Viral Foto Seorang Pria Muslim Salat di Sebuah Gereja, Ini Kisahnya
12 Juni 2020 by Dea DezellyndaUmat Nasrani meminjamkan gereja untuk umat Muslim yang melaksanakan salat.
Dalam kehidupan antar umat beragama, toleransi menjadi sebuah tindakan yang penting dalam menjaga perdamaian. Salah satunya yaitu menghormati orang lain untuk beribadah, seperti yang dilakukan dalam acara sarasehan yang dilakukan oleh umat Muslim dan Nasrani pada 28 Mei 2019 lalu di Cilacap.
Dalam sebuah foto menunjukan umat Islam saat salat di dalam gereja yang kini viral di media sosial. Foto ikonik tersebut memperlihatkan Ahmad Tohari saat menjadi imam dan sejumlah Muslim lainnya sedang rukuk berlatar belakang patung Yesus dan Bunda Maria.
Perbedaan agama bukanlah halangan untuk saling menghargai
Ahmad Tohari adalah seorang tokoh NU yang mengisi acara sarasehan tersebut. Tohari menyampaikan alasannya salat di Gereja Paroki Theresia, Majenang, Cilacap, Jawa Tengah karena jauh dari masjid atau musala, kalau pun berjalan akan memakan cukup waktu. Hingga pihak gereja memutuskan untuk memberikan ruangan di dalam gereja yang bisa digunakan umat Islam untuk beribadah.
“Sebelumnya saya juga pernah mengisi acara oleh lembaga Katolik. Karena waktunya bersamaan dengan waktu salat dan tidak ada waktu lagi, saya segera salat di lingkungan gereja,” ujar Ahmad Tohari melansir Liputan6.com.
Baca juga: Kisah Nur Arisa Maryam, Mualaf Asal Jepang yang Ditolak Ibunya
Tohari menyadari bahwa salat di lingkungan gereja akan menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Namun Tohari mempunyai alasan kuat mengapa salat di gereja. Tohari ingin menunjukan bahwa perbedaan agama bukan menjadi halangan bagi seseorang atau sebuah kelompok untuk saling membantu dan menghargai.
Meminta masyarakat menghindari fanatisme agama
Tohari bercerita dalam sebuah riwayat , Rasulullah SAW pernah kedatangan rombongan non-Muslim. Saat tiba waktu beribadah, rombongan non-Muslim tersebut meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan ibadah di rumah Rasulullah.
Dan Rasulullah memberikan tempat untuk rombongan non-Muslim tersebut untuk beribadah. Kisah dalam riwayat tersebut harusnya bisa menjadi contoh dalam kehidupan beragama sehari-hari.
Baca Juga: Warga China Tetap Gelar Festival Makan Daging Anjing Tahun Ini, Netizen: Next Covid-20 Pro Edition
“Saya ingin menunjukan bahwa Islam adalah Rahmatan Lil ‘Alamin. Kebetulan saya salat di bumi Allah yang disitu juga didirikan Gereja. Itu saja,” sambung Tohari.
Dalam acara tersebut Ahmad Tohari juga meminta masyarakat untuk menghindari fanatisme beragama secara berlebihan.
“Kuncinya ada dua. Ketauhidan dalam diri manusia. Dan yang kedua, kesalehan sosial,” terang Tohari.
Umat Nasrani menyediakan hidangan berbuka puasa
Acara sarasehan sekaligus berbuka puasa tersebut dihadiri oleh beberapa kelompok seperti NU, Banser, Muhammadiyah, Komunitas Gusdurian, dan organisasi Islam lainnya. Sedangkan yang menyiapkan menu berbuka puasa yaitu umat Nasrani.
Dalam acara ini, umat Nasrani diharapkan bisa menghargai umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa salah satunya dengan menyiapkan hidangan berbuka.
Baca Juga: Nekat Minum Obat Kuat untuk Sapi, Penis Pria Ini Malah Kaku Berhari-Hari
“Kerjasama komunitas Gusdurian, dari saudara-saudaraku Muslim dan juga dari jemaat Kristiani di wilayah Majenang ini, sudah terjalin lama,” ucap Nico Wahyu selaku perwakilan komunitas Nasrani melansir Liputan6.com.
Koordinator Gusdurian Majenang, Murtadlo menyampaikan bahwa sarasehan dan buka puasa bersama ini adalah sebuah upaya antar komunitas lintas agama untuk mempererat tali persaudaraan antar umat beragama di tengah isu sektarian yang menguat akhir-akhir ini di Indonesia
Acara sarasehan dan buka puasa bersama antara umat Muslim dan Nasrani semoga bisa menjadi contoh bagi seluruh umat beragama di Indonesia untuk selalu memupuk rasa toleransi supaya tak terjadi perpecahan dalam kehidupan beragama.