Tebas Kepala Istri Hingga Putus, Pria ini Malah Tidak Dihukum Sama Sekali!
18 Juni 2020 by Ike DewiSungguh tidak adil!
Seorang pria tega membunuh istrinya dengan sadis lalu mengakui perbuatannya ke polisi. Kepada polisi ia mengaku telah membunuh istrinya lalu mengambil kepala sang istri pada “waktu yang tepat”. Ia nekat melakukan pembunuhan itu dengan mengaku bahwa sang istri selingkuh dan kabur meninggalkannya.
Dikutip dari Suara.com pada Selasa (16/6/2020), perempuan muda yang masih 19 tahun itu sengaja dipenggal oleh suaminya setelah kabur dengan lelaki lain. Suaminya yang juga masih 23 tersebut ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan korban.
Baca Juga : Terekam Berciuman, 2 Gadis Pakistan ini Dibunuh Keluarga Sendiri Karena Malu!
Sebagaimana juga diberitakan oleh Daily Mail, peristiwa yang terjadi di Khusestan, Iran itu dianggap sebagai tindak pembunuhan demi kehormatan atau sering dikenal dengan Honor Killing. Perempuan muda tersebut dianggap relah berselingkuh sehingga suami diperbolehkan untuk membunuh sang istri.
Awalnya, gadis itu ternyata dipaksa untuk menikah dengan lelaki 23 tahun tersebut. Sebenarnya ia merasa keberatan sehingga memutuskan untuk kabur dari rumahnya di Abadan lantaran dipaksa menikah dengan sepupunya sendiri.
Setelah berhasil kabur selama satu tahun, akhirnya sang suami mengetahui keberadaan gadis muda itu. Lalu ia menghampiri tempat persembunyian istrinya dan mengatakan telah memaafkan perbuatannya. Namun nahas, ternyata ia masih sakit hati dan malah membunuh gadis itu dengan sadis.
Usai memenggal kepala istrinya pada Minggu (14/6), tubuh sang perempuan tersebut ditinggalkannya di kawasan dekat sungai Bahmanshir, Kota Bahar.
Baca Juga : Kasus Honor Killing Paling Mengerikan yang Pernah Terjadi di Dunia!
Bahkan setelah membalas dendam, ia pergi ke kantor polisi di Abadan dengan membawa pisau penuh darah dan mengaku telah memenggal kepala istrinya.
Pengantin pria muda mencari istrinya selama satu tahun hingga ia menemukannya di Mahshad (600 mil jauhnya), menemuinya dengan dalih dia telah memaafkan (istrinya), jelas polisi.
Jika biasanya pelaku pembunuhan akan dipenjara dan dihukum seberat-beratnya, apa yang dilakukan oleh pria yang telah memenggal kepala istrinya itu justru bisa dibenarkan, ia dianggap bisa berakhir tanpa hukuman karena peraturan di Iran terkait Honor killing.
Akan tetapi ketidakadilan itu mendapat sorotan dari media lokal Iran yang menyebut korban sebagai “pengantin yang kabur” karena sengaja meninggalkan suaminya.
Baca Juga : Fakta Baru, Kasus Pembunuhan Sadis Satu Keluarga di Sulsel!
Bahkan Editor Iran Internastional Sadeq Saba mengatakan bahwa kasus pembunuhan terhadap gadis 19 tahun itu adalah bukti lemahnya perlindungan perempuan di negara tersebut.
Meskipun rezim menyangkal bahwa hal itu yang harus disalahkan atas jumlah pembunuhan demi kehormatan di Iran, lebih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi perempuan yang rentan dalam perkawinan paksa, imbuhnya.
Mantan Ketua Pengadilan Provinsi Khuzestan Abbas Jafari Dolatabadi mengatakan bahwa pembunuhan demi kehormatan kerap terjadi karena pelaku bebas dari kejaran polisi atau pun tuntutan hukum. Bahkan keluarga korban juga biasanya tidak akan mengajukan gugatan bagi pelaku.
Ahli Paotologi Sosial mengungkapkan mayoritas pria yang tega melakukan pembunuhan demi kehormatan telah menderita penyakit fisik dan mental sehingga mereka menganggap anak perempuan dan istri mereka adalah bagian dari harta.
Tidak dapat dipungkiri, Honor killing adalah salah satu kasus yang sering terjadi di Iran, khususnya di Provinsi Khuzestan.