Sejumlah Pria Israel Donorkan Sperma Untuk Bertahan Hidup!

Ilustrasi pendonor sperma
Ilustrasi pendonor sperma | pixabay.com

Mereka mengaku melakukannya demi bertahan hidup!

Sejumlah masyarakat yang terdampak secara ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini banyak yang beralih pekerjaan ataupun mencari pekerjaan sampingan. Seperti yang dilakukan sejumlah pria Israel ini, mereka memilih untuk menjadi pendonor sperma demi mendapatkan uang untuk bertahan hidup.

Mengutip Suara.com (29/7/2020), sebagaimana diberitakan juga oleh Times Of Israel, ratusan pria Israel memilih alternatif tersebut guna bertahan hidup di tengah krisis wabah.

Baca Juga : Pemerintah Italia Restui Donor Sperma dan Sel Telur

Ilustrasi pendonor sperma
Ilustrasi bank sperma | www.liputan6.com

Berdasarkan informasi, para pendonor tidak hanya terdiri dari laki-laki yang diberhentikan dari pekerjaannya, namun juga mereka yang cuti sementara tanpa dibayar serta siswa-siswa yang baru lulus sekolah.

Bank sperma mengungkapkan bahwa selama pandemi ini donor sperma mengalami peningkatan sampai 300% dalam beberapa pekan terakhir.

Salah satu pendonor sperma tersebut adalah Alon yang berusia 25 tahun dari Haifa. Kini ia kehilangan pekerjaannya sebagai koki dan harus tetap mendapat penghasilan untuk bisa membayar hutang. Ketika berusaha untuk mencari pekerjaan, ia mendapat informasi bahwa di Ramban Center Haifa sedang mencari donor sperma.

Baca Juga : Udah Menghamili Banyak Wanita, Pria Ini Tidak Dilaporkan Ke Polisi Tapi Malah Dikasih Uang Terima Kasih

Ilustrasi pendonor sperma
Ilustrasi bank sperma | kanalinspirasi.com

Saya memutuskan itu adalah peluang yang baik untuk menghasilkan uang, ucap Alon pad Channel 12.

Pendapatan Alon per bulan menjadi pendonor sperma juga lumayan besar, ia sendiri mengakuinya.

Hanya beberapa menit ‘bekerja’, saya dapat memperoleh NIS 3.000 (sekitar Rp 12 juta) sebulan dan bisa lebih banyak lagi. Ini penghasilan besar saat ini, sementara saya mengaggur, terangnya.

Alon mengatakan bahwa di luar sana juga banyak pemuda yang memiliki banyak hutang di tengah pandemi Covid-19 ini, sehingga mereka juga memutuskan untuk mendonorkan sperma di bank sperma atau rumah sakit guna mendapatkan penghasilan.

Selain Alon, pendonor sperma yang lain adalah siswa berusia 26 tahun asal Tel Aviv. Ia mengaku telah menyumbangkan spermanya selama beberapa kali ke bank sperma swasta dan telah mendapat bayaran sekitar NIS 5.000 (sekitar Rp 21,2 juta).

Saya belum pernah ke bank sperma. Seorang teman baik mengajak saya untuk menyumbangkan sperma dan mengatakan itu benar-benar membuahkan hasil. Untuk setiap donasi, saya dapat menghasilkan NIS 1.000 (Rp 4,2 juta), NIS 1.500 (Rp 6,3 juta), yang lebih baik daripada tidak (berpenghasilan) sama sekali,ucapnya.

Setidaknya saya memiliki penghasilan yang aman sehingga saya tidak bangkrut dan dapat membayar sewa, tambahnya.

Baca Juga : Pria Ini Gay, Tapi Ia Telah Berhasil Hamili 9 Perempuan Lesbian dan Memiliki 10 Anak

Ilustrasi sperma
Ilustrasi sperma | dunia.tempo.co

Tingkat pendidikan, pengalaman militer serta latar belakang orang tua menjadi faktor penting bank sperma swasta untuk membayar pendonornya, hingga ada yang bisa mencapai NIS 1.500 (sekitar Rp 6,3 juta) per donasi.

Sedangkan di rumah sakit umum, para pendonor bisa menyumbangkan sperma mereka dua kali seminggu sehingga penghasilannya sekitar NIS 4.800 (Rp 20,4 juta) sebulan (8 kali donasi) dan telah bebas pajak.

Di masa karantina sebelumnya tidak ada pendonor sperma karena kekhawatiran mereka terkait penularan virus. Namun setelah adanya kelonggaran lockdown, bank sperma swasta mengalami peningkatan donasi sebesar 15-30 persen. Bank-bank di rumah sakit umum juga mengalami lonjakan antara 100-300 persen.

Artikel Lainnya

Dari sudut pandang kami, ini adalah hal yang baik memungkinkan kami memberi banyak pilihan donor kepada pasien kami, dan tidak kekurangan stock sperma di pusat medis swasta, ucap Dr. Ofer Feinro yang merupakan manajer bank sperma rumah sakit.

Tags :