembali lagi ke lapangan itu. Dan ternyata sat itu saya ditangkap,” lanjut Andri.
Andri pun sampai khawatir kepada keluarga dan temannya saat ia dikabarkan meninggal dunia. Andri juga belum sempat bertemu keluarganya saat tertangkap polisi.
Deretan peristiwa dalam aksi 22 Mei banyak dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuat narasi yang dapat memprovokasi masyarakat. Oleh karena itu, pastikan terlebih dahulu berita tersebut benar atau tidak sebelum dibagikan.
Harusnya dengan adanya pembatasan internet dari Menkominfo bisa menjadi renungan bagi kita semua untuk bijak dalam menggunakan media sosial.