Sedih! Perahu Berisi Ratusan Muslim Rohingya Kelaparan Terombang-Ambing Di Laut
15 Mei 2020 by Ike DewiMereka kabur dari Myanmar dan sampai di Bangladesh
Perahu kayu yang berisi ratusan muslim Rohingya terombang-ambing di laut sebelum diselamatkan oleh Angkatan Laut Bangladesh. Mereka menarik kapal Rohingya yang terdampar dari Teluk Benggala. Lalu para warga Rohingya tersebut akan dibawa ke sebuah pulau, tempat mereka dikarantina guna mencegah penyebaran virus corona.
Dilansir dari suara.com pada Jumat (8/5/2020), sebanyak 280 muslim Rohingya diselamatkan oleh Angkatan Laut Bangladesh. Mereka terombang-ambing di laut di atas perahu kayu yang reyot, pada Kamis (7/5/2020) perahu tersebut terlihat di perairan Bngladesh. Mereka lalu dibawa ke Bhasan Char, sebuah pulau dataran rendah di lepas pantai selatan, perumahan yang sengaja dibangun sebagai tempat perlindungan dari topan.
Baca Juga : Sedih! Pengungsi Muslim Rohingya di Myanmar Kini Terancam Virus Corona!
Mereka kelaparan dan kami telah memberi mereka makanan dan air, ucap seorang perwira angkatan laut yang enggan disebut namanya.
Rencananya adalah menahan mereka di karantina rumah selama 14 hari. Nanti pemerintah akan memutuskan, tambahnya.
Pada Februari lalu, PBB dan beberapa organisasi lain memberi kritik terkait kebijakan Bngladesh untuk menempatkan para pengungsi Rohingya di Bhasan Char. Akan tetapi, seperti tidak memiliki opsi lain di tengah pandemi ini, pemerintah Bangladesh tetap menggunakan fasilitas yang ada di pulau tersebut untuk mengkarantina para pengungsi Rohingya.
Akhir minggu lalu, ditemukan juga 29 muslim Rohingya di kapal lain yang terapung di laut. Lantas mereka juga langsung dibawa ke Bhasan Char, tempat itu kini telah memiliki penerangan listrik dan juga menara telepon seluler.
Baca Juga : Cegah Pengungsi Rohingya Kembali, Militer Myanmar Pasang Ranjau Darat di Perbatasan!
Pada April lalu ratusan orang Rohingya juga mendarat di pantai Bang;adesh, mereka dalam keadaan kelaparan dan kurang gizi. Bahkan, mereka mengatakan bahwa rekan-rekan sesama Rohingya telah banyak meninggal lntaran kapal itu berminggu-minggu terapung di laut.
Dilaporkan bahwa lebih dari satu juta warga Rohingya yang tinggal di kamp-kamp pengungsi luas di Bangladesh selatan. Mayoritas kabur dari Myanmar pada akhir 2017 silam setelah menyelamatkan diri dari kekejaman militer, yang mana oleh PBB Myanmar dianggap telah melakukan genosida.
Pihak Myanmar membantah tudingan PBB terkait genosida tersebut, mereka mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan untuk memberi hukuman bagi para pemberontak yang menyerang pos-pos keamanan di beberapa wilayah.
Bertahun-tahun muslim Rohingya berusaha kabur dari kekejaman yang mereka alami di Myanmar, juga jeratan kemiskinan yang mereka hadapi di Bangladesh untuk melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke selatan sambil berharap dapat mencapai Thailand datu Malaysia.
Lima tahun lalu, ratusan orang Rohingya dinyatakan tewas ketika ada penindakan keras di Thailand yang menyebabkan penyelundup meninggalkan warga Rohingya di laut. Padahal PBB telah meminta untuk mengizinkan kapal-kapal mendarat, namun pemerintah negara-negara di Asia Tenggara semakin memperketat perbatasan mereka dikarenakan tengah terjadi pandemi.
Baca Juga : ISIS Tumbang, Dunia Dihadapkan Permasalahan Baru: Luapan Pengungsi dan Krisis Kemanusiaan!
Bulan lalu Malaysia telah melakukan pengusiran terhadap kapal yang diduga membawa 200 oengugsi Rohingya. Negara tersebut juga menangkap beberapa warga Rohingya yang dicurigai melakukan perdagangan ilegal.