Staf Khusus BUMN: Yang Tolak Ahok Itu Takut Birokrasi Dibersihkan Kayak DKI Jakarta!
19 November 2019 by refa dewaMereka takut birokrasinya dibersihkan!
Kisruh penolakan Basuki Tjahaja Purnama yang diduga bakal menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina ternyata belum juga berakhir, malahan salah satunya dari serikat pekerja Pertamina.
Staf Khusus (Stakus) BUMN, Arya Sinulingga pun turut memberikan komentar terkait aksi penolakan ini, menurutnya isu bola panas penolakan Ahok sapaan akrab mantan Gubernur DKI Jakarta itu, lantaran para karyawan khawatir dengan Ahok akan melakukan bersih-bersih birokrasi, sama seperti yang ia lakukan terhadap Pemprov DKI Jakarta beberapa waktu silam.
Dikutp dari Tribunnews, hal tersebut dengan lugas diungkapkan Arya saat sedang menerima pertanyaan dari teman media pada Minggu (17/10/2019).
Padahal lanjut Arya, sudah waktunya BUMN menjadi perusahaan yang dijalankan atas dasar profesionalitas dan tidak mengait-ngaitkan perkara lainnya, seperti isu sara dsb.
BUMN kalau kita lihat adalah tempat yang memang lepas daripada itu gitu, fokus kepada profesionalitas, ujar Arya.
Bahkan Arya sampai memberikan dua alasan kenapa Ahok sampai ditolak oleh serikat pekerja Pertamina.
Pertama, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pihak internal menolak karena takut Ahok akan bersih-bersih birokrasi, sama seperti apa yang ia lakukan dulu saat penjadi Gubernur DKI Jakarta.
Jadi kalau ada penolakan dari kawan-kawan karyawan BUMN di tempat tertentu di BUMN itu, bisa dua nih yang kita lihat, terang Arya.
Pertama, mereka takut terhadap masuknya Pak Ahok di dalam BUMN, takut terjadi seperti di DKI bagaimana Pak Ahok itu melakukan pembersihan terhadap birokrasi, sambungnya.
Dugaan kedua adalah adanya unsur politik dari pihak yang memang dari awal sudah tidak menyukai keberadaan Ahok jika menjadi pucuk pimpinan Pertamina, sehingga menolak.
Jika kemungkinan kedua ini benar terjadi, Arya sendiri heran, kok bisa pihak internal Pertamina melibatkan pandangan politiknya dalam memilih pemimpin, padahal sudah seharusnya semua didasarkan pada profesionalitas.
Kedua, ini jangan-jangan politik gitu loh, kata Arya.
Baca juga : Ahok: Jika Saya Masih Dibutuhkan, Jadikan Saya Dirjen Bea-Cukai Buat Berantas Mafia-mafia di Pelabuhan
Nah kalau politik, ini lucu banget, kenapa sampai kawan-kawan di BUMN bermain-main politik, tuturnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, isu berlabuhnya Ahok ke salah satu perusahaan pelat merah milik pemerintah (BUMN) tentu menjadi perhatian besar tak hanya bagi para pendukung tapi juga bagi mereka yang berseberangan dengannya.
Meski tak sedikit yang menolak jika Ahok menjadi salah satu pucuk pimpinan, namun dari pihak BUMN sendiri banyak juga orang penting yang malah meminta dirinya bergabung untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara, diantaranya, Menteri BUMN Erick Thohir, Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif. Ketiganya satu suara, masalah pengalaman dan kepemimpinan, Ahok juaranya.
Sementara itu, Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menganggap masuknya Ahok ke BUMN hanya akan menambah masalah baru.
Baca juga : Ahok Diganjar Rp 3,2 M Sebulan Jika Jadi Dirut Pertamina, Netizen : Modal Balik Abis Dipenjara!
Selain itu, serikat pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) juga menolak Ahok. Mereka menilai dengan hadirnya Ahok tentu akan menimbulkan kekacauan.