Gokil! Modal Belajar dari Sosial Media, Prajurit TNI Ini Fasih Bicara 7 Bahasa Asing
19 April 2021 by Dea DezellyndaHanya bermodal internet, prajurit TNI Kopda Hardius berhasil kuasai 7 bahasa asing
Anggota TNI Kopda Hardius menarik perhatian netizen berkat kemampuannya dalam menguasai 7 bahasa asing. Anggota Kodim 0111/ Bireuen ini menguasai bahasa Inggris, Itali, Jerman, Portugis, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Berkat kemampuannya itu, Hardius sampai diundang ke sebuah acara talkshow televisi swasta.
Dalam acara tersebut, Hardius unjuk gigi kemampuannya dalam berbahasa asing. Hardius terlihat fasih dalam berbicara 7 bahasa. Ia mengaku jika dirinya belajar bahasa asing hanya dari media sosial saja.
Sering pergi ke warnet
Dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (4/10), hanya lulusan sekolah menengah atas, Kopda Hardius Rusman personel Kodim 0111/Bireun punya prestasi mentereng yang tak semua prajurit TNI kuasai.
Tak main-main, Hardius terbukti menguasai 7 bahasa asing di antaranya bahasa Inggris, Itali, Jerman, Portugis, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Pria berusia 34 tahun itu memulai belajar bahasa asing sejak SMA. Hardius saat itu mendalami bahasa Inggris di sekolah ditambah berlatih sendiri.
Baca juga: Demi Tugas Para Prajurit TNI Tidur di Atas Pohon, Netizen: Totalitas!
Pada tahun 2007 hingga 2011, ia memulai belajar bahasa Jerman dan Prancis. Ia mengaku belajar secara otodidak melalui internet. Hardius rela pergi ke warnet untuk belajar bahasa asing karena akses internet saat itu belum seperti sekarang.
“Saya hanya belajar melalui media sosial, seperti Google Translate, Facebook, WhatsApp, Messenger, dan jejaring sosial lainnya,” ujar Kopda Hardius dikutip dari Tribunnews.com.
Belajar dari media sosial
Hardius mengaku belum pernah sama sekali pergi ke luar negeri atau bertugas ke luar negeri. Namun berkat berkembangnya teknologi internet sangat memudahkan dirinya untuk semakin memperdalam bahasa asing secara otodidak.
Baca juga: Ngeri! Jokowi Bentuk Pasukan 'Super Elit' yang Dapat Beroperasi Sampai Luar Negeri
“Saya belum pernah bertugas ke luar negeri, saya juga belum pernah jalan-jalan ke luar negeri, saya hanya berselancar lewat dunia maya,” ujar Hardius.
Hardius kerap menghubungi rekannya yang merupakan warga negara asing dan mengajaknya mengobrol. Menurut Hardius berbicara langsung dengan native speakers sangat membantu dirinya untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing. Saat berbicara dengan native speakers, Hardius bisa tahu di mana letak kesalahannya dan langsung dikoreksi rekannya.
“Saya memang hampir tiap hari menyempatkan diri berbicara sekitar tiga puluh menit dengan teman-teman dari berbagai negara secara bergantian dalam tujuh bahasa asing yang saya kuasai,” bebernya.
Baca juga: Panglima TNI Fasih Bicara Prancis Saat Wawancarai Taruna Akmil, Netizen: Panglima Kita!
Dampingi para istri atase dari 22 negara
Kopda Hardius menarik perhatian masyarakat hingga diundang ke sebuah acara talkshow televisi swasta. Dalam acara tersebut, Hardius unjuk gigi dengan memperkenalkan diri menggunakan 7 bahasa asing.
Salah seorang penerjemah bahasa asing yang juga dihadirkan dalam acara tersebut mengatakan jika bahasa asing yang diucapkan Hardius memang benar. Hal ini membuktikan bahwa Hardius memang ahli menguasai 7 bahasa.
Baca juga: Alami Kelainan Mental, Orangtua Kurung Bocah 12 Tahun di Kandang Ayam
Tak hanya itu, Hardius pernah ditunjuk untuk mendampingi rombongan istri dan keluarga atase militer 22 negara yang berkunjung ke Aceh dan Sabang pada Selasa (6/8/19) lalu.
Kemampuan Hardius menarik perhatian para istri atase militer. Ia bahkan dibanjiri pujian. Dengan menggunakan bahasa asing, Hardius mengaku lebih leluasa dalam memperkenalkan budaya Aceh.
“Kepada para ibu atase militer dari 22 negara itu, saya lebih banyak mempromosikan Aceh. Jujur saya sangat sayang dengan Aceh,” pungkas Hardius.
Hardius mengaku pernah dianggap orang gila setiap berbicara dengan bahasa asing. Saat ini Hardius bisa membuktikan pada masyarakat bahwa dirinya memang menguasai 7 bahasa asing. Hardius memiliki mimpi untuk bisa diberangkatkan dinas ke luar negeri seperti Lebanon dan juga ke Kongo.