Tak Disangka, Ternyata 6 Buku Besar Ini Sampulnya Terbuat dari Kulit Manusia
28 Oktober 2020 by Muhammad Sidiq PermadiWah, nggak kebayang kalau sampel buku LKS dari kulit manusia!
Pernahkah kamu membayangkan memiliki sebuah buku yang sampulnya terbuat dari kulit manusia? Tentu akan menyeramkan jadinya, bukan? Namun pada kenyataannya hal tersebut pernah dilakukan. Bahkan penggunaan kulit manusia sebagai sampul sebuah buku dianggap sebuah kewajaran pada abad pertengahan dulu.
Kulit manusia yang digunakan sebagai sebuah sampul pada dasarnya merupakan kulit manusia biasa yang karena sedikit atau banyak catatan membuat kulitnya terpilih untuk dijadikan sebagai sampul sebuah buku. Penasaran buku apa saja yang sampulnya terbuat dari kulit manusia? Berikut ini ulasannya untuk kamu semua!
A True and Perfect Relation of the Whole Proceedings Against the Late Most Barbarous Traitors (1606)
Buku yang satu ini memiliki judul yang cukup panjang. Sederhananya, buku ini berisi mengenai kisah gagalnya Plot Mesiu di Inggris dan kejadian sesudahnya. Plot Mesiu sendiri merupakan sebuah rencana yang dibuat oleh orang-orang Katolik Inggris pada tahun 1605 untuk membunuh James, seorang raja Inggris yang beragama Protestan beserta putra sulung dan sebagian besar anggota parlemen Inggris.
Rencana dari Plot Mesiu ini adalah dengan meledakkan mesiu pada saat sidang di parlemen tengah dilangsungkan. Namun, sebelum dapat menjalankan aksi tersebut, rencana mengerikan ini keburu bocor dan para peserta Plot Mesiu pun ditangkap serta dijatuhi hukuman mati.
Salah satu dari sekian banyak peserta Plot Mesiu yang cukup termasyhur adalah Guy Fawkes yang mana ilustrasi wajahnya menjadi sumber inspirasi dari topeng karakter utama film "V for Vendetta". Selain itu, gerakannya pun digunakan sebagai gerakan khas Anonymous di jagat maya.
Selain Fawkes, ada pula Henry Garnet, kepala gerakan Jesuit Kristen di Inggris. Daging dari Garnet inilah yang kemudian dijadikan sebagai sampul dari buku ini karena mereka percaya jika tindakannya akan membuat sang pembangkang mengalami penderitaan yang abadi.
Practicarum Quaestionum Circa Leges Regias Hispaniae (1632)
Buku selanjutnya berada di rak perpustakaan Universitas Harvard. Buku ini berisi kumpulan traktat Spanyol yang berjudul “Practicarum Quaestionum Circa Leges Regias Hispaniae”. Pada halaman terakhir buku, terdapat tulisan samar-samar yang kurang lebih berbunyi,
“… yang menyatukan buku ini adalah apa yang tersisa dari sahabat saya, Jonas Wright yang dikuliti hidup-hidup oleh Wavuma pada hari keempat Agustus, 1632 … (Buku) ini adalah satu dari sekian banyak kepunyaan Jonas yang malang beserta kulit yang menjilidnya.”
Nama Wavuma yang tercantum pada tulisan tersebut diduga merupakan suku pribumi yang hidup di pedalaman Zimbabwe. Sampul buku ini pun pada akhirnya merupakan kenangan terakhir dari seorang sahabat bernama Jonas Wright.
Leeds, England Ledger (1700-an)
Pada tahun 2006 silam sebuah buku besar berusia 3 abad tidak sengaja ditemukan di Kota Leeds, Inggris. Isi dalam buku ini ditulis dengan menggunakan bahasa Prancis dan kemungkinan besar dibuat pada tahun 1700-an.
Muncul spekulasi jika buku ini dibuat pada masa Revolusi Prancis yang mana pada saat itu penggunaan kulit manusia sebagai sebuah sampul buku tengah populer. Kulit yang dijadikan sebagai sampul dari buku ini sendiri masih belum diketahui identitasnya.
Georgics
Georgics merupakan salah satu hasil terjemahan dari puisi berbahasa latin milik Virgil. Orang yang menerjemahkan puisi tersebut merupakan seorang pujangga terkenal Prancis bernama Jacques Delile.
Nah, saat Delile meninggal, sebagian kulitnya diambil oleh seseorang yang identitasnya masih belum diketahui. Potongan kulitnya itu kemudian digunakan untuk menyampuli buku yang menampilkan puisi hasil terjemahannya tersebut.
Dictionary (1818)
Samuel Johnson merupakan seorang penulis sekaligus pakar bahasa Inggris yang amat populer di era semasa hidupnya. Salah satu karya besarnya adalah sebuah kamus yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1755. Kamus tersebut memuat kurang lebih 40 ribu kata.
Nah, pada tahun 1818, ada seorang penjahat bernama James Johnson yang dihukum mati akibat tindak kejahatannya. Ia kemudian diadili di pengadilan Norwich dan kulitnya lalu digunakan untuk menyampuli buku kopian kamus milik Samuel.
Red Barn Murder Judicial Proceedings (1828)
Red Barn Murder atau pembunuhan Gudang Merah menjadi salah satu kasus pembunuhan terkenal yang terjadi pada tahun 1827 di Polstead, Inggris. Dalam peristiwa ini, Wiliam Corder tega membunuh Maria Marten yang menjadi kekasih gelapnya di sebuah Gudang Merah. Corder berhasil ditangkap setelah ibu angkat Maria bermimpi kalau Maria telah dibunuh dan dikubur di Gudang Merah.
Setelah ditangkap, Corder kemudian dijatuhi hukuman mati. Setelah meninggal, mayatnya kemudian dibedah dan dijadikan sebagai bahan percobaan oleh petugas medis. Kerangkanya dijadikan sebagai alat peraga di Rumah Sakit Suffolk Barat.
Sementara itu, kulitnya diambil oleh dokter bedah yang bernama George Creed dan digunakan sebagai bahan sampul buku yang mengulas tentang pembunuhan Gudang Merah tersebut.
Itu dia beberapa kasus yang mana kulit manusia dijadikan sebagai sebuah sampul buku. Mengerikan bukan? Tapi ya namanya sejarah. Kita tidak bisa melupakan dan menafikan kejadian tersebut dalam sejarah peradaban manusia. Meski begitu, semoga aja nggak akan ada lagi sampul buku yang terbuat dari kulit manusia, ya! Kan ngeri juga jadinya.