Seorang Ibu Mengaku Terkena Kanker Karena Bedak Bayi, Kok Bisa?
05 Agustus 2020 by Talitha FredlinaBedak bayi sebabkan kanker?
Bagi perempuan, bedak bayi mungkin telah menjadi salah satu bagian dari rutinitas kesehariannya. Bedak bayi atau talc sering kali kita gunakan untuk berbagai hal. Mulai dari penggunaan yang paling umum seperti membedaki pantat dan area selangkangan untuk menghindari lecet dan ruam hingga untuk membuat rambut tidak terlihat lepek secara instan.
Bukan hanya digunakan langsung, talc juga sebenarnya banyak ditemukan dalam berbagai produk kosmetik, mulai dari bedak dewasa hingga lipstik yang sering kali mengandung mineral talc di dalamnya. Meski sudah menjadi bagian dari keseharian, namun ternyata penggunaan talc kabarnya memiliki resiko yang berat bagi kesehatan, lho.
Desas-desusnya, talc disebut sebagai salah satu zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker pada manusia jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang hingga puluhan tahun. Kabar ini semakin dikuatkan dengan kemenangan seorang ibu di Los Angeles bernama Eva Echeverria yang menuntut salah satu produsen bedak bayi ternama, Johnson&Johnson, di meja hijau. Eva menuduh bedak bayi Johnson&Johnson sebagai penyebab dari kanker indung telur yang dideritanya.
Menurut Eva dan pengacaranya, J&J selaku produsen telah melakukan kesalahan karena tidak memberi tahu konsumennya mengenai risiko kanker yang dapat ditimbulkan oleh bedak bayinya. Perempuan berumur 63 tahun ini memang merupakan pengguna setia bedak bayi Johnson&Johnson sejak beberapa dekade yang lalu.
Eva menggunakan bedak bayi ini untuk membuat bagian selangkangannya tetap kering dan mengurangi risiko lecet karena gesekan pada bagian tersebut. Namun, Eva menggunakan produk ini tanpa mengetahui bahwa talc menurut beberapa penelitian dapat meningkatkan risiko kanker indung telur.
Hingga akhirnya Eva divonis dengan penyakit kanker ovarium atau kanker indung telur. Ia kini hanya dapat terbaring lemah di rumah sakit. Tuntutan Eva ini diloloskan oleh pengadilan dan J&J harus membayar sebanyak 417 juta dollar sebagai ganti rugi atas penyakit yang diderita Eva sekarang.
Namun,benarkah bedak bayi atau talc dapat menyebabkan kanker indung telur? Wacana mengenai hubungan antara talc dan kanker sebenarnya sudah muncul sejak lama dan telah banyak dilakukan penelitian atas korelasi antara dua hal ini.
Sayangnya, hingga kini bukti yang berhasil dikumpulkan melalui berbagai penelitian tersebut belum bersifat konklusif. Beberapa penelitian menyatakan bahwa talc memang dapat menimbulkan kanker indung telur jika digunakan di area kewanitaan. Karena serbuk talc dapat masuk ke vagina dan terbawa hingga ke rahim dan indung telur.
Keberadaan talc dalam kedua organ kewanitaan ini disinyalir dapat menimbulkan peradangan yang lantas berujung pada berkembangnya sel kanker.
Mengenai talc yang diduga sebagai zat karsinogenik, dugaan ini muncul karena talc secara alami mengandung asbestos, zat yang diketahui merupakan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker paru-paru jika terlalu sering dihirup.
Namun, bedak bayi atau talc yang kini beredar di pasaran kebanyakan sudah bebas dari asbestos. Oleh karena itu, talc sebagai zat karsinogenik masih menjadi bahan perdebatan di antara para peneliti sampai saat ini.
Meski hasil penelitian mengenai risiko kanker yang ditimbulkan oleh bedak bayi masih belum bersifat final, namun ada baiknya kita menghindari penggunaan talc di area organ intim sebisa mungkin. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati. Lebih baik menghindari sekarang daripada nanti menyesali. Ya, kan?