Dikenal Sebagai Tempat Favorit Bunuh Diri, Inilah Fakta Hutan Aokigahara!
17 Januari 2020 by Muhammad Sidiq PermadiKenapa orang Jepang suka bunuh diri di tempat ini?
Hutan Aokigahara ini terletak di negara Jepang. Sudah menjadi rahasia umum jika kisah di hutan ini sangat mengerikan. Masyarakat dunia melihat hutan Aokigahara sebagai tempat angker yang penuh dengan misteri. Rumor tentang banyaknya mayat yang berada di hutan ini kini bukan lagi sekadar rumor setelah pemerintah Jepang melakukan investigasi lebih lanjut.
Lalu, seperti apa fakta sebenarnya dari hutan Aokigahara ini? Seperti yang dilansir dari laman Aneh di Dunia, berikut deretan fakta dari hutan Aokigahara. Yuk, Keepo!
Terletak di dekat Gunung Fuji
Bagi mereka yang baru pertama kali melihat hutan Aokigahara, mereka pasti melihat hutan ini tidak ada bedanya dengan hutan pada umumnya. Banyaknya pepohonan yang berdiri di hutan ini membuat hutan tampak rindang dan menyejukkan.
Buat para petualang, hutan Aokigahara bisa menjadi jalan pembuka untuk menuju Gunung Fuji sembari menikmati rimbunnya hutan di sepanjang jalan. Rombongan anak-anak pun kerap menyambangi hutan ini karena senang bermain-main di gua es yang ada di dalamnya.
Baca juga: Ini Eksperimen Mengerikan yang Pakai Manusia Sebagai Obyek Utamanya
Terlepas dari itu, hutan Aokigahara sama seperti hutan lainnya yang memiliki misteri. Banyaknya pepohonan yang tumbuh membuat hutan ini terkesan gelap karena sedikitnya cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan. Selain itu, suasana di hutan ini pun sangat sunyi yang tentunya tidak cocok buat mereka yang tidak akrab dengan suasana hutan.
Kesunyian dari hutan Aokigahara tidak terlepas dari kondisi hutan ini sendiri. Karena lokasinya yang dekat dengan Gunung Fuji, lantai hutan pun terbuat dari lahar dingin hasil akumulasi letusan Gunung Fuji terdahulu.
Berdasarkan catatan sejarah, sebelum menjadi setenang ini, Gunung Fuji diketahui pernah meletus sebanyak 864 kali. Kesunyian hutan ini dipengaruhi pula oleh bebatuan yang ada di lantai hutan yang penuh dengan pori-pori kecil, sehingga suara yang timbul di dalam hutan akan langsung teredam.
Baca juga: Merinding! Inilah Suku di Indonesia yang Paling Kental dengan Budaya Klenik
Suara-suara yang mungkin bakalan sering terdengar hanyalah suara gemerisik ranting yang jatuh dan daun yang bergesekan. Saking sunyinya, konon, jika seseorang menghembuskan nafas, maka suara hembusannya bakalan terdengar lebih keras.
Tempat untuk membuang orangtua
Sebelum dikenal sebagai tempat favorit untuk bunuh diri, hutan Aokigahara ini dulunya merupakan tempat orang-orang untuk membuang orangtua mereka. Jadi, menurut legenda yang ada, masyarakat Jepang pada masa lampu memiliki sebuah tradisi yang dinamakan ubasute.
Tradisi ini dilakukan ketika kondisi makanan semakin langka dan situasi yang kian tidak menguntungkan keluarga sehingga keluarga Jepang pada saat itu membawa anggota keluarga yang sudah tua ke kawasan hutan ini.
Baca juga: Kisah Nyata Green Man, Makhluk Misterius yang Berkeliaran di Zombie Land Amerika
Tujuannya adalah agar anggota keluarga lainnya masih dapat bertahan hidup, mengingat kondisi makanan yang semakin langka. Setelah dibawa ke kawasan hutan Aokigahara, anggota keluarga yang sudah renta itu dibiarkan tinggal sendirian di sana hingga menemui ajalnya.
Ilmuwan di masa kini tidak sepenuhnya percaya bahwa tradisi ubasute tersebut dilakukan secara luas oleh penduduk Jepang di masa lampau. Meski begitu, ubasute sendiri kerap dibahas dalam banyak puisi dan karya sastra klasik Jepang sehingga kemungkinan adanya tradisi menyedihkan itu tetaplah ada.
Arwah dari tradisi ubasute yang meninggal di hutan Aokigahara itu konon masih bergentayangan hingga sekarang. Arwah-arwah tersebut diyakini memendam amarah kepada yang masih hidup karena semasa hidupnya dulu, mereka justru dikucilkan dan dijadikan tumbal hingga mati dalam kesendirian.
Baca juga: Dianggap Punya Kekuatan Gaib, Ini 5 Mitos Seputar Pohon yang Diyakini Banyak Orang
Popularitas keangkeran Aokigahara dipicu oleh sebuah novel
Seorang novelis terkenal asal Jepang yang bernama Seicho Matsumoto membuat sebuah karya yang berjudul Kuro Jurai (Lautan Hitam Pepohonan). Di dalam novelnya ini, Seicho menggambarkan suatu adegan di mana sepasang kekasih melakukan bunuh diri di dalam hutan Aokigahara.
Setelah novel ini dirilis ke publik pada 15 Juni 1973, entah kenapa mayat manusia kian banyak ditemukan di hutan Aokigahara sehingga memunculkan asumsi bahwa novel ini sebagai penyebab banyaknya orang yang melakukan tindakan bunuh diri di hutan tersebut.
Baca juga: Lagu-lagu Populer Ini Ternyata Bisa Mengundang Hantu. Kamu Pasti Hafal
Meski demikian, hutan Aokigahara sebenarnya memang sudah lama digunakan orang-orang untuk bunuh diri. Misalnya pengakuan para turis pada tahun 1950-an yang melihat banyaknya mayat yang sudah membusuk ketika secara kebetulan melintasi hutan ini.
Berdasarkan catatan yang ada, sekitar 100 orang dilaporkan melakukan tindakan bunuh diri di hutan ini tiap tahunnya. Seiring dengan banyaknya penemuan tersebut, polisi dan para relawan pun mulai melakukan penyisiran secara berkala di hutan Aokigahara.
Baca juga: Tes Ketajaman Mata Batinmu, Temukan Kejanggalan dalam Foto Favorit Paranormal Ini
Penyisiran yang mereka lakukan hampir tidak pernah berakhir dengan tangan kosong. Bahkan semakin ke sini, mayat yang ditemukan pun semakin banyak. Hingga pada tahun 2004 tercatat sebanyak 108 mayat ditemukan di dalam hutan.
Catatan ini menjadikan penemuan di tahun 2004 sebagai penemuan mayat terbanyak dalam periode satu tahun. Jumlah asli mayat yang ada di Aokigahara sendiri diperkirakan masih lebih tinggi mengingat banyak mayat yang tidak pernah ditemukan, entah karena tersembunyi di balik rerimbunan tanaman atau karena dimakan hewan liar.
Itu dia beberapa fakta tentang hutan bunuh diri, Aokigahara. Sungguh mengerikan, ya? Apakah kamu penasaran dan tertarik untuk berkunjung ke hutan Aokigahara? Siap-siap mental aja deh, ya!