Tak Merasa Sebagai Manusia, Pria Ini Pilih Jadi Anjing hingga Menggigit dan Menggonggong!
13 Februari 2021 by Mabruri Pudyas SalimHidup adalah pilihan, bahkan untuk memilih hidup sebagai anjing
Mungkin benar jika hidup adalah sebuah pilihan. Karena itu seseorang berhak untuk menentukan hidupnya sendiri, meski untuk memilih hidup sebagai anjing. Dilansir dari Mirror.co.uk (04/04/2019), Kaz James, 37 tahun, mengakui bahwa dia merasa seperti anjing sejak kecil. Bahkan dia selalu merasa aneh dan tidak dapat berhubungan dengan orang lain, sebelum akhirnya membiarkan kepribadian anjingnya benar-benar keluar.
Di kehidupan normalnya, Kaz merupakan seorang manajer toko di Salford, Greater Manchester. Di luar itu, dia akan dapat ditemukan dalam pakaian karet khusus, topeng, tali pengikat anjing, dan tali kekang. Selain itu, dia bahkan menggonggong, membawa benda-benda dengan giginya, dan makan Bonios atau biskuit anjing.
"Aku tidak pernah merasa seperti manusia, aku selalu merasa seperti anjing yang benar-benar tidak pada tempatnya. Aku tidak pernah benar-benar menyebut apa itu, menjadi anak anjing bukanlah hal yang kuketahui. Ketika aku bertemu orang lain seperti aku, aku merasa bisa menjadi diriku sendiri," kata Kaz dikutip dari Mirror.co.uk.
"Aku dikenal oleh teman-teman karena aku menyapa mereka dengan memegang kerah baju mereka dengan gigi saya dan menggigit atau menjilati mereka, perilaku yang sangat mirip anjing. Begitulah bagaimana saya," imbuhnya.
Dia mengaku bahwa pertama kali dia bertemu orang lewat online. Setelah itu dia mulai tahu bagaimana 'menjadi' anjing. Bahkan, dia juga belajar bagaimana bahasa anjing.
"Pertama kali saya mendengar istilah menjadi anak anjing adalah melalui anak anjing yang saya temui online, dia adalah orang pertama yang saya temui yang seperti saya. Melalui dia, aku mengenal anak-anak anjing lain dan belajar bahasa yang sama sekali baru dari dunia lain ini yang tidak kuketahui dengan banyak orang lain yang juga seperti aku," katanya.
"Itu adalah momen yang membebaskan mengetahui ada orang lain seperti saya, yang merasa benar-benar aneh untuk waktu yang lama," lanjutnya.
Ide untuk hidup sebagai anak anjing terbesit saat Kaz bertemu seseorang di internet, yang telah lebih dulu menjadi anak anjing. Meski begitu dia masih merasa khawatir jika orang-orang di sekitarnya menganggapnya seperti orang gila, sebelum benar-benar mengeluarkan kepribadian anjing sepenuhnya.
"Seluruh gaya hidup saya adalah tentang menjadi anak anjing. Bagi saya ini adalah segalanya, saya menjalani kehidupan sehari-hari secara normal, termasuk hal-hal seperti memegang kerah saat menggonggong pada orang yang saya kenal di jalan," Kaz melanjutkan.
"Jika aku melihat anak-anak anjing di desa, aku akan menggonggong pada mereka, aku mendapat reaksi lucu dari pejalan kaki sepanjang waktu," sambungnya.
Menurutnya, menjadi seekor anjing merupakan bentuk dari kebebasan berekspresi.
"Ini adalah bentuk ekspresi diri, apa yang saya pilih untuk dipakai tergantung pada apa yang saya lakukan," katanya menegaskan. Pada saat saya akan bekerja, saya memilih hal-hal yang cukup ringan seperti t-shirt yang bertuliskan 'pup' di bagian depan," ujarnya.
Lebih lanjut, Kaz juga menjelaskan tentang bagaimana kepribadian anjing membuatnya melakukan hal yang sama dengan anjing. Bahkan dia juga mengakui meski tidak memakan makanan anjing, tapi dia memakan Bonios atau biskuit anjing.
"Saya tidak makan di meja orang ketika saya pergi ke rumah teman. Saya bisa menjadi orang normal di restoran, saya terlatih dan bisa berurusan dengan manusia, tapi saya tidak suka, itu membuat saya merasa tidak nyaman," katanya.
"Saya tidak makan makanan anjing, saya makan makanan biasa seperti orang normal tapi saya makan Bonios, makanan itu lumayan enak," lanjut Kaz.
Mungkin bagi kebanyakan orang, memilih hidup sebagai anjing merupakan suatu gangguan mental. Namun tidak bagi Kaz. Dan dia telah membuktikan bahwa semua orang bisa memilih kehidupannya sendiri. Bahkan untuk memilih hidup sebagai anjing.