Sempat Curhat Penuh Tangis, Pria Ini Nekat Gantung Diri Usai Diceraikan Istri
15 Januari 2020 by Mabruri Pudyas Salim
Patah hati memang bukan masalah remeh.
Patah hati memang sangat menyakitkan dan bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan bagi pasangan yang sudah bersama dalam waktu yang lama pun tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik yang menyebabkan salah satu atau keduanya mengalami patah hati.
Baru-baru ini, diduga karena patah hati, seorang pria berinisial W (21), warga Desa Gunung Ulin, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, ditemukan tewas di rumahnya, Senin (13/1/2020), tepatnya pada pukul 17.30 WITA. W meninggal dengan cara bunuh diri di kamarnya.
Dilansir dari Kumparan.com (14/01/2020), mayat W pertama kali ditemukan oleh Dahlan, adiknya. Pada saat itu Dahlan tengah memperbaiki sepeda motor, sebelum akhirnya melihat kakaknya secara mengenaskan tergantung di dalam kamar.
“Korban waktu itu sedang sendirian di dalam rumah memainkan handphone," kata Kasat Reskrim Polres Kotabaru Iptu Imam Wahyu Pramono kepada wartawan, Selasa (14/1/2020).
Baca juga: Kesal Rencana Nikah Dibatalkan, Wanita Ini Tewas Dijerat Charger HP oleh Pacarnya
Saat itu, Dahlan masuk ke kamar W sekitar pukul 17.00 WITA, lalu mendapati korban sudah gantung diri di rumah. Dahlan lantas bergegas memanggil ibu korban, dan memotong tali yang dililitkan korban di plafon. Mereka kemudian langsung melaporkan kejadian ini Polres Kotabaru.
Mendapat laporan orang bunuh diri, Bripka Yasin datang mengevakuasi tubuh W. Namun, nyawa korban sudah tidak tertolong. Dari kesaksian Wawan, kata Imam, korban sebelumnya mengontak Wawan untuk mengajak bertemu di pos.
"Di situ korban ini bercerita sambil menangis kepada Wawan, bahwa baru saja dicerai istrinya dan berniat akan bunuh diri. Padahal Wawan mengingatkan untuk mengurungkan niat korban itu," tukas Imam.
Baca juga: Ditinggal Kerja di Luar Negeri, Pulang Rumah Pria Ini Bunuh Orang yang Hamili Istrinya
Dalam proses olah TKP, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa celana jins warna hitam, kaus berwarna merah, satu rol kain berwarna abu-abu, sarung, dan satu kursi kayu.
Beberapa orang mungkin akan meremehkan keputusan W yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Seseorang yang tidak pernah berada di posisi yang sama dengan W pasti akan berpikir bahwa hal itu adalah tidakan bodoh.
Tentu saja tidak, patah hati kenyataannya memang bukan perkara yang sepele. Hal itu bisa membuat seseorang begitu merasa sedih, kesepian, tidak punya semangat, dan depresi. Bahkan yang terburuk adalah dorongan bunuh diri.
Jika sudah begitu, kamu bisa mencari bantuan jika mengetahui ada sahabat atau kerabat, termasuk diri kamu sendiri, yang memiliki kecenderungan bunuh diri.
Informasi terkait depresi dan isu kesehatan mental bisa diperoleh dengan menghubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat, atau mengontak sejumlah komunitas untuk mendapat pendampingan seperti LSM Jangan Bunuh Diri via email janganbunuhdiri@yahoo.com dan saluran telepon (021) 9696 9293, dan Yayasan Pulih di (021) 78842580.
