Kuburan Massal Anak Terbesar Ditemukan di Peru, Kondisi Jasad dalam Keadaan Mengerikan!
16 Agustus 2021 by Muchamad Dikdik R. AripiantoPenemuan mengerikan, kemungkinan situs kuno pengorbanan anak terbesar di dunia.
Situs kuno yang dulunya diduga menjadi tempat pengorbanan anak-anak ditemukan di daerah pesisir Peru. Para ahli menaksir ada lebih dari 250 anak, berusia 5-12 tahun, yang dibunuh dan dimakamkan di kuburan massal itu pada 500-800 tahun yang lalu.
Semua anak dimakamkan menghadap ke laut, ke arah barat. Beberapa masih memiliki jejak kulit dan rambut yang melekat pada tulang mereka. Penguburan tampaknya dilakukan selama musim hujan di iklim yang biasanya kering. Dugaan ini didasarkan pada temuan lapisan lumpur tua di kuburan massal itu.
Para peneliti percaya, anak-anak itu dikorbankan sebagai persembahan bagi dewa bulan, Shi. Ini dihubungkan dengan fenomena El Nino yang menyebabkan badai besar. Masyarakat menumbalkan anak untuk meminta keselamatan.
Dilansir dari The Vintage News, anak-anak itu berasal dari Kekaisaran Chimu yang berkembang sekitar 900 M hingga 1475 M. Dalam sejarahnya, kekaisaran Chimu ditaklukkan oleh suku Inca.
Baca juga: 5 Kisah Mistis Terowongan di Amerika Ini Jangan Kamu Baca Sendiri
Anak laki-laki dan perempuan, berasal dari banyak suku yang ada di daerah Kekaisaran ChimĂș. Berdasarkan hasil identifikasi forensik, ditemukan luka melintang di tulang dada secara sistematis dengan kerusakan pada tulang rusuk. Jantung anak-anak itu diambil.
Para ahli, menyusun argumentasi untuk memahami temuannya ini. Sementara diduga persembahan anak tersebut dilakukan untuk mencegah bencana banjir di masa lalu. Saat itu, gelombang badai dari laut kerap datang.
Badai itu menjadi banjir yang menyapu wilayah pemukiman hingga merusak tanaman dan mengontaminasi air minum penduduk. Hal tersebut bisa mendorong kondisi krisis.
Baca juga: Cerita di Balik Foto Mengerikan Omayra Sanchez!
Oleh karena itu, para tetua menyalahkan para dewa yang mereka sembah dan percaya para dewa harus ditenangkan untuk menghentikan ancaman alam tersebut.
Masyarakat kemudian merasa harus mengorbankan apa yang dianggap paling bernilai dan berharga. Mereka mungkin telah melihat bahwa pengorbanan orang dewasa tidak efektif dan bencana tetap datang. Maka, jenis pengorbanan baru tampak mulai dianggap dibutuhkan. Itulah mengapa anak-anak malang itu harus menjadi persembahan untuk dewa.
Mesikpun begitu, para ahli mengakui bahwa tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti mengapa anak-anak itu dikorbankan. Tetapi setiap penemuan situs kuno, akan memberikan informasi baru tentang ChimĂș dan peradaban lain di Amerika Selatan.
Kepala arkeolog proyek penggalian situs tersebut adalah Feren Castillo dari Escuela de Arquelogía dari Universitas Nasional Trujillo. Castillo dan timnya telah bekerja selama hampir setahun terakhir ini. Mereka masih berharap dapat menemukan lebih banyak situs lainnya.
Temuan serupa pernah didapat pada tahun 2011 lalu. Gabriel Prieto dari Universidad Nacional de Trujillo dan John Verano dari Tulane University, New Orleans, Louisiana, kala itu menemukan penguburan massal 140 anak dan 200 bayi llama.
Dari situs yang berhasil ditemukan, para arkeolog itu menduga bahwa pengorbanan anak tampaknya telah menjadi tradisi Chimú di masa lalu.