Pria Ini Sembunyikan Jasad Ayahnya di Rumah, Alasannya Takut Ditinggal Sendirian

Ilustrasi jasad | www.inews.id

Ada perasaan lega yang ia rasakan ketika polisi datang.

Para penghuni apartemen di Adachi Ward, Jepang, resah karena bau busuk yang berasal dari sebuah kamar yang ditinggali oleh dua orang laki-laki yakni, ayah (91) dan anak (61). Para penghuni yang mencium bau mulai curiga ada sesuatu yang tak beres. Mereka sepakat melapor polisi.

Setibanya polisi di kamar itu, awalnya sang pemilik kamar menolak untuk digeledah. Polisi tak diberi izin masuk. Setelah negosiasi, polisi akhirnya tetap mendesak masuk.

Di dalam apartemen, polisi pun menemukan mayat yang membusuk. Sang ayah ternyata telah meninggal, dan diperkirakan disimpan di apartemen selama 24 hari oleh sang anak. Dilansir dari Okezone, berikut adalah sejumlah faktanya.

1.

Bukan pembunuhan, sang ayah diduga meninggal karena lanjut usia

meninggal karena lanjut usia | news.okezone.com

Berdasarkan penyelidikan polisi, ini bukan kasus pembunuhan. Sang ayah meninggal karena sudah tua. Kasus ini menjadi masalah hukum lantaran sang anak yang juga berusia lanjut, 61 tahun, enggan memberitahu soal kematian ayahnya kepada siapa pun.

Baca juga: Mahasiswi UIN yang Dibunuh Pacar Sempat Tulis Puisi dan Gambar Pilu

2.

Mereka telah berpuluh tahun hidup bersama

Mereka telah berpuluh tahun hidup bersama | www.halodoc.com

Mereka telah tinggal di sana sejak sang anak masih berusia sekolah dasar. Ketika dia berusia 20 tahun, sang ibu meninggal karena kanker. Sejak saat itu sang anak pun hidup berdua dengan sang ayah selama hampir 40 tahun.

Sang anak memilih tidak bekerja. Selama ini ia mengurus rumah, memasak, mencuci, dan pekerjaan rumah lainnya. Sang anak seperti menggantikan peran ibunya meninggal.

Selama 30 tahun, keduanya hidup hidup dari pensiun ayahnya. Namun, kesehatan sang ayah memburuk sejak Juli tahun ini.

Baca juga: Sebelum Meninggal, Orang-orang Ini Menulis Surat Wasiat yang Aneh

3.

Akhirnya, sang ayah meninggal pada suatu pagi di akhir Juli

Akhirnya, sang ayah meninggal pada suatu pagi di akhir Juli | www.tribunnews.com

Suatu pagi di akhir Juli, sang anak terbangun oleh napas berat ayahnya. Dia melihat dada ayahnya bergerak naik dan turun, tetapi pernapasannya lebih lemah. Tak lama, ayahnya pun meninggal. Seketika putranya menyadari bahwa satu-satunya teman selama sekitar 40 tahun telah tiada.

4.

Namun, ia memilih mengurus mayat itu di apartemennya

Ilustrasi tempat tinggal di Jepang | kumparan.com

Ia tidak memberi tahu siapa pun, termasuk polisi, bahwa ayahnya telah meninggal. Ia memilih mengurus mayat ayahnya di apartemen. Hal ini berlangsung selama 24 hari. Setiap hari ia memandikan mayat ayahnya, dan mengganti piama seolah ayahnya masih hidup.

Baca juga: Usianya Capai 107 Tahun, Nenek Ini Ngaku Tidak Menikah Bikin Umurnya Panjang

Ketika mayat ayahnya mulai mengeluarkan cairan, ia setia mengelapnya setiap hari. Memberinya parfum agar tidak tercium busuk. Ia pun mulai menutup lubang kuping, atau hidung ayahnya karena serangga seperti kecoak mulai sering masuk ke dalam mayat ayahnya itu.

5.

Alasannya, ia tak mau tinggal sendirian

Alasannya, ia tak mau tinggal sendirian | www.inews.id

Ketika ditanya mengapa dia tidak memberi tahu siapa pun tentang kematian ayahnya itu, ia mengatakan dia takut tinggal sendirian.

“Saya takut membayangkan sendirian. Aku ingin dia tinggal bersamaku. Saya tidak bisa memanggil ambulans karena saya takut bahwa saya akan benar-benar sendirian jika saya membuat laporan dan ayah saya dibawa pergi,” ujarnya.

Tetapi ketika tubuh ayahnya mulai membusuk dengan lebih parah, sejujurnya ia merasa bahwa telah melakukan sesuatu yang buruk.

Artikel Lainnya

Maka, meskipun pada awalnya ia menolak untuk menunjukkan bagian dalam apartemen, namun ada perasaan lega yang ia rasakan ketika polisi datang. Kini, pengadilan Distrik Tokyo mempermasalahkan kasus ini karena pria itu tidak melaporkan dan memindahkan mayat tersebut. Ia tidak membantah tuduhan itu. Namun, pengacaranya meminta keringanan hukuman.

Tags :